Edible Coating Lapisan penyalut yang dapat dimakan

Selain itu kemasan juga berfungsi untuk menambahkan daya tarik appearance dari bahan pangan tersebut sebagai tujuan promosi. Terdapat lima syarat kemasan untuk bahan pangan yaitu: penampilan, perlindungan, fungsi, biaya, dan limbah kemasan tersebut bersifat ramah lingkungan. Dengan adanya persyaratan ramah lingkungan, maka penggunaan edible packaging adalah sangat menjanjikan. Edible packaging adalah kemasan yang dapat langsung dimakan dan aman bagi lingkungan. Edible packaging dapat dikelompokkan menjadi 2 dua bagian yaitu kemasan yang berfungsi sebagai penyalut edible coating dan kemasan yang berfungsi sebagai dalam bentuk pelapis dalam bentuk lembaran tipis edible film. Komponen dari penyalut dan pelapis yang dapat dimakan dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu hidrokoloid, lipida, dan komposit. Hidrokoloid yang sesuai termasuk protein, turunan selulosa, alginat, pektin, starch dan asam lemak. Komposit mengandung kedua komponen lipida dan hidrokoloid dan lapisan kedua adalah lipida, atau sebagai kesatuan dimana komponen lipida dan hidrokoloid berselang-seling sepanjang kemasan.

2.2.1. Edible Coating Lapisan penyalut yang dapat dimakan

Edibel coating telah banyak digunakan untuk penyalut bahan pangan seperti daging beku, makanan semi basah, produk konfeksionari, ayam beku, produk hasil laut, sosis, buah-buahan dan sebagai penyalut kapsul obat-obatan Krochta et al , 1994. Beberapa jenis penyalut yang sering digunakan adalah penyalut lilin dan minyak, penyalut turunan polimer alam dan polimer sintesis. Penggunaan secara komersial dari lilin terutama pada jeruk, apel, tomat dan timun secara terbatas juga digunakan untuk alpokat, pisang, cherry, anggur, jambu biji, mangga, nanas, melon, dan lain-lain. Penyalut juga digunakan untuk sayur-sayuran seperti asparagus, biji-bijian, wortel, umbi-umbian dan lain-lain. Penyalut lilin dibuat dengan lilin alam, lilin sintesis dan asam lemak, minyak minyak tumbuhan-tumbuhan dan minyak meneral, resin, pengemulsi, pemlastis, zat anti buih, surfaktan, dan pengawet. Universitas Sumatera Utara Penyalut dengan bahan polisakarida telah dikembangkan, terutama untuk produk buah dan biji yang sudah diproses. Penyalut pektin dibuat dari pektin metoksil rendah kandungan metoksil 2-20, kalsium klorida sebagai pengikat silang, plastisizer dan dalam keadaan tertentu asam-asam organik Miers et al, 1953 ; Schultz et al, 1984. Permasalahn dengan penggunaan penyalut paktin adalah sangat permeabel terhadap uap air. Penyalut pektin metoksil rendah kandungan metoksil 3,8, viskositas intrinsik 3,2 dan ketebalan parafin beeswax, emulsifier , tritanolamina, atau minyak kelapa dan karboksimetil selulosa, dan asam oleat atau natrium oleat. Penyalut komposit larut dalam air dengan sifat menahan uap air yang baik disebabkan kelarutan uap air yang bertambah dan penyalut, menghasilkan permeabilitas uap air yang tinggi. Penyalut ini digunakan pada peaches yang disimpan pada temperatur kamar dengan RH 57-63 menghasilkan permeabilitas O 2 dan fermentasi yang rendah. Nature-seal adalah penyalut komposit menggunakan turunan sellulosa pembentuk film, tapi tidak mengandung ester asam lemak sukrosa. Pada pengujian laboratorium, nature-seal menahan pemasakan buah tomat dan mengga dan menunda pencoklatan carambolas Nisperos-Carriedo et al, 1992 ; Sanches 1990. Penyalut yang terdiri dari kitosan dan asam laurat kurang parmeabel terhadap uap air, tetapi lebih permeabel terhadap gas dibandingkan kitosan sendiri. Penyalut bilayer adalah penyalut yang merupakan kombinasi dari penyalut lipida dan panyalut polisakarida. Penyalut lipida bersifat penahan air yang baik sedangkan penyalut polisakarida mempunyai sifat permeabilitas gas yang baik. Salah satu contoh penyalut seperti ini terdiri dari lapisan asam palmitat dan asam stearat dan lapisan hidroksipropil selulosa, banyak sekali mengurangi transfer air Kamper dan Fennema, 1985. Penyalut yang lain terdiri dari 53 hidroksipropil metil selulosa dan 45 asam stearat mempunyai permeabilitas 0,17g air Milm 2 harimmgH pada 85 RH dibandingkan dengan 48 g air Mil m 2 harimmgH hanya hidroksipropil metilselulos Kaban, 2008. Protein juga telah dikembangkan untuk digunakan sebagai penyalut untuk buah dan sayur-sayuran. Protein untuk penyalut yang dapat dimakan dapat Universitas Sumatera Utara diperoleh dari jagung, gandum, kacang kedelai dan collogen gelatin dan ini menghasikan penghalang yang terbaik terhadap O 2 dan CO 2 tapi tidak demikian terhadap air. Penyalut komposit jagung yang mengandung minyak nabati, gliserin, asam sitrat, dan antioksidan mencegah ketengikan dalam produk seperti biji dengan bertindak sebagai penghalang kelembaban tapi juga barangkali transport O 2 dibatasi disamping bertindak sebagai pembawa antioksidan. Zein telah digunakan dalam formulasi penyalut yang dapat dimakan untuk tablet farmasi dan produk konfeksionari termasuk nut dan buah kering, sering pengganti sebagai shelac. Penyalut zein dilaporkan menghambat kemasakan tomat. Penyalut gluten gandum baik sebagai penghambat terhadap O 2 dan CO 2 dan sifat mekaniknya sama dengan penyalut polimer, tetapi penyalut ini mempunyai permeabilitas air yang tinggi disebabkan sifat hidropiliknya Kaban, 2008.

2.2.2. Edible Film Lapisan tipis yang dapat dimakan