terhadap belajarnya. Sebaliknya, apabila keadaan ekonomi suatu keluarga kurang baik secara tidak langsung hal ini akan berdampak pada psikis anak,
secara tidak langsung pula anak ikut berfikir tentang perekonomian keluarganya. Sehingga anak tidak memiliki konsentrasi penuh dalam
belajar, karena anak harus ikut memikirkan kebutuhan yang bukan menjadi tanggung jawabnya, dan dimungkinkan hal ini dapat berdampak negatif
pada hasil belajarnya. Lingkungan keluarga sebagai tempat pertama dan utama bagi siswa
dalam memperoleh pendidikan dan melakukan interaksi sosial dalam kehidupan mempunyai peran terhadap hasil belajar yang akan dicapainya.
Lingkungan keluarga mempunyai peran yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Belajar tidak hanya dilakukan di
sekolah saja, tetapi juga dapat dilakukan di rumah. Anak akan menerima pengaruh dari keluarganya berupa cara orang tua mendidik anak, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan agar meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Di Kecamatan Banguntapan
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar mata
pelajaran IPS kelas VIII SMP di Kecamatan Banguntapan. Hal ini ditunjukkan dari nilai nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,4360,148
dan nilai signifikansi sebesar 0,000; yang berarti kurang dari 0,05
0,0000,05. Artinya, apabila motivasi belajar semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa.
Ditinjau dari hasil kecenderungan siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS diketahui bahwa motivasi belajar berada pada kategori sedang
69,6. Artinya, siswa kelas VIII SMP di Kecamatan Banguntapan belum menunjukkan motivasi yang tinggi pada saat pembelajaran mata pelajaran
IPS berlangsung. Hal ini dapat disebabkan siswa malas, mengantuk, bosan, dan lain-lain sehingga tidak memiliki motivasi yang tinggi saat mengikuti
pembelajaran mata pelajaran IPS. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa sub variabel yang
dominan pada variabel motivasi belajar adalah sub variabel upaya guru dalam membelajarkan siswa 77,35; dan yang paling rendah adalah sub
variabel kondisi lingkungan siswa 63,54. Artinya, selain keluarga, guru juga memberikan peranan dalam menentukan hasil belajar siswa. Guru
merupakan contoh konkrit selain orang tua siswa. Apabila upaya guru dalam membelajarkan siswa dapat dilakukan dengan efektif maka dapat
dimungkinkan dapat menumbuhkan motivasi belajar yang akan berdampak pada hasil belajar siswa. Sebaliknya, apabila guru hanya mengajar sebagai
gugur kewajiban
tanpa melakukan
upaya-upaya tertentu
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa maka dimungkinkan akan berdampak
negatif terhadap hasil belajar siswa. Motivasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam usaha
memperoleh hasil belajar yang tinggi. Peran serta yang ditimbulkan oleh
adanya motivasi ini dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya, yang pada akhirnya merupakan suatu usaha untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Motivasi belajar yang tinggi dapat mempengaruhi segala aktivitas belajar dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian jika siswa memiliki motivasi
yang tinggi dalam belajar maka akan tumbuh gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar yang tinggi.
Semakin tinggi motivasi belajar siswa maka dapat dipastikan hasili belajar yang baik akan dicapai.
3. Hubungan Antara Lingkungan Keluarga Dan Motivasi Belajar