terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan teknologi Sirojuzilam, 2005.
2.3. Teori Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan growth pole dapat diartikan dengan dua cara, yaitu secara fungsional dan secara geografis. Secara fungsional, pusat pertumbuhan
adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang karena sifat hubungannnya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu
menstimulasi kehidupan ekonomi baik ke dalam maupun ke luar wilayah belakangnya. Secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang
banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik pole of attraction, yang menyebabkan berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi di
situ dan masyarakat senang dating memanfaatkan fasilitas yang ada di kota tersebut, walaupun kemungkinan tidak ada interaksi antara usaha-usaha  tersebut
Tarigan, 2009. Menurut Sirojuzilam dan Mahalli 2010 Theory growth poles adalah salah
satu teori yang dapat menggabungkan antara prinsip-prinsip konsentrasi dengan desentralisasi secara sekaligus. Dengan demikian teori pusat pengembangan
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pembangunan regional yang saling bertolak belakang, yaitu pertumbuhan dan pemerataan pembangunan
keseluruh pelosok daerah. Selain itu teori ini juga dapat menggabungkan antara kebijaksanaan dan program pembangunan wilayah dan perkotaan terpadu.
Menurut  Mercado  2002  konsep  pusat  pertumbuhan  diperkenalkan pada  tahun 1949 oleh Fancois Perroux yang mendefinisikan pusat pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
sebagai  “pusat  dari  pancaran  gaya  sentrifugal  dan  tarikan  gaya  sentripetal”. Menurut Rondinelli  dan  Unwin  dalam  Mercado  2002  bahwa  teori  pusat
pertumbuhan  didasarkan  pada  keniscayaan   bahwa  pemerintah  di  negara berkembang  dapat  mempengaruhi  pertumbuhan  ekonomi  dan  kesejahteraan
dengan melakukan investasi yang besar pada industri padat modal di pusat kota. Teori pusat pertumbuhan juga ditopang oleh kepercayaan bahwa kekuatan pasar
bebas  melengkapi  kondisi  terjadinya  trickle  down  effect  dampak  penetesan  ke bawah dan menciptakan spread effect dampak penyebaran pertumbuhan ekonomi
dari perkotaan ke pedesaan.
2.4. Teori Lokasi