D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 80
Visi : Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, Mandir, Berbudaya dan terintegrasikannya sistem e-government menuju smart regency Kabupaten Pintar pada
Tahun 2020
No Misi dan Program
Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
Permasalahan Pelayanan Dinas
SDAEM Kab. Sleman
Faktor Program
perlindungan Konservasi Sumber
Daya Alam penegakan
peraturan penambangan
yang
masih bersifat
sentralistrik sehingga peran
kabupaten akan semakin
kecil padahal provinsi
masih sedikit
personil; Masih
banyaknya sumber airmata
air yang berada di lahan pribadi
yang
dikuasai oleh
oleh pribadiswasta
sehingga menyulitkan
upaya pelindungan
dan pengelolaannya
Beratnya beaya operasi genset
sumur pompa
perlu mendapatkan
perhatian yang lebih
dari Pemerintah
kabupaten Sleman
belum adamasih dalam
proses perancangan.
Kesadaran masyarakat yang
masih rendah akan kelestarian
sumber air mata air di wilayah
Kabupaten Sleman
Keterpihakan para pengambil
keputusan dalam pengelolaan
lingkungan hidup
masih relatif rendah
Meningkatnya pembuangan
SampahLimbah ke sungai
akan kesejahteraan
rakyat Dukungan
program, kegiatan dan
anggaran dari Pemerintah
Pusat, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten
Sleman menjadi salah satu
peluang untuk meningkatkan
pengendalian pencemaran
lingkungan dan pembangunan
infrastruktur yang lebih baik
Masyarakat, dunia usaha,
instansi vertical dan instansi
lainnya sama- sama menjaga
lingkungan sesuai
kewenangannya
Adanya penertiban dan
pengendalian pelanggaran
peraturan pengelolaan
sumber daya air Program
Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
3.3 Telaahan Renstra Kementrian Republik Indonesia dan Renstra Provinsi
Renstra Kementrian Lembaga KL dan Renstra ProvinsiKabupatenKota sama-sama memuat visi, misi, tujuan strategis, kebijakan, program dan kegiatan
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 81
pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang disusun berpedoman pada RPJM. Adapun pada Renstra Kementrian kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas
dan fungsi yaitu perumusan dan penetapan kebijakan nasional serta kebijakan teknis pelaksanaan dibidang pekerjaan umum dan Energi Sumber Daya Mineral.
Sedangkan Renstra Dinas SDAEM sebagai sarana untuk menilai akuntabilitas pelaksanaan dan tugas dan wewenang dari Dinas Sumber Daya Air, Energi dan
Mineral dan juga hendak dicapai adalah efisiensi dan efektifitas pemanfaatan SDA yang ada di Kabupaten Sleman.
Analisis Renstra KL dan SKPD KabupatenKota ditujukan untuk melihat keserasian, keterpaduan, sinkronisasi dan sinergisitas terhadap pencapaian
sasaran pelaksanaan Renstra Provinsi terhadap sasaran Renstra KL dan Renstra SKPD di KabupatenKota sesuai dengan urusan yang menjadi
kewenangan masing-masing SKPD. Telaahan dan analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah capaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD telah
berkontribusi terhadap pencapaian sasaran Renstra KL dan Renstra SKPD KabupatenKota.
