Fungsi utama gliserol adalah sebagai humuctant suatu zat yang berfungsi untuk menjaga kelembutan dan kelembaban. Gliserol juga dapat juga digunakan
sebagai pelarut. Berdasarkan sifatnya, gliserol banyak digunakan sebagai zat pemlastis dan minyak pelumas dalam mesin pengolahan makanan dan minuman.
Hal ini disebabkan karena gliserol tidak beracun. Gliserol juga dapat digunakan dalam industri resin untuk menjaga sifat kelenturan Bommardeaux, 2006.
2.5. Karakteristik Edibel Film
Keberhasilan suatu proses pembuatan film kemasan dapat dilihat dari karakteristik film
yang dihasilkan .
Karakteristik utama yang diinginkan dari film adalah sifat laju transmisi uap air yang rendah dan kekuatan mekanis tinggi. Sifat Mekanik
dari edible film kekuatan tarik, uap air dan dapat menyerap air atau gas oksigen berhubungan dengan peningkatan integritas mekanik dari makanan, pencegahan
kehilangan kelembaban dan penampilan produk akhir. Suatu analisa yang lengkap sifat mekanik, permeabilitas dan biodegradasi adalah penting untuk meramalkan
bagaimana film nantinya berfungsi di dalam sistim makanan.
2.5.1. Sifat Mekanik
Sifat mekanik dari suatu edible film sangat mempengaruhi hasil edible film yang dihasilkan Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari suatu bahan harus dilakukan
beberapa pengujian. Masing-masing pengujian memiliki cara yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan bahwa pembebanan secara statik dan pembebanan
secara dinamik. Kuat tarik dan persen pemanjangan merupakan suatu sifat mekanis yang penting dari film. Kuat tarik merupakan kemampuan suatu bahan
dalam menahan tekanan yang diberikan saat bahan tersebut berada dalam regangan maksimal. Peregangan maksimal menggambarkan tekanan maksimal
yang dapat diterima oleh sampel. Persen pemanjangan adalah satu indikasi fleksibilitas film-film dan kemampuan meregang sifat dapat-regang, yang
ditentukan pada titik di mana film putus pada saat diregangkan dan dinyatakan sebagai persentase dari perubahan panjang spesimen akibat gaya yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengujiannya, bahan uji ditarik sampai putus. Secara sederhana, kekuatan tarik diartikan sebagai beban maksiumum F
maks
yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan luas penampang bahan. Karena
selama dibawah pengaruh tegangan, spesimen mengalami perubahan bentuk deformasi maka defenisi kekuatan tarik dinyatakan sebagai besarnya beban
maksimum yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan luas penampang semula Ao.
�� = �
����
�� Jiks didefinisikan besaran kemuluran
ɛ sebagai nisbah pertambahan panjang terhadap panjang spesimen semula adalah:
��������� � = � − �
�
�
�
�100 Hasil pengamatan sifat kekuatan tarik dinyatakan dalam bentuk kurva tegangan,
yakni nisbah beban dengan luas penampang FA terhadap panjang bahan regangan yang disebut dengan kurva tegangan-regangan Wirjosentono, 1995.
Bentuk kurva tegangan-regangan ini merupakan karakteristik yang menunjukkan indikasi sifat mekanis bahan yang lunak, keras, kuat, lemah, rapuh dan liat.
Gambar 2.7 Kurva Tegangan – Regangan Bahan Polimer
T ega
nga n
Tegangan pada yield
Kemuluran pada yield
Kekuatan tarik akhir
Kemuluran
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Biodegradable