Telaahan Renstra Kementrian Republik Indonesia dan Renstra Provinsi

D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 80 Visi : Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, Mandir, Berbudaya dan terintegrasikannya sistem e-government menuju smart regency Kabupaten Pintar pada Tahun 2020 No Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Faktor Program perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam penegakan peraturan penambangan yang masih bersifat sentralistrik sehingga peran kabupaten akan semakin kecil padahal provinsi masih sedikit personil;  Masih banyaknya sumber airmata air yang berada di lahan pribadi yang dikuasai oleh oleh pribadiswasta sehingga menyulitkan upaya pelindungan dan pengelolaannya  Beratnya beaya operasi genset sumur pompa perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari Pemerintah kabupaten Sleman belum adamasih dalam proses perancangan.  Kesadaran masyarakat yang masih rendah akan kelestarian sumber air mata air di wilayah Kabupaten Sleman  Keterpihakan para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup masih relatif rendah  Meningkatnya pembuangan SampahLimbah ke sungai akan kesejahteraan rakyat  Dukungan program, kegiatan dan anggaran dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan pengendalian pencemaran lingkungan dan pembangunan infrastruktur yang lebih baik  Masyarakat, dunia usaha, instansi vertical dan instansi lainnya sama- sama menjaga lingkungan sesuai kewenangannya  Adanya penertiban dan pengendalian pelanggaran peraturan pengelolaan sumber daya air Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

3.3 Telaahan Renstra Kementrian Republik Indonesia dan Renstra Provinsi

Renstra Kementrian Lembaga KL dan Renstra ProvinsiKabupatenKota sama-sama memuat visi, misi, tujuan strategis, kebijakan, program dan kegiatan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 81 pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang disusun berpedoman pada RPJM. Adapun pada Renstra Kementrian kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi yaitu perumusan dan penetapan kebijakan nasional serta kebijakan teknis pelaksanaan dibidang pekerjaan umum dan Energi Sumber Daya Mineral. Sedangkan Renstra Dinas SDAEM sebagai sarana untuk menilai akuntabilitas pelaksanaan dan tugas dan wewenang dari Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral dan juga hendak dicapai adalah efisiensi dan efektifitas pemanfaatan SDA yang ada di Kabupaten Sleman. Analisis Renstra KL dan SKPD KabupatenKota ditujukan untuk melihat keserasian, keterpaduan, sinkronisasi dan sinergisitas terhadap pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra Provinsi terhadap sasaran Renstra KL dan Renstra SKPD di KabupatenKota sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan masing-masing SKPD. Telaahan dan analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah capaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD telah berkontribusi terhadap pencapaian sasaran Renstra KL dan Renstra SKPD KabupatenKota. Disamping itu arah ini juga diperlukan untuk mencermati apakah tingkat capaian kinerja Renstra dalam hal ini Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral melebihisamakurang dari sasaran Renstra KL atau rata-rata KabupatenKota. Hasil review terhadap Renstra KL dan Renstra SKPD KabupatenKota akan menjadi masukan dalam perumusan isu-isu strategis pelayanan yang akan menjadi dokumen Renstra Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral pada masa periode berikutnya. Jadi hasil review terhadap Renstra KL dan Renstra SKPD KabupatenKota tahun rencana ditujukan untuk mengidentifikasi potensi, peluang dan tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-isu strategis dan kebijakan strategis dalam Renstra SKPD pada Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral. Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Strategis Kementrian PU dan Perumahan Rakyat dan Kementrian ESDM dan Kementrian Lingkungan dan Kehutanan, maka faktor faktor penghambat maupun faktor faktor pendorong dari keberhasilan pelayanan Dinas SDAEM Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman berdasarkan sasaran Renstra Kementrian PU dan Perumahan Rakyat dan Kementrian ESDM dan Kementrian Lingkungan dan Kehutanan Republik Indonesia beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 82 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementrian Republik Indonesia Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5 1 Kementrian ESDM Meningkatkan akses dan infrastruktur energi Posisi sebaran warga miskin dan rentan miskin yang jauh dari infrastruktur energi yang ada; Dana untuk pembangunan jaringan dari PLN maupun Kabupaten masih terbatas; aturan regulasi serah terima aset jaringan antara pemda dan PLN belum baku; Adanya perbedaan persepsi pemda dan PLN mengenai pelayanan konsumen pada zona bahaya bencana merapi Dana pengentasan kemiskinan terbatas untuk sektor energi listrik; kondisi geografis yang belum terakses dengan jalan umum atau pedesaan; kesadaran warga yang lahannya akan dilalui infrastruktur energi jaringan listrik masih rendah; Semakin meningkatnya perekonomian lokal yang membutuhkan supply energi; konsumsi energi yang makin meningkat setiap tahun; kesadaran masyarakat akan kebutuhan energi seiring dengan kebutuhan jaman; tersedianya saluran Udara ekstra tinggi SUTT jawa madura bali yang melintasi di bagian Selatan Kabupaten Sleman sebesar 500 KV dan tambahan 150 KV dari gardu induk Pedan ke Gardu Induk Kentungan yang siap memberikan sebagian energynya untuk mensupply kebutuhan listrik pada Kabupaten Sleman Meningkatkan Diversivikasi Energi Kontinuitas supply air belum berjalan dikarenakan ada hari penutupan saluran Kesadaran akan pentingnya PLTMH masih rendah karena Kecenderungan penggunaan energi yang ramah D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 83 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementrian Republik Indonesia Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong sehingga listrik tidak operasional; status kepemilikan belum jelas antara provinsi dan Kabupaten; Pihak pengelola belum bisa bekerja secara optimal karena SK Pengelola PLTMH menunggu status kepemilikan PLTMH; Kepemilikan tanah menjadi kendala karena masih menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Serayu Opak sehingga tanpa ijin dari BBWS tidak bisa terlaksana masih adanya supply listrik dari PLN; Kebudayaan masyarakat untuk membuang sampah pada selokan masih menjadi kebiasaan sehingga merusak turbin lingkungan menjadi daya tarik bagi masyarakat dan kalangan industri; adanya kebijakan harga jual energi yang semakin kompetitif sehingga meningkatkan minat investor contoh harga jual Mikro Hidro ke PLN Mengoptimalkan penerimaan Negara dari sector ESDM Lokasi kegiatan sektor esdm tersebar sehingga diperlukan personil lapangan yang mempunyai kapasitas untuk optimalisasi pajak MBLB; masih rendahnya sarana dan prasarana untuk mendukung optimalisasi penarikan pajak air tanah khususnya peralatan pengukuran debit air tanah; kesadaran akan wajib pajak MBLB dan air tanah yang masih rendah; Peningkatan kedisplinan aparat petugas yang harus lebih ditingkatkan Kegiatan pengambilan MBLB diluar jam kerja sehingga sulit dipantau; banyaknya sumur yang belum berizin dan tidak dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten; Kerjasama antara pemerintah desa dengan petugas lapangan masih rendah; Adanya target pajak air tanah dan MBLB yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten; adanya dukungan dana operasional untuk mendukung kegiatan dalam rangka meningkatkan penerimaan sektor ESDM; Melimpahnya sumber daya alam baik berupa MBLB dan air tanah serta permintaan pasar yang semakin tahun semakin besar; Daerah sleman sebagai D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 84 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementrian Republik Indonesia Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong penghasil utama MBLB dan air tanah yang dibutuhkan untuk pembangunan dan kebutuhan hidup masyarakat di DIY . 