ke Kecamatan dan ke Kabupaten dibandingkan letak Desa-Desa lain di Kecamatan Cijeruk. Karena letaknya yang dekat sehingga memudahkan
melakukan kegiatan perdagangan.
Tabel 9. Jumlah Penduduk Desa Tajurhalang Menurut Mata Pencaharian, 2005 No
Jenis Mata Pencaharian Jumlah Jiwa
Persentase 1
Pertanian dan Peternakan 1.454
46,84 2
Konstruksi 109
3,51 3
Perdagangan,hotel,dan restauran 1.203
38,75 4
Angkutan 144
4,63 5
Jasa-jasa lainnya 194
6,25 Total
3.104 100
Sumber : Monografi Desa Tajurhalang, 2005
5.2. Gambaran Usaha Ternak Sapi diDesa Tajurhalang 5.2.1. Umur
Secara keseluruhan umur peternak sapi perah di Desa Tajurhalang, kecamatan Cijeruk , Kabupaten Bogor rata-rata berusia antara 35-40 tahun. Dari
28 peternak yang menjadi menjadi anggota Koperasi Peternak Susu KPS, terdapat sebanyak 18 orang yang berusia antara 35-40 tahun, sebanyak 8 orang
berusia diatas 40 tahun dan sebanyak 2 orang berusia dibawah 35 tahun. Sedangkan Usia dari 9 peternak yang menjadi responden, sebanyak 5 orang
berusia diantara 35-40 tahun, sebanyak 3 orang berusia diatas 40 tahun dan hanya 1 orang yang berusia dibawah 35 tahun.
5.2.2. Pendidikan
Pengelompokan peternak menurut pendidikannya didasarkan pada jenjang pendidikan yang telah dilalui peternak. Peternak sapi perah di Desa Tajurhalang
sebagian besar hanya berpendidikan SD. Jumlah peternak yang hanya menempuh pendidikan sekolah dasar sebanyak 20 orang, yang menempuh pendidikan SLTP
sebanyak 5 orang dan sebanyak 3 orang sudah menempuh pendidikan SMU. Sedangkan dari peternak yang menjadi responden sebanyak 4 orang hanya
pendidikan SD, sebanyak 2 orang pendidikan SLTP dan 2 orang sudah berpendidikan SMU. Para peternak di Desa Tajurhalang untuk melakukan usaha
peternakannya kebanyakan hanya berdasarkan pengalaman yang sudah diwariskan secara turun temurun tanpa melalui pendidikan formal tentang peternakan sapi
perah. Rendahnya tingkat pendidikan peternak ini dikarenakan para peternak
tidak mampu membiayai untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan keadaan yang terjadi dilapangan, untuk menutupi kekurangan
mereka dalam hal pendidikan, para peternak tersebut mengikuti penyuluhan- penyuluhan dan beberapa pelatihan untuk menutupi kekurangan mereka dalam hal
usaha ternak sapi perah, sehingga hal ini tentunnya akan membantu mereka untuk mendapatkan informasi mengenai ternak sapi perah. Akan tetapi saat ini para
peternak sudah mulai menyadari pentingnnya pendidikan bagi anak-anak mereka, hal ini terlihat dari keinginan peternak untuk menyekolahkan anak-anaknya
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
5.2.3. Pengalaman Beternak
Tingkat pengalaman beternak di Desa Tajurhalang relatif lama yaitu berkisar 10-15 tahun. Jumlah peternak yang memiliki pengalaman beternak sapi
perah selama 10-15 tahun sebanyak 22 orang, sedangkan yang memiliki pengalaman beternak selama kurang dari 10 tahun hanya 1 orang dan yang
memiliki pengalaman beternak sapi perah selama lebih dari 15 tahun sebanyak 5 orang. Dari 9 responden sebanyak 6 orang memiliki pengalaman beternak selama
10-15 tahun, sebanyak 2 orang memiliki pengalaman beternak lebih dari 15 tahun dan hanya 1 orang yang memiliki pengalaman beternak kurang dari 10 tahun. Para
peternak responden biasannya memang menjalankan usaha ternaknya berdasarkan pengalaman yang diperolehnya selama bertahun-bertahun secara turun temurun.
Para peternak yang baru memulai usahannya jumlahnya Hanya sedikit dari total peternak di Desa Tajurhalang.Tetapi peternak baru
tersebut berusaha mendapatkan masukan – masukan dari para peternak yang lebih berpengalaman. Selain pengalaman yang dimiliki peternak, mereka juga
mendapatkan informasi- informasi mengenai pengembangan usaha ternak sapi perah melalui penyuluhan dan pelatihan yang diberikan oleh Koperasi Peternakan
Susu KPS.
5.2.4. Jumlah Kepemilikan Sapi Perah
Jumlah sapi perah yang diniliki oleh masing- masing peternak di Desa Tajurhalang beragam, sapi perah yang didata dibedakan menjadi sapi laktasi dan
sapi pedet. Sapi laktasi adalah sapi perah yang sudah memproduksi sus u,
sedangkan sapi pedet adalah anak sapi atau sapi yang belum mampu menghasilkan atau memproduksi susu.
