11
BAB II KAJIAN TEORI
Kajian teori merupakan komponen yang penting dalam suatu penelitian, karena kajian teori dapat menjadi dasar teoritik guna memperkuat kerangka teori dan hipotesis
yang dibuat. Dalam bab ini akan diuraikan kajian teori yang mendasari penelitian, yaitu : 1 penelitian terdahulu, 2 konsentrasi belajar, 3 layanan bimbingan kelompok, 4
meningkatkan konsentrasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok, dan 5 hipotesis.
2.1 Penelitian Terdahulu
Suatu peneilitian dituntut adanya data-data yang relevan untuk mendukung suatu hasil yang diharapkan. Berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang relevan
tentang upaya meningkatkan konsentrasi belajar melalui berbagai teknik : 1 Penelitian Handy Susanto yang dimuat di Jurnal pendidikan Penabur
Hasil dari penelitian yang berjudul “Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa” yaitu konsentrasi dapat ditingkatkan
melalui modalitas belajar siswa karena pada dasarnya konsentrasi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah modalitas belajar visual, audiotorial,
kinestetik yang menentukan bagaimana siswa memproses setiap informasi yang diterimanya. Kejelian memperhatikan modalitas belajar serta kreativitas guru dalam
mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya akan meningkat pula Susanto,
2006: 46.
2 Penelitian Skripsi Nungki Nofita Sari UNNES Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Nungki Nofita Sari yang berjudul
“Upaya Mengatasi Gangguan Konsentrasi Belajar Melalui Konseling Behavior Menggunakan Teknik Self Management Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 23
Semarang Tahun 2012” menunjukan bahwa konseling behavior dengan teknik self management efektif mengatasi masalah gangguan konsentrasi belajar. Berdasarkan
hasil pre test dan post test yang ada menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa kelas VII A SMP Negeri 23 Semarang yang mengalami gangguan konsentrasi belajar
setelah dilakukan konseling behavior dengan teknik self management Sari, 2012: viii.
3 Penelitian Skripsi Dirgantoro UKSW Penelitian yang dilakukan oleh Dirgantoro 2012: 32 mengenai efektifitas
layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Kristen Purwodadi menghasilkan bahwa layanan bimbingan kelompok
efektif secara signifikan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa dengan p = 0,029 ≤ 0,050.
4 Robert Altobello SUNY Empire State College, 2007 dalam Journal of Transformative Education October 2007 vol. 5 no. 4 354-371 menyatakan bahwa:
The author shows in this article how a traditional-Asian contemplative and mediation practice can be used to increase concentration and
learning. The author introduces a model of higher learning that captures a traditional linear paradigm of how higher learning unfolds.
He then argues that effective use of that paradigm presupposes that students possess well-honed skills in concentration and contemplation,
but that they often do not possess them. Thus, educators at least those of us who use versions of the traditional paradigm need to broaden
curricula to include methods of learning that develop and polish these essential skills. As support, the author develops an argument for the
importance of concentration and contemplation as foundational academic competencies. Finally, he introduces a demystified version o
a traditional
Meditationcontemplative practice —the author’s lesson in learning to
learn —and argues that use of this model can enchance the
development of mature academic skills. Penelitian tersebut menyatakan bahwa tradisi kontemplatif Asia dan praktik
mediasi dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Penelitian memperkenalkan model pendidikan tinggi yang menangkap paradigma linear tradisional
tentang bagaimana pendidikan tinggi dijalankan. Peneliti kemudian berpendapat bahwa penggunaan efektif yang mengandaikan paradigm bahwa siswa mengasah keterampilan
dalam konsentrasi dan kontemplasi yang baik, tetapi mereka sering tidak memilikinya. Dengan demikian, pendidik setidaknya mereka yang menggunakan versi dari paradigm
tradisional perlu memperluas kurikulum untuk mencakup metode pembelajaran yang mengembangkan keterampilan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian di atas, terdapat beberapa upaya yang berbeda yang digunakan untuk membantu meningkatkan konsentrasi belajar dan dengan
hasil yang berbeda-beda pula yaitu melalui optimalisasi modalitas belajar siswa, konseling behavior dengan teknik self management, penggunaan teknik bimbingan
kelompok serta tradisi kontemplatif Asia dan praktik mediasi. Pada kesempatan kali ini peneliti mencoba melakukan penelitian yang serupa namun dengan objek yang berbeda.
Bila penelitian sebelumnya telah ada yang menunjukkan bahwa penggunaan bimbingan kelompok pada siswa kelas XI efektif untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Berbeda
dengan penelitian tersebut, penelitian kali ini berupa upaya meningkatkan konsentrasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok dengan sasaran yaitu siswa SD kelas VI di
SD Negeri 2 Karangcegak. Objek penelitian merupakan siswa SD yang masih tergolong anak-anak. Mereka
cenderung bertingkahlaku sesuai keinginannya sendiri, padahal mereka seharusnya harus mencapai tugas perkembangan yang salah satunya adalah memperoleh sejumlah konsep
yang diperlukan untuk berpikir efektif. Berdasarkan hal tersebut peneliti optimis bahwa bimbingan kelompok juga dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar
siswa sekolah dasar.
2.2 Konsentrasi Belajar