rendah yaitu P
c
. Efisiensi yang hilang dari produsen sebesar ACB dan dari konsumen sebesar ABE.
3.4 Metode Penentuan Harga Bayangan
Analisis keunggulan komparatif dalam konsep daya saing, harga yang digunakan adalah harga bayangan dan menggunakan harga pasar untuk
mengetahui keunggulan kompetitif. Dalam Gittinger 1986, harga bayangan adalah suatu harga yang lebih dekat mengambarkan biaya imbangan terhadap
masyarakat. Langkah- langkah yang dikemukakan untuk mengubah atau menyesuaikan harga pasar harga fina nsial menjadi harga bayangan nilai
ekonomi, yaitu : 1. Penyesuaian pembayaran transfer langsung
Pembayaran transfer langsung adalah pembayaran yang bukan penggunaan sumberdaya nyata tetapi hanya transfer dari klaim pada sumber nyata seseorang
dan transaksi kredit yang mencakup pinjaman, penerimaan, pembayaran kembali modal dan bunga. Dua transakasi kredit yang mungkin luput dari pengawasan
adalah jumlah-jumlah yang dapat dibayar dan dapat diterima. Semua pembukuan ini harus dikeluarkan sebelum neraca finansial disesuaikan untuk menggambarkan
nilai ekonomi. 2. Penyesuaian untuk penyimpangan harga pada barang yang tidak
diperdagangkan Barang yang diperdagangkan adalah barang yang apabila diekspor harga
f.o.b lebih besar dari biaya produksi domestik atau barang-barang yang boleh diekspor melalui campur tangan pemerintah dengan menggunakan subsidi ekspor
dan sebagainnya, dan apabila impor, biaya produksi domestik lebih besar dari harga c.i.f Pertama kali, penilaian dilakukan dengan menetapkan harga batas,
yaitu harga c.i.f untuk barang impor dan harga f.o.b untuk barang ekspor. Harga batas kemudian disesuaikan untuk memperhitungkan biaya pengangkutan dalam
negeri dan biaya pemasaran antara pelabuhan impor atau ekspor ke lokasi proyek. 3. Penyesuaian untuk penyimpangan harga pada barang-barang yang tidak
diperdagangkan Barang-barang yang tidak diperdagangkan adalah barang–barang harga
yang harga c.i.f nya lebih besar dari biaya produksi domestik dan lebih besar dari harga f.o.b. Barang-barang yang tidak diperdagangkan adalah berupa barang–
barang yang memakan tempat dan lekas rusak. Kadariah, et al 1978 menyatakan bahwa harga bayangan dapat dianggap
semacam penyesuaian yang dibuat oleh peneliti proyek terhadap harga pasar dari beberapa faktor produksi atau hasil produksi tertentu, hal ini disebabkan karena
harga dari unsur-unsur atau hasil produksi tersebut. Penyimpangan- penyimpangan harga pasar dari biaya imbangan sosial terutama disebabkan oleh
kebijakan-kebijakan pemerintah berupa pajak tidak langsung, subsidi maupun pengaturan harga.
Squire dan Van der Tak 1982 mengemukakan dua hal yang penting dalam penggunaan harga bayangan. Pertama, harga bayangan bukan harga-harga
keseimbangan yang akan terjadi dalam perekonomian dimana tidak terdapat gangguan- gangguan. Perkiraan dari harga bayangan ini akan memberikan
informasi penting yang dapat digunakan sebagai landasan untuk merancang kebijakan yang dapat menghilangkan gangguan-gangguan. kedua, perlunnya
pendefinisian yang jelas terhadap tujuan-tujuan sosial ekonomi dari kebijakan pembangunan sosial.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan harga bayangan pada analisis kebijakan berdasarkan pada alasan : 1 harga yang berlaku dipasar
tidak mencerminkan apa yang sebenarnya diperoleh masyarakat melalui produksi yang dihasilkan dari aktivitas tersebut; 2 harga pasar tidak mencerminkan apa
yang sebenarnya dikorbankan seandainnya sejumlah sumberdaya yang dipilih dipakai dalam aktifitas tertentu, tetapi tidak digunakan dalam aktifitas lain yang
masih memungkinkan bagi masyarakat.
