Bahan yang biasa digunakan adalah perak, tetapi juga dianalisa dalam waktu yang lama, lebih baik digunakan emas atau campuran emas dan palladium Rusdi,
2008.
2.5.4. Differential Thermal Analysis DTA
Analisa thermal dalam pengertian luas adalah pengukuran sifat kimia fisika bahan sebagai fungsi suhu. Penetapan dengan metode ini dapat memberikan informasi
pada kesempurnaan kristal, polimorfisma, titik lebur, sublimasi, transisi kaca, dehidrasi, penguapan, pirolisis, intraksi padat-padat dan kemurnian. Data
semacam ini berguna untuk karakterisasi senyawa yang memandang kesesuaian, stabilitas, kemasan, dan pengawasan kualitas.
Differential Thermal Analysis merupakan teknik yang paling tua, dimulai
oleh LeChatelier pada abad 19, tetapi pada sampai tahun 1960-an tidak diterapkan dalam bahan-bahan polimer. DTA merupakan suatu teknikmetode dimana suatu
sampel polimer dan referensi inert dipanaskan, biasanya dalam atmosfer nitrogen, dan kemudian transisi-transisi termal dalam sampel tersebut dideteksi dan diukur.
Pemengang sampel yang paling umum dipakai adalah cangkir alluminium sangat kecil emas atau grafit dipakai untuk analisis-analisis diatas 800
o
C, referensi berupa cangkir kosong atau cangkir yang mengandung bahan inert dalam daerah
temperatur yang diingikan, misalnya alluminium bebas air. Dengan DTA, sampel dan referensi keduanya dipanaskan oleh sumber pemanasan yang sama, dan
dicatat beda temperaturnya ΔT antara keduanya Stevens, 2007.
2.5.5. Infra Merah IR
Atom molekul bergetar dengan berbagai cara, tetapi pada tingkat energi yang berbeda. Jika kita perlakukan atom-atom sebuah molekul beratom banyak sebagai
bola yang terangkai oleh pegas yang fleksibel, hukum gerak menyatakan bahwa akan ada 3n-6 cara ragam geratan. Energi getaran rentang untuk molekul
organik bersesuaian dengan radiasi infrahmerah dengan bilangan gelombang antara 1200 dan 4000 cm
-1
. Bagaian tersebut dari spektrum inframerah khususnya
Universitas Sumatera Utara
berguna untuk mendeteksi adanya gugus fungsi dalam senyawa organik. Daerah ini sering dinyatakan sebagai gugus fungsi karena kebanyakan gugus fungsi yang
dianggap penting oleh para kimiawan organik mempunyai serapan khas dan nisbi tetap pada panjang gelombang tersebut Pine, 1980.
Spektroskopi inframerah dapat digunakan untuk mengkarakterisasi gugus fungsi suatu polimer. Indentifikasi dari sampel polimer dapat dibuat dengan
menggunakan daerah sidik jari, dimana identifikasi sampel pada akhirnya mungkin satu polimer untuk mempertunjukkan spektrum yang sama persis seperti
yang lain. Daerah ini terletak dalam jangka 6,67 sampai 12,50 µm Cowie, 1973 Kelebihan FT-IR mencangkup persyaratan ukuran sampel yang sedikit,
perkembangan spektrum yang cepat, dan karena instrumen ini memiliki sistem komputerisasi terdeteksi, kemampuan untuk menyimpan dan menipulasi
spektrum. FTIR sangat berguna dalam penelitian struktur polimer. Karena spektrum-spektrum bias di-scan, disimpan, dan transformasikan dalam hitungan
detik. Teknik ini memudahkan penelitian reaksi-reaksi polimer seperti degradasi dan ikatan silang Stevens, 2007
2.5.6. Swelling