2.5. Analisis Interaksi atau Gravitasi
Interaksi adalah terjadinya kontak atau hubungan antara dua wilayah atau lebih dan dari hasil kontak itu dapat timbul sesuatu kenyataan yang baru dalam
wujud tertentu, maka apa yang sedang atau yang sudah terjadi. Menurut Bintarto 1989 interaksi dapat dilihat sebagai suatu proses sosial, proses ekonomi, proses
budaya ataupun proses politik dan sejenisnya dan lambat ataupun cepat dapat menimbulkan suatu realita atau kenyataan.
Menurut Roucek dalam Suprapta 2006 interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-
pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung. Sedangkan Short dalam Suprapta 2006 mengatakan bahwa interaksi merupakan sistem perkotaan dan
tatanan dari kota-kota kecil melalui aliran manusia, barang dan gagasan. Aliran ini merupakan dinamika sistem perkotaan dan merupakan daerah sistem pergerakan
manusia dalam melakukan aktivitasnya yang berupa perjalanan ke tempat kerja, perjalanan belanja, kunjungan keluarga maupun perjalanan untuk rekreasi, tetapi
alasan pergerakan pada umumnya adalah alasan ekonomi, penduduk cenderung bergerak apabila terdapat prospek pekerjaan dan gaji yang lebih baik disamping itu
ada alasan dalam bentuk sosial, seperti kurangnya pelayanan sosial yang miskin dan kurang kebebasan individu.
Sistem wilayah adalah sistem yang rumit. Hanya sebagian saja yang dapat diamati oleh manusia, atau yang mampu diamati dengan mikroskop perencana,
antara lain : hubungan antar manusia atau masyarakat, perusahaan industri, aparat pemerintahan dan lain-lain. Berbagai sistem pendekatan telah dilakukan dalam
Universitas Sumatera Utara
usaha menghayati system wilayah yang rumit tersebut, misalnya dengan pendekatan analisis kependudukan, analisis ekonomi, analisis masukan-keluaran,
program linier, dan sebagainya. Interaksi antar wilayah merupakan suatu mekanisme yang menggambarkan
dinamika yang terjadi di suatu wilayah karena aktivitas yang dilakukan oleh sumberdaya manusia di dalam suatu wilayah. Salah satu metode yang banyak
digunakan untuk menduga besarnya interaksi antar wilayah adalah model gravitasi. Persamaan dalam model gravitasi ini bisa digunakan untuk menganalisis dan
menduga pola interaksi spasial Panuju, 2005. Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat
besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut. Dalam perencanaan wilayah, model ini
sering dijadikan alat untuk melihat apakah lokasi berbagai fasilitas kepentingan umum telah berada pada tempat yang benar. Oleh karenanya model gravitasi
berfungsi ganda, yaitu sebagai teori lokasi dan sebagai alat dalam perencanaan. Interaksi bisa saja diukur dari banyaknya perjalanan trip dari penduduk
kota A ke kota B atau sebaliknya. Besarnya interaksi antara kedua wilayah ditentukan oleh 2 dua faktor, yaitu : 1 banyaknya potensi kedua kota wilayah
tersebut yang dapat diukur dari jumlah penduduk, banyaknya lapangan kerja, total pendapatan nilai tambah, jumlahluas bangunan, banyaknya fasilitas kepentingan
umum dan lain-lain. Mungkin karena mudah mendapatkan datanya maka ukuran yang sering digunakan adalah jumlah penduduk. Penggunaan jumlah penduduk
sebagai alat ukur karena jumlah penduduk sangat terkait langsung dengan berbagai
Universitas Sumatera Utara
ukuran lain yang dikemukakan di atas ; dan 2 jarak antara kedua kotawilayah tersebut. Jarak mempengaruhi keinginan orang untuk berpergian karena untuk
menempuh jarak tersebut diperlukan waktu, tenaga dan biaya. Makin jauh jarak yang memisahkan kedua lokasi, makin rendah keinginan orang untuk bepergian
Tarigan, 2009.
2.6. Pendidikan dalam Konteks Pengembangan Wilayah