3.4.1. Harga Bayangan Nilai Tukar
Penetapan nilai tukar rupiah didasarkan atas perkembangan nilai tukar dollar. Untuk menentukan harga bayangan nilai tukar digunakan formula yang
telah dirumuskan oleh Squire dan Van Der Tak dalam Gittinger 1986 yaitu SER = OER
SCF Dimana
SER : Nilai tukar bayangan RpUS OER: Nilai tukar Resmi RpUS
SCF : Faktor konversi standar Nilai faktor konversi standar yang merupakan rasio dari nilai impor dan
ekspor ditambah pajaknya dapat ditentukan sebagai berikut, Nilai SCF diperoleh dari Rosergrant dalam Rosalita, 1996 .
Dimana : SCF = X
t
+ M
t
X
t
- Tx
t
+ M
t
+ Tm
t
Dimana : SCF
t
= Faktor Konversi standar untuk tahun ke-t M
t
= Nilai Impor Indonesia untuk tahun ke-t Rupiah X
t
= Nilai Ekspor Indonesia untuk tahun ke-t Rupiah Tm
t
= Penerimaan pemerintah dari pajak impor untuk tahun ke-t Rupiah Tx
t
= Penerimaan pemerintah dari pajak ekspor untuk tahun ke-t Rupiah
Nilai tukar resmi yang digunakan adalah nilai tukar rata-rata pada bulan Maret 2006 yaitu sebesar Rp 9.170 per dollar Amerika Serikat, sedangkan
penerimaan pemerintah dari pajak ekspor adalah sebesar Rp 317,9 miliar serta penerimaan pemerintah dari pajak impor adalah sebesar Rp 14.920,7 miliar
didapatkan dari laporan realisasi APBN tahun 2005. Sementara nilai ekspor Indonesia pada kurun waktu tersebut adalah sebesar Rp 785.501 miliar dan nilai
impor pada kurun waktu tersebut adalah sebesar Rp 529.117,1 miliar. Dari hasil perhitungan akan diperoleh nilai SCF sebesar 0,98901 sehingga nilai SER yang
digunakan adalah Rp 9.271, 89
3.4.2. Harga Bayangan Output
Penentuan harga bayangan output yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga border price atau harga perbatasan untuk output yang diimpor,
setelah adannya biaya tataniaga dari produksi dikeluarkan terlebih dahulu. Output dalam penelitian ini adala h susu segar dan kotoran sapi basah. Harga bayangan
yang digunakan oleh output berupa susu ini diperoleh dari harga atas c.i.f karena merupakan komoditi yang masih di impor. Maka dengan mengalikan harga c.i.f
susu sebesar US 1,043 per kg dengan nilai SER lalu ditambah dengan biaya tataniaga ke lokasi penelitian sebesar Rp 1.200 per kg maka akan diperoleh harga
bayangan sebesar Rp 10.870,54 per kg. Sementara harga kotoran sapi basah dinilai sama dengan harga aktualnya karena tidak termasuk komoditi yang
diperdagangkan.
3.4.3. Harga Bayangan Input
1. Harga Bayangan Pakan Ternak Pakan yang digunakan para peternak dalam usahatani sapi perah terdiri
dari pakan konsentrat, pakan hijauan dan bahan tambahan berupa ampas tahu. Jenis pakan konsentrat dibeli peternak melalui koperasi, karena Koperasi Peternak
Susu sudah mampu membuat pakan konsentrat yang dibutuhkan oleh peternak. Pakan konsentrat yang dijual oleh koperasi terdiri dari 2 jenis yaitu jenis
laktofeed yang memiliki kualitas lebih rendah dengan harga Rp 850 per kilo dan jenis matuken yang memiliki kualitas lebih bagus dengan harga Rp 950 per kilo.
