Hubungan Antara Pengembangan Wilayah dan Pendidikan

subyek pembangunan. Sebagai obyek pembangunan, SDM merupakan sasaran pembangunan untuk disejahterakan, dan sebagai subyek pembangunan, SDM berperan sebagai pelaku pembangunan. Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri. Dengan demikian, konsep pembangunan itu sesungguhnya adalah pembangunan manusia human development yaitu pembangunan yang berorientasi kepada manusia people center development, di mana manusia dipandang sebagai sasaran sebagai pelaku pembangunan. Mengingat pentingnya SDM dalam pengembangan wilayah maka sangat diperlukan usaha-usaha peningkatan kualitasmutu dari sumber daya manusia yang ada pada suatu wilayah. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan pendidikan, kesehatan dan keamanan tanpa mengabaikan investasi fisik, sarana danprasarana serta dari segi pembiayaannya. Mutu modal manusia yang meningkat akan mengakibatkan produktivitas dan kinerja juga meningkat

2.8. Hubungan Antara Pengembangan Wilayah dan Pendidikan

Indeks Pembangunan Manusia IPM Indonesia dibandingkan negara lain akan mencerminkan keberhasilan dalam memberdayakan rakyatnya. Apalagi IPM Indonesia terbilang rendah disbanding Negara-negara di dunia, karena itu upaya meningkatkan IPM dari mulai skala KabupatenKota di seluruh nusantara patut dihargai dan mestinya terus dilakukan Surya, 2012. Upaya peningkatan kualitas hidup warga idealnya diawali dengan melihat akar masalah yang kemudian menimbulkan substansi mmasalah lainnya. Kasus beberapa kota metropolitan dan kota besar lain di Indonesia menunjukkan akar masalahnya bermuara pada peningkatan populasi penduduk dan sebaran yang tidak Universitas Sumatera Utara merata. Kota metropolitan dan kota besar masih dilirik sebagai kota yang mampu member lapangan pekerjaan dengan pendapatan tinggi. Padahal persepsi seperti ini cenderung keliru, sebab lowongan pekerjaan formal hanya diperoleh oleh tenaga kerja dengan kualifikasi tinggi Surya, 2012. Pelayanan sosial kota dalam penyelenggaraannya memerlukan adanya penyediaan fasilitas sosial. Penyediaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan wilayah dan kota seharusnya tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik saja, melainkan juga pembangunan sumber daya manusianya. Konsep perencanaan wilayah pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengalokasikan sumber daya demi tercapainya tujuan yang lebih baik dimasa yang akan datang Tarigan, 2006. Hal tersebut, berarti bahwa harus ada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Masyarakat merupakan subyek sekaligus obyek pembangunan, maka sudah seharusnya perlu diperhatikan kualitas masyarakat. Meningkatkan kualitas masyarakat, maka pemerintah perlu mengupayakan mutu pendidikan dan kesehatan bagi masyarakatnya. Pemerintah harus memberikan fasilitas dibidang kesehatan, sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Peningkatan kualitas pendidikan paling mendasar dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan. Berbagai problematik peningkatan mutu sarana pendidikan termasuk rehabilitasi kondisi fisik gedung-gedung yang bermasalah tentulah terkait dengan pengelolaan dan sistem pendidikan yang belum seperti diharapkan oleh kalangan Universitas Sumatera Utara pendidikan. Pembangunan fasilitas sosial di bidang pendidikan sangat penting untuk dilakukan, karena tingkat pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi kualitas masyarakat bahkan kualitas bangsa ini www.suaramerdeka.com. Menurut Supriyoko dalam Miarsih 2009 pendidikan dan masyarakat multikultural itu memiliki hubungan timbal balik reciprocal relationship. Artinya, bila pada satu sisi pendidikan memiliki peran signifikan guna membangun masyarakat, di sisi lain masyarakat dengan segala karakternya memiliki potensi signifikan untuk memberhasilkan fungsi dan peran pendidikan umumnya. Menurut Margater dalam Miarsih 2009 mengatakan bahwa pendidikan dalam pembangunan dituntut untuk mengemban tugas yang semakin kompleks dan luas sesuai dengan aneka ragam masalah yang terjadi di kehidupan masyarakat. Adapun pendidikan yang relevan dengan pembangunan diarahkan untuk: a. Menambah konformitas masyarakat terhadap program-program pembangunan. b. Menambah kepekaan masyarakat terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi di kehidupan masyarakat dari pengaruh pembangunan yang terjadi. c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mampu menyelesaikan persoalan yang ada sebagai upaya untuk memajukan pembangunan di lingkungan mereka. d. Mengembangkan sikap yang cocok untuk tuntutan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peran pendidikan dapat memberi penguatan di satu sisi, yaitu peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Hal ini langsung atau tidak langsung, akan memberi penguatan pada sisi lain. Penguatan terhadap pendidikan, misalnya dengan memperbaiki sistem dan mengefektifkan kegiatan belajar dengan cara Universitas Sumatera Utara mengoptimalkan fungsi sarana dan prasarana pendidikan, akan menambah keberhasilan dalam membangun masyarakat. Di sisi lain, penguatan pada masyarakat yaitu dengan mengelola potensi yang dimiliki secara benar, akan menambah keberhasilan fungsi dan peran pendidikan umumnya. Implikasinya, dilakukannya penguatan pada kedua sisi secara simultan akan memberi hasil optimal, baik dari sisi peran pendidikan maupun pembangunan masyarakat secara berkesinambungan Miarsih, 2009 Kajian pengembangan wilayah memiliki aspek yang luas. Pengembangan wilayah tidak hanya menjangkau aspek-aspek pengembangan fisik, tetapi juga aspek ekonomi, kelembagaan dan manusia. Pembangunan daerah melalui pengembangan wilayah menuntut terciptanya manusia yang berkualitas, yang mempuyai kempuan intelektual, keterampilan kerja, dan daya saing tinggi. Permasalahan pembangunan daerah melalui pengembangan wilayah salah satunya disebabkan rendah kualitas sumber daya manusianya. Peranan institusi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualiatas Sumber Daya Manusia SDM kaitannya dengan pengembangan dan pembanguan wilayahdaerahnya telah menarik perhatian akhir-akhir ini. Perencanaan pembangunan wilayah ditujukan untuk mengupayakan keserasian dan keseimbangan pembangunan antar daerah sesuai dengan potensi alamnya dan memanfaatkan potensi tersebut secara efisien, tertib dan aman Riyadi, 2000. Lebih lanjut, Riyadi 2000 menyatakan bahwa peningkatan sumber daya manusia di daerah melalui sarana pendidikan dan pelatihan yang tepat dapat memicu pengembangan wilayah. Arbo dan Benneworth dalam Mirza 2008 Universitas Sumatera Utara institusi pendidikan tidak hanya sebatas melaksakan pendidikan dan penelitian- penelitian research, tetapi juga memainkan peranan penting di dalam mendukung pembangunan daerah melalui pengembangan wilayahnya di sektor ekonomi, sosial dan budaya. 2.9. Kerangka Pemikiran Kabupaten Simalungun memiliki wilayah yang cukup luas dan memiliki potensi sektor pertanian, industri dan pariwisata. Ketiga potensi wilayah tersebut memiliki daya tarik untuk dikembangkan pendidikan kejuruan yang fungsinya menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan yang spesifik agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Daya tarik penentuan sekolah berdasarkan potensi wilayah yaitu sektor pertanian, perdagangan, dan pariwisata tersebut tidak terlepas dari potensi wilayah yang memiliki potensi, seperti potensi sektor pertanian berada di Kecamatan Silimakuta, sektor industri di Kecamatan Bosar Maligas karena adanya kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei, dan sektor pariwisata berada di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon yang memiliki potensi Danau Toba. Namun potensi wilayah di masing-masing kecamatan tersebut perlu dikaji keberadaannya, hal ini disebabkan dipengaruhi oleh daya tarik kecamatan. Adapun kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kabupaten Simalungun Industri Pariwisata Penentuan Lokasi SMK Potensi Pertanian Daya Tarik Kecamatan Silimakuta Kecamatan Bosar Maligas Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Basis Analisis LQ Analisis Gravitasi Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Simalungun yang mengambil lokasi Kecamatan Silimakuta, Kecamatan Bosar Maligas, dan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Alasan pemilihan ketiga kecamatan tersebut sebagai lokasi penelitian disebabkan Kecamatan Silimakuta memiliki potensi yang besar di sektor pertanian yang merupakan kawasan startegis kabupaten KSK agropolitan. Kecamatan Bosar Maligas memliki potensi yang besar di sektor industri karena keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang merupakan kawasan strategis nasional KSN. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon memiliki potensi yang besar di sektor pariwisata yang memiliki tempat wisata Danau Toba yang merupakan kawasan strategis kabupaten KSK budaya, lingkungan dan pariwisata.

3.2. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskripsi kualitatif. Penelitian kualitatif mempunyai lima ciri yaitu: 1 Dilakukan pada latar alami, karena yang merupakan alat penting adalah adanya data yang langsung dari peneliti sendiri; 2 Bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau gambar; 3 Lebih memperhatikan proses dari pada hasil; 4 Dalam menganalisa data cenderung induktif; dan 5 Makna merupakan hal yang esensial. Bagdan dan Biklen dalam Mirza, 2008. Universitas Sumatera Utara