mengembangkan dari sudah ditentukan kem
yaitu permainan baske materi pokok.
Gamba
Kompetensi Inti
3. Memahami,
pengetahuan fak berdasarkan rasa
pengetahuan, te humaniora
deng kebangsaan, kene
penyebab fenom
menerapkan pen
bidang kajian y bakat
dan min
masalah.
Komp 3.1
ketera besar
yang b
74 dari KI 3, selanjutnya menentukan KD yaitu KD
emudian menentukan materi pokok yang akan sket. Terakhir menentukan indikator yang aka
bar 12. Bagan Kompetensi Inti, Kompetensi D Pembelajaran Bola Basket
nti
i, menerapkan,
menganalisis faktual, konseptual, prosedural
sa ingin tahunya tentang ilmu teknologi, seni, budaya, dan
ngan wawasan kemanusiaan,
enegaraan, dan peradaban terkait omena
dan kejadian,
serta pengetahuan
prosedural pada
yang spesifik sesuai dengan inatnya
untuk memecahkan
petensi Dasar menganalisis
variasi dan
kombinasi rampilan gerak salah satu permainan bola
ar untuk menghasilkan koordinasi gerak g baik
Indikator 3.5.1
peserta didik
dapat menganalisis teknik
melempar bola dalam permainan bola basket
3.5.2 peserta
didik dapat
menganalisis teknik menangkap bola dalam permainan bola basket
3.5.3 peserta didik dapat menganalisis teknik
menggiring bola
dalam permainan bola basket
3.5.4 peserta didik dapat menganalisis teknik menembak bola ke ring basket
dalam permainan bola basket
D 3.1. KI dan KD kan dikembangkan
kan dicapai dalam
Dasar dan Indikator
75
3. Desain Media
Berdasarkan hasil dari potensi dan masalah serta mengumpulkan materi, selanjutnya menentukan desain media. Desain dibuat dengan mendesain materi
pembelajaran dan desain evaluasi yang akan dimasukkan di dalam media pembelajaran. Selanjutnya peneliti mencari sumber yang sesuai dengan materi
yang akan dibuat media. Materi yang telah terkumpul kemudian dibuat flow chart serta naskah media pembalajaran. Hal tersebut diungkapkan oleh Darmawan Deni
2011: 67 dalam bukunya, “Untuk menghasilkan sebuah
model program pembelajaran berbasis komputer sebagaimana yang diuraikan pada bagian
terdahulu, maka salah satu langkah awal yang harus dikembangkan dalam memproduksinya adalah dengan mendesain model alur berfikir isi program
tersebut, yaitu yang biasa disebut dengan model
Flow Chart”. Selain membuat
flow chart juga dibuat storyboard yang merupakan pengembangan dari flow chart.
Menurut Darmawan Deni 2011: 78 menyatakan, “Storyboard pada dasarnya
merupakan pengembangan dari flow chart. Flow chart hanya berisi garis besar isi pada setiap alur dari awal sampai selesai, dan storyboard merupakan penjelasan
lebih detaillengkap dari setiap jalur yang terdapat pada flow chart”.
4. Pembuatan Media
Setelah membuat desain media, langkah selanjutnya yaitu membuat media. Pembuatan media diawali dengan mendapatkan webhosting dan nama
domain atau alamat URL dengan cara mendaftar di penyedia webhosting. Media yang akan dibuat oleh peneliti menggunakan moodle untuk
76 mengembangkannya. Menurut Surjono Herman Dwi 2011: 7 menyatakan,
“mo
odle merupakan perangkat lunak open source yang mendukung implementasi e-learning dengan paradigma terpadu dimana berbagai fitur penunjang
pembelajaran dengan mudah dapat diakomodasi salam suatu portal e-
learning”.
Urutan membuat media sesuai dengan flowchart dan storyboard yang sudah dibuat. Setelah semua unsur telah dimasukkan ke dalam internet, pemuatan media
pembelajaran telah selesai. Akhir dari pembuatan media adalah web e-learning.
5. Validasi Media
Langkah selanjutnya sebelum media pembelajaran diujicobakan terlebih
dahulu divalidasi. Sugiyono 2012: 414 mengatakan bahwa “Validasi desain
merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau
tidak”. Validasi dilakukan dengan meminta penilaian oleh ahli media dan ahli
materi. Hal tersebut diungkapkan oleh Sugiyono 2012: 414 dalam bukunya,
“validasi produk dapat dilakukan dengna cara menghadirkan beber
apa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang
tersebut”. Ahli materi menilai aspek yang berupa kelayakan isi dari
webe- learning untuk mengetahui kualitas materi. Ahli media menilai tentang kelayakan
media baik berupa font, gambar, warna, tata letak, desain isi, desain cover.
6. Revisi Media
Revisi dilakukan berdasarkan hasil penilaian kelayakan ahli pada hasil media awal sehingga menghasilkan media yang lebih baik. menurut Sugiyono