Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 66

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

rah Kebijakan dan Strategi pembangunan yang berkaitan dengan Tugas dan Fungsi Pelayanan dari Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral : a. Peningkatan kapasitas infrastruktur Sumber Daya Alam untuk mendukung Ketahanan Air, Pangan dan Energy. b. Peningkatan layanan jaringan irigasi. c. Peningkatan cakupan pemenuhan dan kualitas daya air baku. d. Pengendalian daya rusak air. e. Menjamin ketahanan sumber daya air melalui perwujudan keseimbangan neraca Sumber Daya Air dan menjaga kualitas air dan sumber air, ketersediaan dan Efisiensi air. f. Peningkatan tampungan air baku. g. Optimalisasi layanan irigasi melalui OP jaringan irigasi. h. Peningkatan peran serta organisasi P3A GP3AOPPMA OPPE partisipatif. i. Konservasi Sumber Daya Alam. Perencanaan Strategis Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021, adalah perencanaan pembangunan yang merupakan keberlanjutan dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi pembangunan kedepan tidak lepas dari kondisi riil capaian pembangunan tahun sebelumnya. Renstra Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral telah menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup berarti namun masih menyisahkan berbagai permasalahan yang merupakan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan yang bermuara pada tercapainya peningkatan A BAB 3 ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 67 kesejahteraan masyarakat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan infrastruktur dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan baik, tiap- tiap permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan. Permasalahan akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara internal maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut. Identifikasi permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja pembangunan dan hasil evaluasi pembangunan lima tahun terakhir sebagai berikut : a. Sekretariat  Peningkatan peran koordinasi penyelenggaraan infrastuktur pekerjaan umum antar tingkatan pemerintahan dan antarpelaku pembangunan.  Penyelenggaraan good governance yang efektif untuk mengimbangi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pembangunan.  Pengembangan kapasitas SDM untuk mendukung perubahan peran ke depan yang diharapkan berubah dari yang semula lebih dominan sebagai operator-regulator menjadi dominan regulator-fasilitator.  Belum optimalnya data dan informasi Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.  Peran aktif Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral sebagai perpanjangan tangan Bupati selaku wakil pemerintah daerah di daerah masih perlu ditingkatkan. b. Bidang Irigasi  Keterbatasan kemampuan operator sumur pompa dalam pemeliharaan genset sumur pompa.  Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi. D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 68  Banyaknya Infrastruktur Irigasi yang rusak disebabkan bencana baik yang disebabkan oleh banjir maupun bencana alam INFRASTRUKTUR  Kurangnya kuantitas dan kualitas laporan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang disebabkan oleh penurunan kuantitas petugas Operasi Pemeliharaan MAN  Peralatan mesin genset yang sudah usang yang mengakibatkan kinerja sumur pompa kurang optimal MACHINE  Belum semua kegiatan tersedia standart operasional yang baku SOP sehingga mengakibatkan kurang lancar dalam bekerja METHODE  Pemanfaatan teknologi informasi yang belum optimal  Tingginya alih fungsi lahan beririgasi teknis yang diakibatkan oleh perangkat tata ruang yang belum detail rinci.  Masih kurangnya partisipasi P3A GP3A dalam pengelolaan irigasi.  Masih kurangnya anggaran untuk operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.  Pembuangan sampah ke jaringan irigasi, alur sungai akibat kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah. c. Bidang PPSDA  Belum terpenuhinya target penambahan air baku dikarenakan kewenangan tidak sepenuhnya di kabupaten yaitu di propinsi dan pusat.  Kurang optimalnya koordinasi antar wilayah dalam pe-ngelolaan SDA yang menyebabkan konservasi SDA belum optimal serta Daya dukung lingkungan yang menurun akibat pemanfaatan sumber daya air yang berlebihan.  Kurang optimalnya pengelolaan SDA yang disebabkan oleh kewenangan sungai dan mata air yang ada di pemerintah pusat, sehingga kabupaten kurang optimal menyelesaikan permasalahan permasalahan yang kaitannya dengan mata air dan sungai.  Tidak adanya payung hukum UU no 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air dibatalkan oleh mahkamah konstitusi MK dan kembali ke UU NO 11 Tahun 1974 tentang pengairan, sehingga perlu revisi Undang undang agar dapat menyesuaikan kondisi saat ini.  Masih banyak sumber air mata air yang dikuasai oleh individu - individu kelompok.  Pemanfaaatan sumber air yang belum mengidahkan tata aturan eksploitasi berlebihan yang tidak mengidahkan konservasi. D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 69  Banyaknya Sumber sumber air yang terletak di tanah milik penduduk sehingga perlu pembebasan tanah agar Pemerintah daerah dapat mengelola sumber air dengan optimal.  