Disamping itu arah ini juga diperlukan untuk mencermati apakah tingkat capaian kinerja Renstra dalam hal ini Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral
melebihisamakurang dari sasaran Renstra KL atau rata-rata KabupatenKota. Hasil review terhadap Renstra KL dan Renstra SKPD KabupatenKota akan
menjadi masukan dalam perumusan isu-isu strategis pelayanan yang akan menjadi dokumen Renstra Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral pada
masa periode berikutnya. Jadi hasil review terhadap Renstra KL dan Renstra SKPD KabupatenKota tahun rencana ditujukan untuk mengidentifikasi potensi,
peluang dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan kebijakan strategis dalam Renstra SKPD pada Dinas
Sumber Daya Air, Energi dan Mineral. Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Strategis Kementrian PU dan
Perumahan Rakyat dan Kementrian ESDM dan Kementrian Lingkungan dan Kehutanan, maka faktor faktor penghambat maupun faktor faktor pendorong dari
keberhasilan pelayanan Dinas SDAEM Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten
Sleman berdasarkan sasaran Renstra Kementrian PU dan Perumahan Rakyat dan Kementrian ESDM dan Kementrian Lingkungan dan Kehutanan Republik Indonesia
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 82
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Kementrian
Republik Indonesia Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
1 2
3 4
5 1
Kementrian ESDM
Meningkatkan akses
dan infrastruktur energi
Posisi sebaran warga miskin dan rentan
miskin yang jauh dari infrastruktur energi
yang ada; Dana untuk pembangunan
jaringan dari PLN maupun Kabupaten
masih terbatas; aturan regulasi serah
terima aset jaringan antara pemda dan
PLN belum baku; Adanya perbedaan
persepsi pemda dan PLN mengenai
pelayanan konsumen pada zona bahaya
bencana merapi Dana
pengentasan kemiskinan
terbatas untuk sektor energi
listrik; kondisi geografis yang
belum terakses dengan jalan
umum atau pedesaan;
kesadaran warga yang lahannya
akan dilalui infrastruktur
energi jaringan listrik masih
rendah; Semakin
meningkatnya perekonomian
lokal yang membutuhkan
supply energi; konsumsi energi
yang makin meningkat
setiap tahun; kesadaran
masyarakat akan kebutuhan
energi seiring dengan
kebutuhan jaman;
tersedianya saluran Udara
ekstra tinggi SUTT jawa
madura bali yang melintasi
di bagian Selatan
Kabupaten Sleman sebesar
500 KV dan tambahan 150
KV dari gardu induk Pedan ke
Gardu Induk Kentungan yang
siap memberikan
sebagian energynya
untuk mensupply
kebutuhan listrik pada
Kabupaten Sleman
Meningkatkan Diversivikasi
Energi Kontinuitas supply air
belum berjalan dikarenakan ada hari
penutupan saluran Kesadaran akan
pentingnya PLTMH masih
rendah karena Kecenderungan
penggunaan energi yang
ramah
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 83
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Kementrian
Republik Indonesia Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
sehingga listrik tidak operasional; status
kepemilikan belum jelas antara provinsi
dan Kabupaten; Pihak pengelola
belum bisa bekerja secara optimal
karena SK Pengelola PLTMH menunggu
status kepemilikan PLTMH; Kepemilikan
tanah menjadi kendala karena
masih menjadi kewenangan Balai
Besar Wilayah Serayu Opak
sehingga tanpa ijin dari BBWS tidak bisa
terlaksana masih adanya
supply listrik dari PLN;
Kebudayaan masyarakat
untuk membuang sampah pada
selokan masih menjadi
kebiasaan sehingga
merusak turbin lingkungan
menjadi daya tarik bagi
masyarakat dan kalangan
industri; adanya kebijakan harga
jual energi yang semakin
kompetitif sehingga
meningkatkan minat investor
contoh harga jual Mikro Hidro
ke PLN
Mengoptimalkan penerimaan
Negara dari sector ESDM
Lokasi kegiatan sektor esdm tersebar
sehingga diperlukan personil lapangan
yang mempunyai kapasitas untuk
optimalisasi pajak MBLB; masih
rendahnya sarana dan prasarana untuk
mendukung optimalisasi
penarikan pajak air tanah khususnya
peralatan pengukuran debit air
tanah; kesadaran akan wajib pajak
MBLB dan air tanah yang masih rendah;
Peningkatan kedisplinan aparat
petugas yang harus lebih ditingkatkan
Kegiatan pengambilan
MBLB diluar jam kerja sehingga
sulit dipantau; banyaknya
sumur yang belum berizin
dan tidak dilaporkan ke
Pemerintah Kabupaten;
Kerjasama antara
pemerintah desa dengan petugas
lapangan masih rendah;
Adanya target pajak air tanah
dan MBLB yang sudah
ditentukan oleh Pemerintah
Kabupaten; adanya
dukungan dana operasional
untuk mendukung
kegiatan dalam rangka
meningkatkan penerimaan
sektor ESDM; Melimpahnya
sumber daya alam baik
berupa MBLB dan air tanah
serta permintaan
pasar yang semakin tahun
semakin besar; Daerah sleman
sebagai
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 84
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Kementrian
Republik Indonesia Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
penghasil utama MBLB
dan air tanah yang
dibutuhkan untuk
pembangunan dan kebutuhan
hidup masyarakat di
DIY .
