99
4.3.5 Kesimpulan
1.
Area ModADA Mile 28-21 diklasifikasikan sebagai ordo Entisol A - C,
sedang mengalami perkembangan terutama pada horison permukaan dan telah terbentuk struktur tanah, perubahan warna, serta kadar C-organik agak meningkat,
sedangkan horison bawah penciri belum terbentuk. 2.
Perkembangan horison bawah penciri belum terbentuk di Area Reklamasi bagian
utara Mile 28-26, karena didominasi partikel berpasir dan kedalaman air tanah dalam 100 cm dari permukaan tanah, sehingga perpindahan partikel dan
pelapukan mineral relatif terhambat. 3.
Di Area Suksesi dengan kedalaman air tanah dangkal 50 cm dari permukaan
tanah, perkembangan horison bawah penciri cenderung terhambat karena sering tergenang air.
4.
Pada tingkat famili, Area Suksesi diklasifikasikan Typic Endoaquent dengan ukuran partikel berpasir PS-1, berdebu kasar PS-2, PS-3, PS-4, dan
berlempung halus PS-5, serta kelas mineralogi campuran dan regim suhu
isohipertermik .
5.
Pada tingkat famili, Area Reklamasi diklasifikasikan Typic Udorthent dan berpasir
IPR-4, IPR-6, IIPR-1, IIIPR-2, IVPR-5, VPR-3, VIPR-9, Aquic Udorthent
dan berpasir IPR-8, Aquic Udorthent dan berlempung kasar VIPR-7, Aquic Udorthent dan berdebu kasar VIPR-10, Typic Epiaquent dan
berdebu kasar Mile 21.5, Typic Epiaquent dan berlempung kasar Mile 21,
serta kelas mineralogi campuran dan regim suhu isohipertermik.
100
V. PEMBAHASAN UMUM
Secara umum dari tahapan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV dapat dinyatakan bahwa : 1. Karakteristik morfologi, fisik, kimia, dan mineralogi
tanah yang terbentuk dari tailing masih dipengaruhi oleh karakteristik bahan induk, dikategorikan ordo Entisol, yaitu tanah yang baru berkembang karena masa akhir
pengendapan tailing berakhir sekitar 8 - 20 tahun; 2. Ukuran partikel tailing akibat pelapukan fisik mempengaruhi proses pelapukan mineral primer dan perkembangan
tanah; 3. Tanah yang berkembang dari tailing memperlihatkan karakteristik spesifik terhadap kandungan unsur makro-mikro tersedia dan vegetasi yang telah tumbuh di
atasnya. Beberapa faktor utama yang berperan terhadap pembentukan tanah di
ModADA sebagai berikut.
5.1 Proses Pengendapan Tailing di ModADA
Sebagian besar tanah di ModADA berasal dari bahan tailing yang dikeluarkan dari Mile 74. Hal ini terlihat pada pemantauan ukuran partikel dari contoh tailing yang
diambil di Jembatan sungai Otomona Mile 40, sebelum tailing memasuki ModADA memiliki ukuran partikel berkisar antara 38-150 µm adalah 80, disajikan pada
Tabel 11 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel tailing di ModADA
Mile 28-21 termasuk dalam kisaran tersebut dengan variasi ukuran partikel, yaitu 2 µm liat, 2 - 50 µm debu, dan 50 µm - 2 mm pasir.
Sementara ukuran partikel ≥ 500 µm pada sebagian besar lapisan dari profil
pewakil di bagian utara diduga berasal dari batuan dan kerikil yang terikut dari sungai Ajkwa dan sungai Otomona sebelum tailing memasuki ModADA. Partikel kasar
hanya ditemukan di bagian utara Area Reklamasi, yaitu IPR-4 dan IPR-6. Fenomena ini terjadi karena letak lokasi dari kedua profil pewakil ini berdekatan dan sejajar
dengan aliran sungai Ajkwa, sehingga dimungkinkan partikel berukuran kerikil dan batuan kecil terikut bersama aliran tailing dan mengendap pada lokasi tersebut.
Berbeda dengan profil pewakil di Area Suksesi tidak ditemukan partikel berukuran ≥ 500 μ karena lebih jauh dari sungai Ajkwa.