Banyaknya sumur sumur gravitasi sumur yang dibuat oleh masyarakat di sekitar bendung dan dialirkan lewat pipa bawah tanah sehingga mengurangi jumlah air yang ada di bendung.  Adanya konflik kepentingan pemanfaatan air bersih dari salah satu sumber mata air contohnya pemanfaatan mata air Umbul Wadon, Umbulharjo Cangkringan Sleman.  Meningkatnya tingkat degradasi lingkungan terkait pola kehidupan, masyarakat yang kurang arif dalam mengelola kawasan konservasi, sehingga menyebabkan pencemaran air dan tanah pada daerah hulu yang berakibat berkurangnya kuantitas resapan limpasan air permukaan dan menurunnya kandungan air tanah serta semakin banyaknya kejadian bencana dan bertambah luasnya potensi bencana yang terjadi setiap tahunnya. d. Bidang ESDM  Regulasi sektor Energi dan Sumber Daya Mineral masih kurang lengkap terutama perda-perda yang belum disertai dengan petunjuk teknis pelaksanaanya.  Banyaknya potensi energi baru terbarukan yang belum dimanfaatkan secara maksimal .  Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang bersumber dari energi baru dan terbarukan masih terbatas.  Belum optimalnya penyediaan listrik perdesaan bagi masyarakat miskin dan rentan miskin, serta belum terjangkaunya jaringan listrik untuk perdesaan disebabkan keterbatasan anggaran dari PLN.  Belum optimalnya pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan seperti biogas, mikro hidro dll yang disebabkan keterbatasan penguasaan teknologi .  Belum efisiennya konservasi energi, yang ditandai dengan masih rendahnya budaya hemat energi dan kemampuan SDM yang masih terbatas.  Masih terdapat pengelolaan kegiatan usaha pertambangan yang belum sesuai dengan kaidah-kaidah pertambangan yang baik dan benar. D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 70  Dengan diberlakukan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah untuk Kegiatan Pengelolaan Perizinan Usaha Bidang ESDM tidak dijalankan karena merupakan kewenangan Provinsi DIY.  Masih banyaknya penambangan liar dikarenakan banyaknya kebutuhan material pasir dari masyarakat yang semakin bertambah dari tahun ketahun.  Untuk kegiatan penambangan adanya pemberhentian normalisasi aliran sungai maka kegiatan pengambilan material beralih ke lahan perkebunan perkarangan. Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman Aspek Kajian Capaian Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Internal Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman Eksternal Diluar Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman Gambaran Pelayanan OPD Bidang Irigasi Kondisi bendung baik 90,19; Kondisi saluran baik 96,12 ; Kondisi JIAT 92,30; Persentase luas areal pertanian yang teraliri irigasi teknis 80,14 Kinerja Jaringan Irigasi dan Infrastruktur Pengairan Lainnya Belum optimalnya pelaksanaan SOP pengelolaan irigasi Personil pengelola infrastruktur SDA Petugas OP yang menurun jumlahnya Tingginya kerusakan jaringan irigasi yang diakibatkan oleh bencana alam Banyaknya jaringan irigasi dalam kondisi rusak sehingga tidak dapat memberikan pelayanan kebutuhan air secara optimal Perangkat perundangan yang berubah ubah Masih tingginya Konflik Pemanfaatan air. Akan mengganngu pelaksanaan kegiatan Lembaga koordinasi SDA Komir, Dewan SDA Partisipasi masyarakat rendah Belum optimal fungsi kelembagaan Masih kurangnya Banyaknya alih fungsi saluran Dimensi saluran irigasi tidak D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 71 Aspek Kajian Capaian Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Internal Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman Eksternal Diluar Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman pembinaan terhadap pelanggaran fungsi saluran irigasi irigasi menjadi drainase air hujan ; Pembuangan sampah ke jaringan irigasi, alur sungai akibat kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah sama dengan dimensi saluran drainase air hujan dan tidak semua saluran irigasi mempunyai drainase pembuang Gambaran Pelayanan OPD Bidang PPSDA Persentase luas areal pertanian yang teraliri irigasi teknis 80,14 Ketersediaan Air Baku SDM dan peralatan pendukung yang terbatas jumlahnya Adanya kesepakatan bersama dengan pengelola sumber daya air; Alih fungsi lahan konservasi menjadi area terbangun Luas tangkapan air yang semakin berkurang dikarenakan pertambahan penduduk ; Perlindungan dan pelestarian sumber air belum optimal Prosentase Sambungan air bersih ke penduduk SDM dan peralatan pendukung yang terbatas jumlahnya Adanya kepentingan dari berbagai pihak yang memanfaatkan air Terbatasnya jumlah debit air yang terbatas Daya Rusak Sungai SDM dan peralatan pendukung yang terbatas jumlahnya Penggunaan daerah retensi dataran banjir, rawan banjir dan bantaran sungai untuk pemukiman dan usaha Dana terbatas sehingga diperlukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat ; adanya luas tangkapan air yang semakin berkurang sehingga air langsung masuk kesungai sehingga debit air meningkat; adanya penurunan dasar sungai yang mengakibatkan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 