2 Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
Pengelolaan dan konservasi
waduk, embung, situ serta
bangunan penampung air
lainnya. -Belum optimalnya
Perlindungan dan pelestarian
sumber air berupa, embung dan mata air
-Beberapa embung yang sudah
terbangun tidak optimal dalam fungsi
dan operasionalnya -Banyak sumber
mata air yang belum terbangun karena
keterbatasan anggaran
-Ketidakjelasan akan kewenangan
pengelolaan embung mata air sehingga
menghambat upaya pengelolaan
kelestarian sumber air
-Degradasi Penurunan
kualitas lingkungan
di kawasan resapan
air -Alih fungsi lahan
konservasi menjadi
area terbangun -Masih
kurangnya fasilitasi dan
kooordinasi pengelolaan
kualitas air dan
pengendalian pencemaran air
-Partisipasi masyarakat
masih rendah -Belum
optimalnya perlindungan
tebing sungai
-Belum optimalnya
pembangunan tampungan air
-Wadah koordinasi
konservasi SDA seperti OPPE
Organisasi Petani
Pengelola Embung,
OPPMA Organisasi
Petani Pengelola Mata
Air -Program
konservasi SDA
-Dukungan Pemerintah
Pusat -Tersedianya
area cekungan
potensi alam untuk
pembangunan embung
Pengembangan dan
pengelolaan -Banyaknya jaringan
irigasi dalam kondisi rusak
-Pelaksanaan OP
Jaringan Irigasi -SDM yang
berkomitmen tinggi
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 85
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Kementrian
Republik Indonesia Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya.
sehingga tidak dapat memberikan
pelayanan kebutuhan air secara
optimal -Masih ada sebagian
jaringan irigasi yang bukan irigasi teknis
semi teknis, non teknis dan tadah
hujan -Kurangnya
Pembangunan daerah irigasi baru
-Masih
banyaknya pelanggaran
sempadan saluran
irigasi dan alih fungsi saluran
irigasi menjadi
drainese saluran hujan
-Keterbatasan SDM, baik
kuantitas maupun
kualitas terutama jumlah juru
pengairan yang tidak seimbang
dengan daerah irigasi yang
harus dilayani belum optimal
-Kurangnya partisipasi
masyarakat petani
dalam pengelolaan
Jaringan Irigasi -Belum
optimalnya penyelenggaraan
pengelolaan daerah
irigasi antara pemerintah
pusat, provinsi dan
kabupatenkota -Alih fungsi lahan
pertanian -Konflik
pemanfaatan air
-Adanya kekurangan
air untuk kebutuhan
irigasi -Tidak seluruh
masyarakat memahami dan
mendukung pembangunan
embung serta jaringan
irigasi -Regulasi
pengelolaan SDA
-Lembaga koordinasi
SDA -Tersedianya
area cekungan
potensi alam untuk
pembangunan tampungan air
-Tersedianya potensi
air yang cukup besar
untuk pemanfaatan
berbagai keperluan
Penyediaan dan pengelolaan
air baku Terbatasnya
Ketersediaan embung dalam
memenuhi kebutuhan air baku; Banyaknya
embung yang kurang berfungsi optimal;
Masih banyaknya sumber airmata air
yang berada di lahan pribadi yang dikuasai
oleh pribadiswasta sehingga
menyulitkan upaya pelindungan dan
Sulitnya pembebasan
lahan untuk pembangunan
infrastruktur SDA;
Tidak seluruh Masyarakat
memahami dan mendukung
pembangunan embung baru;
adanya permasalahan
perizinan alih Dukungan
pemerintah pusat;
Regulasi pembangunan
infrastruktur SDA;
Kelembagaan Pengelola
Sumber air OPPE
Organisasi Petani
Pengguna Embung dan
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 86
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Kementrian
Republik Indonesia Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
pengelolaannya fungsi lahan milik
pribadi untuk kepentingan
embung; Belum jelasnya
