Analisa Scanning Electron Microscope SEM

bahan pelapis yakni mengalami penurunan titik lebur. Hasil uji DTA dapat dilihat dalam bentuk grafik yaitu pada lampiran 4 – 7.

4.2.4. Analisa Scanning Electron Microscope SEM

Hasil analisa SEM dapat memberikan informasi tentang bentuk dan perubahan permukaan dari suatu bahan yang diuji. Pada prinsipnya bila terjadi perubahan pada suatu bahan misalnya patahan, lekukan, dan perubahan struktur dari bahan tersebut cendrung mengalami perubahan energi. Energi yang berubah tersebut dapat dipancarkan, dipantulkan dan diserap serta diubah menjadi gelombang elektron yang dapat ditangkap dan dibaca hasil pada foto SEM Matondang, 2013. Pada gambar hasil pemotretan SEM pada edible film kalsium alginat tanpa pemlastis dengan edible film kalsium alginat menggunakan pemlastis gliserol 10, 20 dan 30 dapat dilihat pada gambar 4.1, 4.2, 4.3 dan gambar 4.4. Dari gambar 4.1 terlihat bahwa edible film kalsium alginat tanpa pemlasits gliserol memiliki permukaan tampak lebih kasar ini mungkin disebabkan karena belum adanya pemlastis gliserol, dan masih terlihat pada permukaan edible film kalsium kolorida, ini mungkin disebabkan karena pencucian yang kurang sempurna pada spesimen. Sedangkan pada gambar 4.2 masih terlihat butiran-butiran kecil diatasnya yang mengindikasi bahwa butiran tersebut adalah kalsium klorida yang tidak dapat berinteraksi dengan natrium alginat atau pencampuran yang kurang sempurna homogen dan permukaan lebih halus ini disebabkan karena adanya interaksi pemlastis gliserol dengan edible film kalsium alginat dimana gliserol dapat membantu menurunkan gaya internal dan menurunkan tingkat kegetasan pada edible film kalsium alginat. Sedangkan pada gambar 4.3 tidak terlihat lagi adanya kalsium klorida ini disebabkan karena pencucian yang sempurna, permukaan lebih halus dan tidak terdapat gumpalan-gumpalan. Sedangkan untuk gambar 4.4 masih terdapat adanya gumpalan-gumpalan, ini disebabkan karena pencucian yang kurang sempurna sehingga masih terdapat kalsium klorida, dan permukaan kurang halus ini mungkin disebabkan kejenuhan pada edible film sehingga pemlastis gliserol tidak dapat lagi berinteraksi dengan Universitas Sumatera Utara film sehingga pada saat pencucian gliserol larut dalam air. Jadi dari hasil Uji morfologi permukaan edible film kalsium alginat tanpa pemlastis gliserol dengan edible film dengan adanya pemlastis gliserol dapat dilihat bahwa perbandingan morfologi permukaan antara keempatnya sangat berbeda, dimana edible film kalsium alginat dengan adanya pemlastis gliserol dapat meningkatkan permukaan lebih halus dan penambahan terlalu banyak pemlastis gliserol dapat meningkatkan ke jenuhan dari edible film shingga permukaan terlihat kasar.

4.2.5. Uji Swelling