72 Aspek Kajian Capaian Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Internal Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman Eksternal Diluar Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman longsornya tebing sungai Persentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti dari Dinas SDAEM 36,2 Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Keterbatasan Anggaran untuk pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup ; Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia SDM masih kurang dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Sleman Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat untuk peduli terhadap pengelolaan lingkungan Meningkatnya pembuangan SampahLimbah ke sungai ; Penaatan Hukum Lingkungan masih belum berjalan dengan baik; Masih kurangnya sosialisasi tentang pelestarian lingkungan hidup, yang tidak sebanding dengan luas wilayah Kabupaten Sleman Gambaran pelayanan OPD Bidang ESDM Jumlah unit energi alternatif yang terbangun 410 unit; Persentase rumah yang teraliri listrik 99,46  Infrastruktur Jaringan yang belum memenuhi Standard Baku PLN  Kebijakan penggunaan energy alternative  Kebijakan penghematan Energi Keterbatasan Personil SDM ;Pengetahuan teknis akan ketenaga listrikan masih terbatas ; Sebaran jaringan yang tidak sesuai antara jumlah warga miskin dan rentan miskin dengan ketersediaan jaringan listrik PLN sehingga banyak warga miskin yang masih menggunakan listrik ilegal; Kesadaran akan penggunaan Adanya program pengentasan kemiskinan dari sektor ketenagalistrikan baik melalui APBN, APBD Provinsi, dan APBD kabupaten; adanya program peningkatan rasio elektrifikasi yang dilaksanakan melalui PLN, dinas PUP ESDM DIY dan Dinas SDAEM;adanya insentif yang besar yang dikembalikan dalam bentuk perbaikan Keterbatasan dana untuk pembangunan jaringan listrik; Jumlah warga miskin dan rentan miskin yang relatif masih banyak sebanyak 8600 rumah yang belum memiliki KWH meter tersendiri; Pemenuhan persentase Ratio Elektrifikasi yang belum maksimal; Kurangnya pemahaman masyarakat akan ketersediaan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 73 Aspek Kajian Capaian Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Internal Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman Eksternal Diluar Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman energi terbarukan alternatif masih rendah; Belum adanya roadmap penggunaan energi alternatif secara terpadu sehingga pengukuran kuantitatif dan kualitatif tidak bisa terukur; Belum di laksanakan nya SK Bupati tentang Tim gugus tugas Program penghematan air, energi dan listrik di SKPD masing masing; Penggunaan energi yang relatif besar baik untuk konsumsi sosial, industri dan instansi pemerintah sehingga kewenangan untuk konservasi akan menjadi tantangan bagi Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral layanan penerangan jalan umum di pedesaan yang diambil dari pajak penerangan jalan umum sebesar 10; adanya kebijakan dari pemerintah yang mengharuskan PLN menggunakan energi baru terbarukan alternatif yang harga jualnya semakin lama semakin meningkat; program langit biru dan gerakan rumah kaca yang lebih menekankan untuk penggunaan energi yang ramah lingkungan; Kebijakan energi nasional KEN dimana Indonesia pada tahun 2025 menargetkan 25 energi berasal dari energi baru terbarukan; adanya insentif penyusunan audit energy secara gratis untuk industri dan perhotelan dari kementrian ESDM; adanya teknologi hemat energy yang ramah lingkungan dan energy yang semakin menipis; Secara kuantitatif dan kualitatif sebaran energy masih tersebar dan potensinya relatif kecil sehingga secara ekonomis kurang kompetitif; Kurangnya pemahaman akan pentingnya penghematan penggunaan energy listrik di gedung kantor sehingga kegiatan penghematan terasa sia sia; masih banyaknya industri yang belum tertarik dengan program konservasi energy. D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 74 Aspek Kajian Capaian Kondisi Saat ini Standar yang digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Internal Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman Eksternal Diluar Kewenangan Dinas SDAEM Kab. Sleman relatif terjangkau bagi masyarakat; adanya sosialisasi yang berkelanjutan melalui lembaga pendidikan formal tentang perlunya program hemat energi; Penambangan rakyat yang sesuai kaidah teknis 10 ; Persentase usaha penambangan yang sudah memiliki izin dan direkomendasik an Lahan rusak akibat penambangan Kurangnya tenaga pengawas teknis di bidang pertambangan; Kordinasi dalam penertiban penambangan antara instansi terkait belum berjalan sesuai dengan aturan Sulitnya dilakukan penertiban terhadap kegiatan Pertambangan Tanpa Izin PETI yang dilakukan masyarakat dikarenakan penambangan tanpa izin di beberapa daerah dilakukan oleh masyarakat setempat dan sudah menjadi mata pencaharian; Tingkat kesadaran masyarakat terhadap aspek peraturan dan teknis penambangan masih rendah Kerusakan lahan akibat kegiatan pertambangan tanpa izin PETI yang tersebar di Wilayah Kabupaten Sleman

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah