3.2. Prosedur Penelitian 3.2.1. Pembuatan
Edible Film Kalsium Alginat
Na-alginat ditimbang sebanyak 2 g pada neraca analitik kemudian dilarutkan kedalam 100 ml aquadest sambil diaduk dengan magnetik stirer sampai merata
kemudian didiamkan selama 1 malam. Larutan alginat tersebut kemudian dituangkan ke dalam plat kaca yang mempunyai penyangga dan didiamkan
selama 60 menit hingga permukaan menjadi rata. Plat kaca yang mengandung larutan alginat diimersikan kedalam larutan CaCl
2
0,1M, kemudian didiamkan selama 24 jam hingga larutan alginat tersebut terkoagulasi. Setelah koagulan
terbentuk kemudian diimersikan kembali kedalam air dan dikeringkan pada suhu 40
o
C sehingga diperoleh lapisan tipis edible film kalsium alginat yang transparan pada plat kaca, kemudian edible film kalsium alginat yang diperoleh
dikarakterisasi meliputi: ketebalan Thickness, keteguhan tarik tensile strength, elongation Perpanjangan, DTA Differensial Thermal Analysis, SEM
Scanning Electron Microscopy, swelling, biodegradable dan spektroskopi FT-IR. Dengan cara yang sama dikerjakan pembuatan dan karakterisasi untuk
edible film kalsium alginat menggunakan pemlastis gliserol 10, 20 dan 30.
3.3. Karakterisasi Edible Film
3.3.1. Uji Ketebalan
Edible Film
Ketebalan film diukur dengan menggunakan alat micrometer. Pengukuran dibuat pada lima lokasi yang berbeda pada film kemudian dihitung rata-ratanya.
3.3.2. Uji Keteguhan Tarik ASTM D 638, 1991
Sampel yang akan diuji terlebih dahulu dikondisikan dalam ruang ke dalam oven. Sampel yang akan diuji dipotong sesuai standar. Pengujian dilakukan dengan cara
kedua ujung sampel dijepit mesin penguji tensile. Selanjutnya dicatat panjang awal dan ujung tinta pencatat diletakkan pada posisi 0 pada grafik. Knob start
dinyalakan dan alat akan menarik sampel sampai putus dan dicatat gaya kuat tarik
Universitas Sumatera Utara
F dan panjang setelah putus. Selanjutnya dilakukan pengujian lembar berikutnya. Kuat tarik ditentukan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
������ℎ�� ����� ���
��
2
= ���� ���� ����� �
���� ��������� �
3.3.3. Uji Persen Pemanjangan Elongation ASTM D 638, 1991
Elongation menunjukkan perubahan panjang film maksimum saat memperoleh
gaya tarik sampai film putus dibandingkan dengan panjang awalnya. Berdasarkan analisis statistik, ketebalan tidak berpengaruh nyata terhadap elongation F
hit
= 3, 863, p = 0,056 . Pengukuran elongation dilakukan dengan cara yang sama
dengan pengujian kuat tarik. Elongation dinyatakan dalam persentase melalui perhitungan berikut:
��������� = ������� ������ℎ ����� − ������� ����
������� ���� � 100
D L
G 19 mm
11 mm AO
WO W
We R
T 4 mm
50 mm 155 mm
165 mm L
o
Gambar 3.1: Bentuk sampel pengujian keteguhan tarik dengan standar ASTM D-638
Universitas Sumatera Utara
3.3.4. Uji Differential Thermal Analysis DTA
Analisa DTA ini bertujuan untuk mengetahui perubahan termal dari suatu bahan sebagai fungsi temperatur dengan mengukur perbedaan temperatur diantara
sampel dan bahan pembanding yang stabil terhadap panas seperti Alumina Al
2
O
3
. Analisa ini dilakukan di laboratorium mikroskop elektron PTKI medan. Dengan menggunakan temperatur 1-700
o
C, laju differential thermal analysis kurang lebih 250 µv, kecepatan pemanasan yaitu 10
o
C menit, dan kecepatan pembacaan grafik yaitu 2,5 mm menit. Dimana pembacaan grafik dihitung dari
tiga baris dari batas maksimumnya yaitu 15 mm.
3.3.5. Uji Morfologi Permukaan Edible Film ASTM E 2015, 1991