Regulasi yang mengatur
tentang kewenangan
pengelolaan embung antara
pemerintah pusat dan daerah ;
Kurangnya koordinasi antara
Pemerintah Pusat dan
Daerah dalam penyediaan dan
pengelolaan Embung
OPPMA Organisasi
Petani Pengguna Mata
Air; Tersedianya
area cekungan
potensi alam untuk
pembangunan tampungan air;
Sosialisasi kepada
Masyarakat tentang
pentingnya perlindungan
dan pengelolaan
SDA
3
Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
Mengendalikan pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup
Penaatan Hukum Lingkungan Hidup di
Kabupaten Sleman belum berjalan
dengan baik; Keterbatasan
Anggaran untuk Pengendalian
pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup terbilang masih
terbatas; Kualitas dan Kuantitas
Sumber Daya Manusia SDM
masih kurang dibandingkan dengan
luas wilayah Kabupaten Sleman
Meningkatnya Pencemaran dan
pembuangan SampahLimbah
ke sungai Masyarakat,
Dunia usaha, instansi vertical
dan instansi lainnya sama-
sama menjaga lingkungan
sesuai kewenangannya
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 87
Pada bagian ini dikemukakan mengenai faktor-faktor penghambat ataupun faktor - faktor pendorong yang akan mempengaruhi penanganan permasalahan pelayanan
Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman, yang ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Provinsi DIY.
Berdasarkan hasil telaahan terhadap Renstra kabupatenkota, maka disusun factor - faktor yang bersifat menghambat maupun yang bersifat mendorong, yang akan
mempengaruhi penanganan permasalahan yang telah diidentifikasi. Adapun identifikasi faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kab. Sleman
berdasarkan sasaran Renstra Dinas PUP dan ESDM Provinsi DIY dan BLH Provinsi DIY beserta faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Dinas
PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY
Permasalahan Pelayanan Dinas
SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong 1
2 3
4 5
Dinas PUP dan ESDM Provinsi
DIY
1 Meningkatnya
layanan jaringan Irigasi dan rawa
-Banyaknya jaringan irigasi
dalam kondisi rusak
sehingga tidak dapat
memberikan pelayanan
kebutuhan air secara optimal
-Masih ada sebagian jaringan
irigasi yang bukan irigasi
teknis semi teknis, non
teknis dan tadah hujan
-Kurangnya ketersedian
embung dalam memenuhi
kebutuhan air baku
-Kurangnya Pembangunan
daerah irigasi baru -Pelaksanaan
OP Jaringan Irigasi
belum optimal -Kurangnya
partisipasi masyarakat
petani dalam
pengelolaan Jaringan Irigasi
-Belum optimalnya
penyelenggaraan pengelolaan
daerah irigasi antara
pemerintah provinsi dan
kabupatenkota -Alih fungsi lahan
pertanian -Konflik
pemanfaatan air
-Adanya kekurangan
-SDM yang berkomitmen
tinggi -Regulasi
pengelolaan SDA
-Lembaga koordinasi
SDA -Tersedianya area
cekungan potensi alam untuk
pembangunan tampungan air
-Tersedianya potensi
air yang cukup besar
untuk pemanfaatan
berbagai keperluan
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 88
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Dinas
PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY
Permasalahan Pelayanan Dinas
SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong -Masih banyaknya
pelanggaran sempadan saluran
irigasi dan alih fungsi saluran
irigasi menjadi drainese saluran
hujan -Keterbatasan
SDM, baik kuantitas maupun
kualitas terutama jumlah juru
pengairan yang tidak seimbang
dengan daerah irigasi yang harus
