114 alam Timika, terutama Pandanus sp hingga ketinggian 2700 m dpl. Sementara C.
equisetifolia dapat tumbuh dan beradaptasi pada lahan-lahan marginal yang miskin
hara dan berpasir Duever, 2004, termasuk di Area Reklamasi bagian utara ModADA.
Berbeda dengan Area Reklamasi, terutana di bagian utara yang memiliki keterbatasan air dan kandungan bahan organik lebih rendah, sehingga oleh PTFI
diawali dengan penanaman Calopogonium muconoides Legum untuk memperbaiki kesuburan tanah sebelum ditanam dengan tanaman tingkat tinggi, seperti
C.equisetifolia dan Pometia pinnata. Menurut Dogbe 1998, bahwa Legum dapat
meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Sementara C. equisetifolia merupakan vegetasi pohon setelah C. muconoides yang dominan di ModADA. Tanaman ini lebih
menyukai tanah berpasir, bergaram, berkapur, batuan, volkanik, granitik, atau tanah miskin hara dengan kisaran pH 5-7.7 Duever, 2004. C. equisetifolia mampu tumbuh
pada kondisi lahan berpasir dengan kedalaman air tanah dalam hingga agak dangkal, juga ditemukan pada partikel berpasir hingga berlempung kasar di Area Reklamasi. C.
equisetifolia merupakan spesies pohon yang dapat berasosiasi dengan mikroba tanah
untuk memfiksasi nitrogen dari atmosfer, sehingga dapat tumbuh pada bahan pasir yang hampir steril, tanah terkontaminasi, dan tailing.
5.4 Hubungan antara Unsur Mikro dan Vegetasi di ModADA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cu meningkat dan cenderung terakumulasi pada lapisan-lapisan bawah, terutama di bagian selatan ModADA. Di
Area Suksesi, Cu adalah 700 mgkg pada partikel berdebu kasar PS-3 horison bawah ACg4, PS-4 horison bawah Cg4 : 1000 mgkg, dan berlempung halus PS-5 horison
bawah ACg2 : 800 mgkg. Sementara di Area Reklamasi, Cu lebih rendah dibandingkan di Area Suksesi. Kecenderungan Cu agak meningkat hanya pada
beberapa lapisan bawah partikel berpasir, dan terakumulasi pada partikel berdebu kasar dan berlempung halus di bagian selatan.
Reuther et al. 1975 melaporkan bahwa secara alami total Cu di antara tanah lempung dan liat adalah 10 - 200 mgkg. Nilai ini sangat rendah dibandingkan Cu
terekstrak DTPA di ModADA. Namun dari hasil analisis jaringan tanaman oleh PTFI belum ditemukan gejala toksik atau stress pada pertumbuhan vegetasi terhadap Cu
maupun unsur mikro lainnya di ModADA. Forbes 1917 menyatakan bahwa tingkat toksik Cu dalam larutan tanah menyebabkan pertumbuhan menurun, klorosis pada
115 daun, produksi abnormal, dan perkembangan akar kerdil yang ditemukan pada
jagung, buncis, dan labu. Reuther et al. 1975 melaporkan bahwa Cu terlindungi di sebagian besar tanah pada kisaran pH 7-8, dan kurang terlindungi pada pH 6 hingga
masam. Dilaporkan juga bahwa pengapuran tanah hingga pH 6 dapat mengurangi toksisitas Cu, termasuk Fe, Mn, dan Zn.
Dihubungkan dengan pertumbuhan vegetasi di ModADA, maka kisaran pH ≥
7-8 merupakan faktor pembatas terhadap unsur-unsur mikro tersedia. Oleh karenanya Cu, Fe, Mn, dan Zn dalam bentuk tidak tersedia bagi tanaman ketika pH netral - agak
alkali. Selain itu nilai KTK rendah dan partikel tanpa struktur yang masih mendominasi sebagian besar lapisan bawah menyebabkan unsur mikro mudah tercuci,
sehingga Cu dan Fe ditemukan lebih tinggi pada lapisan-lapisan bawah yang tidak terjangkau oleh perakaran vegetasi. Oleh karenanya secara visual, gejala toksik tidak
ditemukan pada sebagian besar vegetasi alami maupun reklamasi di ModADA.
116
VI. KESIMPULAN UMUM DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Umum