Biodegradable Karakteristik Edibel Film

2.5.2. Biodegradable

Plastik sintetik non-biodegradable sangat berpotensi menjadi material yang mengancam kelangsungan hidup di bumi ini. Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensioanl berbahan dasar petroleum, gas alam atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa senyawa yang terdapat dalam tanaman, misalnya pati, selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat biodegradabilitas kemasan setelah kontak dengan mikroorganisme, yakni : sifat hidrofobik, bahan aditif, proses produksi, struktur polimer, morfologi dan berat molekul bahan kemasan Plastik biodegradable berbahan dasar patiamilum dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya. Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbondioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Plastik berbahan dasar patiamilum aman bagi lingkungan. Sebagai pembanding, plastik tradisional membutuhkan waktu sekitar 50 tahun agar dapat terdekomposisi alam, sementara plasik biodgradable dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat. Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Platsik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable , karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah Zuhra, 2012. Prosedur analitik untuk mengamati biodegradasi antara lain: pengamatan visual, perubahan sifat mekanik dan massa molar, pengukuran pengurangan berat penentuan polimer residu, konsumsi O 2 dan perubahan CO 2 , penentuan biogas, Universitas Sumatera Utara pelebelan radio aktif, penurunan ukuran partikel, dan penentuan asam bebas. Standarisasi uji biodegradable terbagi berdasarkan lingkungan uji yakni: pengujian kompas, pengujian biodegradasi anerobik, pengujian biodegradasi di tanah Muller, 2005

2.5.3. Scanning Electron Microscopy SEM