2 Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pengelolaan dan konservasi waduk, embung, situ serta bangunan penampung air lainnya. -Belum optimalnya Perlindungan dan pelestarian sumber air berupa, embung dan mata air -Beberapa embung yang sudah terbangun tidak optimal dalam fungsi dan operasionalnya -Banyak sumber mata air yang belum terbangun karena keterbatasan anggaran -Ketidakjelasan akan kewenangan pengelolaan embung mata air sehingga menghambat upaya pengelolaan kelestarian sumber air -Degradasi Penurunan kualitas lingkungan di kawasan resapan air -Alih fungsi lahan konservasi menjadi area terbangun -Masih kurangnya fasilitasi dan kooordinasi pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air -Partisipasi masyarakat masih rendah -Belum optimalnya perlindungan tebing sungai -Belum optimalnya pembangunan tampungan air -Wadah koordinasi konservasi SDA seperti OPPE Organisasi Petani Pengelola Embung, OPPMA Organisasi Petani Pengelola Mata Air -Program konservasi SDA -Dukungan Pemerintah Pusat -Tersedianya area cekungan potensi alam untuk pembangunan embung Pengembangan dan pengelolaan -Banyaknya jaringan irigasi dalam kondisi rusak -Pelaksanaan OP Jaringan Irigasi -SDM yang berkomitmen tinggi D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 85 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementrian Republik Indonesia Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya. sehingga tidak dapat memberikan pelayanan kebutuhan air secara optimal -Masih ada sebagian jaringan irigasi yang bukan irigasi teknis semi teknis, non teknis dan tadah hujan -Kurangnya Pembangunan daerah irigasi baru -Masih banyaknya pelanggaran sempadan saluran irigasi dan alih fungsi saluran irigasi menjadi drainese saluran hujan -Keterbatasan SDM, baik kuantitas maupun kualitas terutama jumlah juru pengairan yang tidak seimbang dengan daerah irigasi yang harus dilayani belum optimal -Kurangnya partisipasi masyarakat petani dalam pengelolaan Jaringan Irigasi -Belum optimalnya penyelenggaraan pengelolaan daerah irigasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupatenkota -Alih fungsi lahan pertanian -Konflik pemanfaatan air -Adanya kekurangan air untuk kebutuhan irigasi -Tidak seluruh masyarakat memahami dan mendukung pembangunan embung serta jaringan irigasi -Regulasi pengelolaan SDA -Lembaga koordinasi SDA -Tersedianya area cekungan potensi alam untuk pembangunan tampungan air -Tersedianya potensi air yang cukup besar untuk pemanfaatan berbagai keperluan Penyediaan dan pengelolaan air baku Terbatasnya Ketersediaan embung dalam memenuhi kebutuhan air baku; Banyaknya embung yang kurang berfungsi optimal; Masih banyaknya sumber airmata air yang berada di lahan pribadi yang dikuasai oleh pribadiswasta sehingga menyulitkan upaya pelindungan dan Sulitnya pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur SDA; Tidak seluruh Masyarakat memahami dan mendukung pembangunan embung baru; adanya permasalahan perizinan alih Dukungan pemerintah pusat; Regulasi pembangunan infrastruktur SDA; Kelembagaan Pengelola Sumber air OPPE Organisasi Petani Pengguna Embung dan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 86 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementrian Republik Indonesia Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong pengelolaannya fungsi lahan milik pribadi untuk kepentingan embung; Belum jelasnya Regulasi yang mengatur tentang kewenangan pengelolaan embung antara pemerintah pusat dan daerah ; Kurangnya koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam penyediaan dan pengelolaan Embung OPPMA Organisasi Petani Pengguna Mata Air; Tersedianya area cekungan potensi alam untuk pembangunan tampungan air; Sosialisasi kepada Masyarakat tentang pentingnya perlindungan dan pengelolaan SDA 3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Penaatan Hukum Lingkungan Hidup di Kabupaten Sleman belum berjalan dengan baik; Keterbatasan Anggaran untuk Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup terbilang masih terbatas; Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia SDM masih kurang dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Sleman Meningkatnya Pencemaran dan pembuangan SampahLimbah ke sungai Masyarakat, Dunia usaha, instansi vertical dan instansi lainnya sama- sama menjaga lingkungan sesuai kewenangannya D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 87 Pada bagian