Pengaruh Bahan Organik BO terhadap Unsur-unsur Mikro Tercuci

80 BO di Area Suksesi. Namun dengan meningkatnya waktu pencucian, unsur mikro tercuci mengalami penurun lebih rendah dibandingkan pada awal pencucian. 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 Ju m lah T e r c u ci m g B erp as ir B er lem pung ka sar Be rd eb u ka sa r Ber pas ir Be rde bu kas ar Ber le m pung hal us Area Reklamasi Area Suksesi Perlakuan BO Minggu-4 Unsur Mikro pada Contoh Air Fe Mn Cu Zn 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 J u m la h T ercu ci m g Be rp as ir Be rlem pun g k as ar Be rd eb u ka sa r B er pas ir Be rd eb u ka sa r Be rle m pu ng hal us Area Reklamasi Area Suksesi Perlakuan BO Minggu-8 Unsur Mikro pada Contoh Air Fe Mn Cu Zn 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 J u m la h T ercu ci m g Be rp as ir B er lem pu ng k asa r B er debu kas ar B er pas ir B er debu kas ar B er lem pu ng h al us Area Reklamasi Area Suksesi Perlakuan BO Minggu-12 Unsur Mikro pada Contoh Air Tercuci Fe Mn Cu Zn Gambar 19b . Unsur Mikro dari Contoh Air pada Perlakuan Bahan Organik Pengamatan Minggu ke-4, 8, 12

4.2.5 Pengaruh Bahan Organik BO terhadap Unsur-unsur Mikro Tercuci

Jumlah unsur mikro tercuci yang terukur pada contoh air relatif lebih rendah pada perlakuan dengan BO dibandingkan perlakuan tanpa BO. Pada Gambar 19a-b terlihat bahwa jumlah Mn dan Fe tercuci agak meningkat pada partikel berdebu kasar dan berlempung halus di Area Suksesi. Berbeda dengan jumlah Cu dan Zn tercuci agak meningkat pada partikel berpasir di Area Reklamasi pada minggu ke-4, kemudian menurun menurut waktu pencucian. Sementara jumlah Mn tercuci meningkat hingga minggu ke-8, kemudian menurun menurut waktu pencucian. Pada perlakuan tanpa BO ditemukan bahwa jumlah Mn tercuci agak meningkat dibandingkan perlakuan dengan BO. Jumlah Mn tercuci lebih tinggi ditemukan di Area Suksesi daripada Area Reklamasi. Pada minggu ke-4 dan ke-8 di Area Reklamasi , jumlah Mn tercuci adalah 0.33-0.60 mg berpasir, 0.68-0.95 mg berlempung kasar, dan 2.29-1.94 mg berdebu kasar, sementara di Area Suksesi 81 adalah 3.25-4.69 mg berpasir, 5.44-5.19 mg berdebu kasar, dan 5.19-6.96 mg berlempung halus. Jumlah Mn tercuci ini kemudian menurun pada minggu ke-12, yaitu 0.17 mg berpasir, 0.42 mg berlempung kasar, dan 1.21 mg berdebu kasar di Area Reklamasi, sedangkan di Area Suksesi, yaitu 2.28 mg berpasir, 1.67 mg berdebu kasar, dan 2.62 mg berlempung halus. Hal ini sesuai dengan pendapat Smith dan Paterson 1995 bahwa Mn 2+ jarang melebihi 10 mgl larut air pada tanah alkali. Dibandingkan dengan ketiga unsur mikro lainnya, Mn lebih mobile, sehingga lebih mudah larut. Berbeda dengan Cu, Fe, dan Zn tercuci lebih rendah dibandingkan Mn selama percobaan 3 bulan. Rendahnya ketiga unsur mikro ini tercuci terutama disebabkan oleh pH tailing sebagai penyangga buffer. Nilai pH 7 menyebabkan unsur mikro dalam bentuk tidak tersedia, sehingga cenderung lebih rendah di larutan tanah. Sementara Fe relatif stabil dan tidak mudah tercuci karena reduksi besi ferri menjadi ferro cenderung rendah ketika pH netral - agak alkali. Namun secara alami sebagian besar Fe dilepaskan selama proses pelapukan mineral primer sebagai Fe 2+ terlarut Taylor, 1987. Ketersediaan Fe juga sangat bergantung pada sifat tanah dan mencapai konsentrasi tertinggi bila tanah mengandung bahan organik dan total Fe tinggi. Di ModADA, kandungan bahan organik tinggi umumnya ditemukan pada lapisan permukaan, kemudian menurun drastis pada lapisan-lapisan di bawahnya. Walaupun total Fe tinggi di ModADA, namun karena kandungan bahan organik rendah dan pH ≥ 7, sehingga proses pelepasan Fe 2+ lebih rendah, akibatnya ketersediaan Fe 2+ lebih rendah daripada Mn 2+ yang lebih mobile. Havlin et al. 1999 menyatakan bahwa untuk setiap unit peningkatan pH, maka konsentrasi Fe 3+ menurun 1000 kali, sedangkan Fe 2+ menurun 100 kali. 82

4.2.6 Kesimpulan