Tabel 10 Jumlah Kepemilikan Sapi Perah di Desa Tajurhalang Tahun 2000-2005 No Uraian
2000 2001 2002 2003 2004 2005
1. 2.
Laktasi Pedet betina + jantan
98 105
101 108
113 111
120 125
123 129
124 132
Jumlah 203
209 224
245 252
256 Rataan
Produksiltrekorhari 7,5
7.6 8,1
9,5 10,5 12.4
Sumber : Laporan Bulanan KPS, Tahun 2005
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa jumlah kepemilikan sapi laktasi dan sapi pedet peternak Desa Tajurhalang dari tahun 2000 sampai tahun 2005 terus
mengalami peningkatan sehingga jumlah produksi susu perhari juga terus mengalami peningkatan
5.2.5.Perkandangan
Ternak membutuhkan kandang sebagai tempat berlindung, yaitu menghindari pengaruh-pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan seperti
kepanasan dan kehujanan. Kandang juga berfungsi bagi peternak dalam memudahkan penanganan ternak dan pengawasan terhadap penyakit.
Semua peternak di Desa Tajurhalang memiliki tata letak kandang terpisah dengan rumah, namun karena terbatasnnya lahan yang disediakan, peternak
membangun kandangnya sangat berdekatan dengan rumah atau menggunakan lahan pekarangan. Sistem perkandangan adalah head to head untuk memudahkan
pemberian pakan. Kandang yang digunakan untuk sapi perah oleh peternak
berbentuk kandang permanen yang beratap genteng atau asbes dan berlantai semen. Setiap ternak memiliki tempat makan dan minumnya sendiri-sendiri.
5.2.6. Pemeliharaan Ternak
Sapi perah dipelihara secara intensif dan pada umumnya sapi perah betina dipisahkan dengan pejantan. Pedet dipelihara dalam kandang tersendiri baik untuk
pedet yang baru lahir maupun pedet yang sudah besar. Pedet yang baru lahir dipelihara dalam kandang yang beralaskan sekam aatau serbuk gergaji
menghindarkan dari kedinginan. Kegiatan memandikan sapi dilakukan bersamaan dengan membersihkan
kandang. Kegiatan ini dilakukan sebelum sapi diperah agar air susu yang diperah higienis dan terhindar dari kotoran atau bibit-bibit penyakit. Sapi diperah pada
pagi hari mulai pukul 04.00 sampai 05.00 dan siang hari sekitar puluk 14.00- 15.00.
5.2.7. Pakan
Peternak umumnya menyadari bahwa pakan yang diberikan mempengaruhi produksi susu, sehingga peternak berusaha memberikan pakan
secara baik. Pakan yang diberikan pada sapi terdiri dari pakan konsentrat yang sudah diproduksi sendiri oleh Koperasi Peternakan Susu KPS, pakan hijauan
berupa rumput-rumput yang mengandung serat kasar yang tinggi dan pakan tambahan yang dapat meningkatkan hasil produksi dari susu yang dihasilkan
berupa ampas tahu. Jenis pakan hijauan yang diberikan adalah rumput lapang, rumput gajah Pennisetum purpureum dan rumput raja Pennisetum
Purputhypoides. Pakan konsentrat yang sudah diproduksi terdapat dua jenis berdasarkan kualitas yang dihasilkan. Kualitas yang lebih bagus berjenis matuken
dengan harga per kg sebesar Rp 950 sedangan jenis pakan yang lebih rendah kualitasnya laktofeed dengan harga per kg Rp 850. Kebanyakan petani yang
memiliki jumlah sapi laktasi lebih atau sama dengan tiga ekor akan menggunakan pakan berjenis matuken sedangan peternak yang hanya memiliki jumlah sapi
laktasi kurang dari tiga ekor hanya menggunakan jenis pakan laktofeed. Desa Tajurhalang memberikan pakan hijauan dua kali sehari pada pagi dan sore hari.
Pemberian pakan penguat dilakukan setelah pemerahan pada pagi hari dan beberapa saat sebelum pemerahan pada sore hari. Jumlah rata-rata pakan hijauan
yang diberikan untuk sapi laktasi adalah 15 kgekorhari atau satu pikul perekor. Pakan penguat hanya sebagai tambahan sehingga jumlah pemberiannya lebih
sedikit.
5.2.8. Tenaga kerja
Tenaga Kerja yang digunakan dalam usaha ternak sapi perah dapat dibedakan menjadi tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga.
Peternak di Desa Tajur halang yang menggunakan tenaga kerja dalam keluarga suami, istri, dan anak sebesar 50,85 persen, sedangkan 49,85 persen peternak
rata-rata menggunakan 3 orang tenaga kerja luar keluarga. Secara umum tugas yang dikerjakan dalam usaha ternak sapi perah adalah
membersihkan kandang, mengambil hijauan, memberi pakan, memandikan ternak, memerah susu dan memberi susu pada pedet, menimbang susu. Tingkat upah
yang layak merupakan intensif bagi pekerja untuk meningkatkan kinerjannya.
5.3. Pemasaran Susu