Selain jenis pakan konsentrat peternak juga menggunakan pakan hijauan berupa rumput lapang, rumput gajah Pennisetum purpureum dan rumput raja
Pennisetum purputhypoides sebagai bahan campuran pakan ternaknya. Untuk pakan tambahan berupa ampas tahu, karena dapat membantu meningkatkan
produksi susu. Harga bayangan pakan dapat ditentukan dari besarnya produksi dan biaya
pemasarannya. Pakan tersebut merupakan hasil produksi dari koperasi sendiri,
sehingga peternak membeli sendiri jenis pakan yang dibutuhkannya langsung di koperasi. Dalam memproduksi pakan tersebut koperasi tidak mendapatkan subsidi
dari pemerintah. Jadi harga bayangan pakan berdasarkan besarnya biaya produksi dan biaya pemasaran.
2. Harga Bayangan Obat-obatan Obat-obatan yang digunakan oleh para peternak didapatkan dari koperasi.
Ada sebagian obat-obatan yang diproduksi di Indonesia dan ada sebagian lagi di Impor dari luar negeri. Jenis obat-obatan untuk usahatani sapi perah tersebut
adalah vitamin, antibiotik, desinfektan, dan sapronak. Harga bayangan jenis obat-obatan yang didatangkan dari luar negeri atau
impor didekati berdasarkan harga Cost Insurance Freight CIF yang kemudian dilakukan penyesuaian dengan penambahan atau pengurangan biaya transportasi
dan pemasaran. 3. Harga Bayangan Tenaga Kerja
Menurut Gittinger 1986, dalam pasar persaingan sempurna tingkat upah pasar mencerminkan nilai produktifitas marjinalnnya. Untuk tenaga terdidik, upah
tenaga kerja bayangan sama dengan harga upah pasar finansial. Sedangkan tenaga kerja tidak terdidik dengan anggapan belum bekerja sesuai dengan tingkat
produktivitasnnya, maka harga bayangan upahnya disesuaikan terhadap harga upah finansialnnya. Tenaga kerja yang digunakan oleh peternak dalam membantu
kegiatan usahatani adalah tenaga kerja tidak tetap sehingga dalam memperoleh harga bayangannya digunakan rasio jumlah penduduk yang bekerja dibagi dengan
jumlah angkatan kerja dikalikan harga upah yang berlaku dilokasi penelitian.
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor tahun 2005, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Bogor adalah sebanyak
1.595.072 orang, dengan jumlah penduduk bekerja mencapai 1.314.238 orang. Untuk menentukan harga bayangan tenaga kerja tidak tetap maka hasil pembagian
dari rasio jumlah penduduk yang bekerja dibagi jumlah angkatan kerja sebesar 0,8239 dikalikan dengan harga upah yang berlaku dilokasi tersebut.
4. Harga bayangan lahan Tanah atau lahan merupakan salah satu faktor produksi dan termasuk input
non tradable dalam usahatani. Penentuan harga bayangan lahan didasarkan oleh
nilai sewa lahan tersebut, karena sulit untuk mengukur nilai dari suatu usahatani yang dilakukan disuatu lahan tertentu.
5. Harga bayangan bunga modal Menurut Sutardi 1981, harga bayangan bunga modal adalah tingkat
pengembalian riil atas proyek-proyek pemerintah. Tingkat pengembalian riil yang merupakan harga bayangan modal dapat ditentukan setelah menyesuaikan tingkat
bunga riil dengan kebijakan pajak atau subsidi modal yang dilakukan pemerintah. Karena dalam analisis ekonomi pajak atau subsidi modal tidak diperhitungkan
maka harga bayangan modal diperoleh dari tingkat bunga riil. Bunga untuk analisis finansial ditaksir dengan menghitung tingkat bunga Bank yang berlaku
umum pada Bank pemerintah.Pada penelitian ini sumber dana berasal dari dana peternak itu sendiri, sehingga harga bayangan bunga modal didapatkan dari modal
petrnak dikalikan dengan bunga deposito yang berlaku di Bank umum. Besar bunga yang digunakan adalah sebesar 11,74 .
6. Harga bayangan pajak Untuk penelitian harga bayangan, pajak dikeluarkan dalam penilaian
harga sosial. Dalam penelitian ini harga finansial untuk pajak bumi dan bangunan PBB dihitung dalam sebulan sedangkan harga bayangan untuk PBB tidak
diperhitungkan.
3.5. Analisis Sensitivitas