ini dikemukakan mengenai faktor-faktor penghambat ataupun faktor - faktor pendorong yang akan mempengaruhi penanganan permasalahan pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman, yang ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Provinsi DIY. Berdasarkan hasil telaahan terhadap Renstra kabupatenkota, maka disusun factor - faktor yang bersifat menghambat maupun yang bersifat mendorong, yang akan mempengaruhi penanganan permasalahan yang telah diidentifikasi. Adapun identifikasi faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kab. Sleman berdasarkan sasaran Renstra Dinas PUP dan ESDM Provinsi DIY dan BLH Provinsi DIY beserta faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong 1 2 3 4 5 Dinas PUP dan ESDM Provinsi DIY 1 Meningkatnya layanan jaringan Irigasi dan rawa -Banyaknya jaringan irigasi dalam kondisi rusak sehingga tidak dapat memberikan pelayanan kebutuhan air secara optimal -Masih ada sebagian jaringan irigasi yang bukan irigasi teknis semi teknis, non teknis dan tadah hujan -Kurangnya ketersedian embung dalam memenuhi kebutuhan air baku -Kurangnya Pembangunan daerah irigasi baru -Pelaksanaan OP Jaringan Irigasi belum optimal -Kurangnya partisipasi masyarakat petani dalam pengelolaan Jaringan Irigasi -Belum optimalnya penyelenggaraan pengelolaan daerah irigasi antara pemerintah provinsi dan kabupatenkota -Alih fungsi lahan pertanian -Konflik pemanfaatan air -Adanya kekurangan -SDM yang berkomitmen tinggi -Regulasi pengelolaan SDA -Lembaga koordinasi SDA -Tersedianya area cekungan potensi alam untuk pembangunan tampungan air -Tersedianya potensi air yang cukup besar untuk pemanfaatan berbagai keperluan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 88 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong -Masih banyaknya pelanggaran sempadan saluran irigasi dan alih fungsi saluran irigasi menjadi drainese saluran hujan -Keterbatasan SDM, baik kuantitas maupun kualitas terutama jumlah juru pengairan yang tidak seimbang dengan daerah irigasi yang harus dilayani air untuk kebutuhan irigasi -Tidak seluruh masyarakat memahami dan mendukung pembangunan embung serta jaringan irigasi Meningkat-nya ketersediaan air baku Terbatasnya ketersediaan embung dalam memenuhi kebutuhan air baku; Banyaknya embung yang kurang berfungsi secara optimal; Masih banyaknya sumber airmata air yang berada di lahan pribadi yang dikuasai oleh pribadiswasta sehingga menyulitkan upaya pelindungan dan pengelolaannya Kurangnya koordinasi antara Pemerintah Provinsi dan Daerah dalam penyediaan dan pengelolaan Embung; Tidak seluruh Masyarakat memahami dan mendukung pembangunan embung baru; Belum jelasnya regulasi yang mengatur tentang kewenangan pengelolaan embung antara pemerintah provinsi dan daerah Kerjasama Pembangunan embung antara Pemerintah Provinsi dan daerah; Tersedianya area cekungan potensi alam untuk pembangunan tampungan air Meningkat-nya kualitas pengendalian banjir Beralihnya alih fungsi saluran irigasi menjadi drainase air hujan; Belum optimalnya fungsi embung sebagai sarana penampung air Masih kurang nya kepedulian masyarakat akan menjaga fungsi dan kondisi irigasi yang baik; Masih kurang nya kepedulian Pelaksanaan Operasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi; Pelaksanaan pengangkatan sedimen secara rutin D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 89 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong dikarenakan adanya sampah dan endapan sehingga mengurangi daya tampung air ; masyarakat akan menjaga fungsi dan kondisi embung yang baik menggunakan alat berat dan manual agar daya tampung embung dan bendung lebih optimal; Pelaksanaan Program Pemeliharaan rehabilitasi embung Terwujudnya penguatan kelembagaan dan efisiensi pemanfaatan energi Belum adanya koordinasi antara lembaga kelompok masyarakat peduli energy pengelola desa mandiri energy dengan pemerintah daerah; masih rendahnya pembinaan dan penguatan kelembagaan pada kelompok masyarakat peduli energy Belum adanya status kelembagaan yang berbadan hukum sehingga ada kesulitan ketika pemerintah daerah akan memberikan hibah; Kemandirian Kelompok mandiri energy masih rendah Sudah adanya