dilayani air untuk
kebutuhan irigasi
-Tidak seluruh masyarakat
memahami dan mendukung
pembangunan embung
serta jaringan irigasi
Meningkat-nya ketersediaan air
baku Terbatasnya
ketersediaan embung dalam
memenuhi kebutuhan air
baku; Banyaknya
embung yang kurang berfungsi
secara optimal; Masih banyaknya
sumber airmata air yang berada di
lahan pribadi yang dikuasai oleh
pribadiswasta sehingga
menyulitkan upaya pelindungan dan
pengelolaannya Kurangnya
koordinasi antara Pemerintah
Provinsi dan Daerah dalam
penyediaan dan pengelolaan
Embung; Tidak seluruh
Masyarakat memahami dan
mendukung pembangunan
embung baru; Belum jelasnya
regulasi yang mengatur
tentang kewenangan
pengelolaan embung antara
pemerintah provinsi dan
daerah Kerjasama
Pembangunan embung antara
Pemerintah Provinsi dan
daerah; Tersedianya area
cekungan potensi alam untuk
pembangunan tampungan air
Meningkat-nya kualitas
pengendalian banjir
Beralihnya alih fungsi saluran
irigasi menjadi drainase air hujan;
Belum optimalnya fungsi embung
sebagai sarana penampung air
Masih kurang nya kepedulian
masyarakat akan menjaga fungsi
dan kondisi irigasi yang baik;
Masih kurang nya kepedulian
Pelaksanaan Operasi
Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
Pelaksanaan pengangkatan
sedimen secara rutin
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 89
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Dinas
PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY
Permasalahan Pelayanan Dinas
SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong dikarenakan
adanya sampah dan endapan
sehingga mengurangi daya
tampung air ; masyarakat akan
menjaga fungsi dan kondisi
embung yang baik
menggunakan alat berat dan manual
agar daya tampung embung
dan bendung lebih optimal;
Pelaksanaan Program
Pemeliharaan rehabilitasi
embung
Terwujudnya penguatan
kelembagaan dan efisiensi
pemanfaatan energi
Belum adanya koordinasi antara
lembaga kelompok
masyarakat peduli energy pengelola
desa mandiri energy dengan
pemerintah daerah; masih rendahnya
pembinaan dan penguatan
kelembagaan pada kelompok
masyarakat peduli energy
Belum adanya status
kelembagaan yang berbadan
hukum sehingga ada kesulitan
ketika pemerintah
daerah akan memberikan
hibah; Kemandirian
Kelompok mandiri energy
masih rendah Sudah adanya
keterkaitan antara penilaian
profesionalisme mutu produk jasa
pelayanan ISO dengan teknolgi
efisiensi energi seperti sistem
penghematan energi pada ruang
hotel; masuknya manager energi
pada setiap kegiatan industri
maupun perhotelan sesuai
dengan Inpres menteri ESDM
dalam rangka program konversi
energi; banyaknya produk produk
yang hemat energi seperti
Lampu LED, AC dengan sensor
pengatur suhu;
Terwujudnya perluasan
pembangunan infrastruktur
energi ketenagalis-trikan
Ketersediaan lahan untuk
pembangunan infrastruktur masih
terbatas; kepadatan
penduduk di suatu lokasi tidak
memungkinkan dibangunnya
Belum adanya investor yang
berminat dalam pembangunan
infrastruktur energi
dikarenakan selama ini
masyarakat sudah dilayani
Dengan adanya percepatan
pertumbuhan ekonomi akan
mengakibatkan kenaikan
konsumsi energi yang pada
muaranya akan membutuhkan
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 90
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Dinas
PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY
Permasalahan Pelayanan Dinas
SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong pembangunan
fasilitas Infrastruktur
Energi; masih terbatasnya
sumber daya manusia dalam
profesi pembangunan
infrastruktur energi oleh PLN dan
Pertamina; sumber daya
alam untuk penggerak
energi masih berasal dari luar
daerah sehingga membutuhkan
biaya investasi besar;
infrastruktur energi;
Pertumbuhan ekonomi di
Sleman rata rata di atas 10,
sehingga membutuhkan
ketersedian energi rata rata 30
pertahun; masih dibutuhkan peran
serta pemerintah pusat dan daerah
dalam pemenuhan
energi ketenagalistrikan
bagi warga miskin dan rentan miskin
Terwujudnya pengembangan
dan pemanfaatan energi baru
terbarukan berbasis listrik
dan bahan bakar Untuk kewenangan
penyediaan energi baru terbarukan
berbasis listrik dan bahan bakar belum
jelas karena dengan adanya UU
no 23 tahun 2014 kewenangan ada di
Provinsi sehingga pengembangan
energi baru terbarukan
berbasis listrik dan bahan bakar tidak
bisa terwujud. Selama ini
kebutuhan akan listrik dan bahan
bakar sudah dapat dipenuhi
oleh PLN dan Pertamina
sehingga pengembangan
energi baru berbasis listrik
dan bahan bakar sulit terwujud;
potensi energi baru terbarukan
tersebar dan jumlah nya
sedikit dan tidak mempunyai nilai
ekonomis bila akan
dimanfaatkan; masih rendahnya
hasil rekayasa anak bangsa
yang mampu mengolah energi
baru terbarukan menjadi energi
listrik dan bahan Adanya kebijakan
energi nasional untuk tahun 2025
adanya kontribusi 25 berasal dari
energi baru terbarukan;
Pemerintah mewajibkan PLN
dan pertamina untuk
menggunakan energi baru
terbarukan secara bertahap dalam
rangka pengurangan
emisi gas rumah kaca dan
perlindungan lingkungan secara
global; pemberian penghargaan
kepada pemerintah
daerah industri, dan kelompok
masyarakat perseorangan
dalam rangka
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 91
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Dinas
PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY
Permasalahan Pelayanan Dinas
SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong bakar secara
efisien pengembangan
dan konservasi energi berupa adi
prabawa untuk kategori instansi
pemerintah, adi pratama untuk
kategori instansi swasta; adi
prakarsa untuk kategori kelompok
masyarakat atau perseorangan;
Kabupaten Sleman pada
tahun 2013 pernah
mendapatkan penghargaan adi
pratama yaitu UD. Rekayasa di
Pakembinangun, Kec. Pakem atas
teknologi pengolahan bio
etanol yang bersumber dari
ketela pohon.
Badan Lingkungan
Hidup Provinsi DIY
Terjaganya kelestarian
Lingkungan dan Kesesuaian Tata
Ruang -Belum optimalnya
pelaksanaan monitoring dan
pemantauan -Penaatan Hukum
Lingkungan Hidup belum berjalan
dengan baik -Masyarakat
Kabupaten Sleman masih
kurang sadar akan lingkungan
hidup dan perlu dilaksanakan
sosialisasi tentang
pentingnya menjaga
lingkungan hidup.
-Tersedianya peraturan
perundangan di tingkat
pusatkementerian -Potensi sumber
daya alam -Dukungan
program, kegiatan dan anggaran dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah
Daerah menjadi salah satu
peluang untuk
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 92
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Dinas
PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY
Permasalahan Pelayanan Dinas
SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong meningkatkan
pengendalian pencemaran
lingkungan
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dan Kajian Lingkungan