tentang besarnya tarif dan kebijakan yang sesuai dalam meningkatkan daya saing susu nasional.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas susu sapi ? 2. Bagaimana daya saing dari produk susu Desa Tajurhalang ?
3. Bagaimana pengaruh perubahan kebijakan input output pemerintah terhadap daya saing peternakan susu sapi di Desa Tajurhalang ?
1.3. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ”Daya Saing Susu Indonesia dan Dampak Perubahan Kebijakan Pemerintah Terhadap
Komoditi Susu”. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Tajurhalang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, dengan mengambil kasus pada peternakan sapi perah
Desa Tajurhalang. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas susu sapi.
2. Menganalisis daya saing dari produk susu Desa Tajurhalang 3. Menganalisis pengaruh perubahan kebijakan inp ut output pemerintah terhadap
daya Saing peternakan sapi perah di Desa Tajurhalang.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi peternak sapi perah Desa Tajurhalang dapat memperoleh informasi dan masukan dalam upaya peningkatan produksi dan daya
saing dari susu yang dihasilkan. 2.
Bagi pemerintah merupakan bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam menetapkan suatu kebijakan yang berkaitan dengan peternakan
sapi perah. 3.
Bagi Industri Pengolahan Susu IPS dapat mengetahui informasi tentang komoditi susu yang dibeli dari Koperasi Peternak Sapi Perah
KPS. 4.
Bagi peneliti merupakan bahan referensi maupun informasi lebih lanjut untuk dapat memberikan masukan bagi peningkatkan daya saing susu
nasional. 5.
Bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan tentang komoditi susu di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkembangan populasi Sapi Perah
Menurut Hernanto dalam Marlina 2002, usaha ternak sapi perah di Indonesia secara umum dibedakan dalam dua bentuk usaha, yaitu peternakan
rakyat dan perusahaan peternakan. Peternakan rakyat merupakan usaha yang dilakukan oleh rakyat disamping usaha taninnya. Selain itu cara beternaknnya pun
masih bersifat tradisional serta jumlah sapi yang dimiliki relatif sedikit. Perusahaan peternakan merupakan peternakan yang diselengarakan dalam suatu
perusahaan secara komersial dan mempunyai izin usaha dan dalam proses produksinnya telah menggunakan teknologi baru.
Kondisi umum peternakan rakyat adalah skala usaha yang kecil, keadaan serba terbatas dan sistem pemeliharaan yang bersifat tradisional. Pada umumnya
para peternak sapi perah di Indonesia cara beternaknnya masih berdasarkan atas pengalaman-pengalaman orangtuannya dari generasi kegenerasi. Keadaan ini
sering dijumpai pada peternak-peternak yang sudah bertahun-tahun beternak sapi perah, belum mengerti teknik beternak yang baik guna mencapai keefisienan
dalam menghasilkan susu. Sedangkan perusahaan peternakan merupakan usaha komersial yang penghasilan utamannya adalah susu dan dalam berproduksi telah
menggunakan teknologi baru, untuk meraih keunt ungan sebaik mungkin. Menurut Erwidodo 1993 Peternakan sapi perah telah dimulai sejak abad
ke-19 dengan pengimporan sapi-sapi perah bangsa Ayrshire, Jersey dan Milking Shorton
dari Australia. Kemudian pada permulaan abad ke-20 disusul oleh pengimpor sapi-sapi perah Fries Holland FH dari negeri Belanda. Setelah
Indonesia merdeka, petani Indonesia meneruskan usaha sapi perah dan secara bertahap orientasi berubah kepada produksi susu sebagai hasil utamannya. Namun
kemudian, karena susu merupakan produk ya ng mudah rusak maka diperlukan penanganan lebih lanjut dari produk susu tersebut sehingga dibentuk organisasi
koperasi. Perkembangan produksi susu berkaitan langsung dengan tingkat populasi sapi perah, tetapi juga dipengaruhi jenis pakan jika ingin meningkatkan
produksi dan kualitas susu yang dihasilkan. Berikut ini di perkembangan jumlah sapi perah di Indonesia dan jumlah produksinnya :
Tabel 3 Jumlah populasi Sapi Perah dan Produksinnya di Indonesia. Tahun 2001- 2005
Tahun Populasi Sapi Perah
ekor Jumlah Produksi
Ton 2001
347.000 479.947
2002 358.000
493.375 2003
374.000 553.442
2004 364.000
549.945 2005
374.000 341.986
Sumber : Dit jen Bina Produksi Peternakan, Tahun 2005
Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa dari tahun 2001 sampai tahun 2003 populasi sapi perah di Indonesia mengalami penambahan jumlahnya, tetapi pada
tahun 2004 mengalami penurunan sebanyak 10.000 ekor dan kembali naik jumlahnya pada bulan november tahun 2005. Untuk produksi susu sapi pada tahun
2001 hingga tahun 2004 jumlah produksinnya terus mengalami penambahan tetapi kemudian terjadi penurunan produksi pada bulan November tahun 2005.
Penurunan produksi tersebut bukan disebakan penurunan jumlah populasi sapi
perah melainkan karena tingginya harga pakan sapi perah akibat kenaikan harga BBM, sehingga banyak petani yang menganti pakan ternak dan menyebabkan
penurunan jumlah produksi dan kualitas susu.
2.2. Impor dan Pemasaran Susu