keterkaitan antara penilaian profesionalisme mutu produk jasa pelayanan ISO dengan teknolgi efisiensi energi seperti sistem penghematan energi pada ruang hotel; masuknya manager energi pada setiap kegiatan industri maupun perhotelan sesuai dengan Inpres menteri ESDM dalam rangka program konversi energi; banyaknya produk produk yang hemat energi seperti Lampu LED, AC dengan sensor pengatur suhu; Terwujudnya perluasan pembangunan infrastruktur energi ketenagalis-trikan Ketersediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur masih terbatas; kepadatan penduduk di suatu lokasi tidak memungkinkan dibangunnya Belum adanya investor yang berminat dalam pembangunan infrastruktur energi dikarenakan selama ini masyarakat sudah dilayani Dengan adanya percepatan pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan kenaikan konsumsi energi yang pada muaranya akan membutuhkan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 90 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong pembangunan fasilitas Infrastruktur Energi; masih terbatasnya sumber daya manusia dalam profesi pembangunan infrastruktur energi oleh PLN dan Pertamina; sumber daya alam untuk penggerak energi masih berasal dari luar daerah sehingga membutuhkan biaya investasi besar; infrastruktur energi; Pertumbuhan ekonomi di Sleman rata rata di atas 10, sehingga membutuhkan ketersedian energi rata rata 30 pertahun; masih dibutuhkan peran serta pemerintah pusat dan daerah dalam pemenuhan energi ketenagalistrikan bagi warga miskin dan rentan miskin Terwujudnya pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan berbasis listrik dan bahan bakar Untuk kewenangan penyediaan energi baru terbarukan berbasis listrik dan bahan bakar belum jelas karena dengan adanya UU no 23 tahun 2014 kewenangan ada di Provinsi sehingga pengembangan energi baru terbarukan berbasis listrik dan bahan bakar tidak bisa terwujud. Selama ini kebutuhan akan listrik dan bahan bakar sudah dapat dipenuhi oleh PLN dan Pertamina sehingga pengembangan energi baru berbasis listrik dan bahan bakar sulit terwujud; potensi energi baru terbarukan tersebar dan jumlah nya sedikit dan tidak mempunyai nilai ekonomis bila akan dimanfaatkan; masih rendahnya hasil rekayasa anak bangsa yang mampu mengolah energi baru terbarukan menjadi energi listrik dan bahan Adanya kebijakan energi nasional untuk tahun 2025 adanya kontribusi 25 berasal dari energi baru terbarukan; Pemerintah mewajibkan PLN dan pertamina untuk menggunakan energi baru terbarukan secara bertahap dalam rangka pengurangan emisi gas rumah kaca dan perlindungan lingkungan secara global; pemberian penghargaan kepada pemerintah daerah industri, dan kelompok masyarakat perseorangan dalam rangka D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 91 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong bakar secara efisien pengembangan dan konservasi energi berupa adi prabawa untuk kategori instansi pemerintah, adi pratama untuk kategori instansi swasta; adi prakarsa untuk kategori kelompok masyarakat atau perseorangan; Kabupaten Sleman pada tahun 2013 pernah mendapatkan penghargaan adi pratama yaitu UD. Rekayasa di Pakembinangun, Kec. Pakem atas teknologi pengolahan bio etanol yang bersumber dari ketela pohon. Badan Lingkungan Hidup Provinsi DIY Terjaganya kelestarian Lingkungan dan Kesesuaian Tata Ruang -Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan pemantauan -Penaatan Hukum Lingkungan Hidup belum berjalan dengan baik -Masyarakat Kabupaten Sleman masih kurang sadar akan lingkungan hidup dan perlu dilaksanakan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. -Tersedianya peraturan perundangan di tingkat pusatkementerian -Potensi sumber daya alam -Dukungan program, kegiatan dan anggaran dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah menjadi salah satu peluang untuk D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 92 No Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY Permasalahan Pelayanan Dinas SDAEM Kab. Sleman Sebagai Faktor Penghambat Pendorong meningkatkan pengendalian pencemaran lingkungan

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dan Kajian Lingkungan