sikap dari para anggotanya tentang sesuatu yang akan dicapai, e klarifikasi, semua aturan-aturan yang ada di dalam kelompok harus betul-betul jelas. Jelas mana yang dapat
disampaikan secara terbuka dan mana yang cukup rahasia serta batas mana tingkat kerahasiaan sesuatu, dan f komunikasi, di dalam kelompok harus jelas semua
komunikasi lengkap dengan salurannya.Jika datang dari atas informasiinstruksi harus jelas melalui saluran mana. Demikian juga dari bawah ke atas aspirasi harus jelas
sampai mana aspirasi itu harus sampai. Sebab ada hal-hal tertentu yang tidak harus sampai ke bawah betul. Sebaliknya ada hal-hal tertentu yang tidak harus sampai pada top
pimpinan betul. Justru di sini antara lain letak dari dinamika kelompok.
2.3.7 Asas Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno 2004: 13-15 dalam bimbingan kelompok terdapat beberapa asas, diantaranya asas kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan dan keterbukaan, kekinian, dan
kenormatifan juga asas keahlian. 1 Asas kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok hendaknya menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui oleh anggota kelompok dan tidak
disebarluaskan ke luar kelompok. 2 Asas kesukarelaan
Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau dipaksa oleh teman lain atau pemimpin kelompok.
3 Asas kegiatan dan keterbukaan Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran, tentang apa
saja yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu. 4 Asas kekinian
Yaitu memberikan topik atau materi yang dibahas bersifat aktual dan hal-hal yang terjadi sekarang.hal-hal yang direncanakan sesuai dengan kondisi sekarang.
5 Asas kenormatifan Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma dan kebiasaan yang berlaku. 6 Asas keahlian
Yaitu diperlihatkan oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan kelompok dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan secara keseluruhan.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa asas dalam pelaksanaan bimbingan kelompok sangat penting dan sngat diperlukan guna kelancaran dan keefektifan
pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam hal ini pemimpin kelompok membantu mengarahkan anggotnya dalam penerapan asas-asas demi keberhasilan suatu layanan
bimbingan kelompok.
2.3.8 Evaluasi kegiatan bimbingan kelompok
Penilaian atau evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan oleh anggota berguna.
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana Prayitno, 1995: 81. Setiap pertemuan,
pada akhir kegiatan pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, minat,dan sikapnya tentang sesuatu yang
telah dilakukan selama kegiatan kelompok yang menyangkut isi maupun proses. Selain itu anggota kelompok juga diminta mengemukakan tentang hal-hal yang paling berharga
dan sesuatu yang kurang di senangi selama kegiatan berlangsung. Penilaian atau evaluasi dan hasil dari kegiatan layanan bimbingan kelompok ini
bertitik tolak bukan pada kriteria “benar atau salah”, tetapi berorientasi pada perkembangan, yakni mengenali kemajuan atau perkembangna positif yang terjadi pada
diri anggota kelompok. Prayitno 1995: 81 mengemukakan bahwa penilaian terhadap
layanan bimbingan kelompok lebih bersifat “dalam proses”, hal ini dapatdilakukan melalui:
1. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama
kegiatanberlangsung. 2.
Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas
3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok,
danperolehan anggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka.
4. Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok
tentangkemungkinan kegiatan lanjutan. 5.
Mengungkapkan tentang
kelancaran proses
dan suasanapenyelenggaraan layanan.
2.4 Meningkatkan Konsentrasi Belajar Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok
Siswa pada dasarnya membutuhkan konsentrasi ketika ia harus mendegarkan guru disaat menyampaikan materi, siswa dituntut untuk mampu memahami inti dari
materi yang disampaikan gurunya. Ketika memahami kata perkata tentu harus paham betul arti kata yang di maksud, pendengaran siswa harus mampu menyerap apa yang
disampaikan guru sehingga maksud dan tujuannya sampai. Ketika siswa memahami dengan pendengaran dan mampu mengerti apa yang dimaksud dengan bersungguh -
sungguh mendegar serta memperhatikannya dengan sungguh-sungguh maka itu dinamakan konsentrasi. Pada saat berkonsentrasi bisa jadi terganggu dengan suara bising
kendaraan, orang bicara dengan suara keras ataupun jika siswa sedang ada masalah sehingga siswa tak dapat berkonsentrasi dengan baik. Dan masalah seperti ini bisa
menjadi kebiasaan bila siswa tak berlatih konsentrasi dengan baik. Untuk itu memang perlu adanya pelatihan konsentrasi secara terus menerus dan belajar konsentrasi dengan
baik. Menurut Slameto 2010: 87 Konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap
belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia,