Kinerja Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten

D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 21

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten

Sleman Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman berdasarkan sasarantarget Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, danatau indikator kinerja pelayanan SKPD danatau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah. Ada 9 indikator kinerja yang diterapkan dalam RPJMD 2011-2015 , ada indikator yang berhenti sebelum berakhirnya RPJMD 2011 – 2015, ada pula yang tambah, dan ada pula yag menerus, berdasarkan kebutuhan saat itu, adapun Pencapaian Kinerja Dinas SDAEM sesuai indikator perubahan diperlihatkan pada Tabel 2.4. Sesuai dengan kebijakan yang telah disusun dan program-program yang telah dijabarkan kembali dalam kegiatan-kegiatan sebagai tindakan nyata yang telah dilaksanakan pada tahun 2011-2015 dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, kinerja pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral dapat diuraikan kegiatan, yaitu : Urusan Wajib dan Pilihan. Berdasarkan data pada Tabel 2.4 diketahui bahwa untuk kondisi sarana irigasi baik menunjukkan hasil yang baik. Walaupun ada beberapa tahun yang mengalami penurunan. Keberhasilan ini tidak lepas dari Partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan yang ada dan Kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pemeliharaan irigasi; dukungan dana dari pemerintah pusat melalui DAK Dana Alokasi Khusus. Realisasi kondisi irigasi baik pada beberapa tahun mengalami penurunan dikarenakan banjir lahar erupsi gunung merapi sehingga banyak saluran irigasi yang rusak akibat kemasukan material, pendanaan operasi pemeliharaan jaringan irigasi yang masih kurang dan belum seimbangnya antara dana untuk rehabilitasi dengan tingkat kerusakan jaringan irigasi; jumlah juru pengairan yang tidak seimbang dengan daerah irigasi yang harus dilayani; jika terjadi kerusakan jaringan irigasi yang cukup parah akibat banjir, penanganan yang bisa dilakukan hanya sebatas penanganan darurat yaitu menggunakan bagor karung yang diisi pasir ataupu bronjong, penanganan permanen akan diusulkan pada kegiatan rehabilitasi ; jika terjadi saluran irigasi yang putus akibat bencana alam penanganannya secara darurat dengan memasang pralon untuk sementara agar air irigasi tetap mengalir sambil menungggu penanganannya secara permanen D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 22 melalui kegiatan rehabilitasi. Untuk Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air menunjukan hasil yang baik dikarenakan koordinasi antara SKPD yang baik dalam pemberdayaan P3A petani pemakai air; masyarakat pengguna air yang kompetensi; memberi pembinaan, pemberdayaan teknis, kelembagaan organisasi dan keuangan dan membentuk organisasi pengelola mata air OPMA dan organisasi Petani Pengelola Embung OPPE secara berkesinambungan. Luas lahan rusak akibat penambangan di Kabupaten Sleman sampai dengan akhir tahun 2015 seluas 147,1 Ha, mengalami penurunan 42,9 Ha apabila dibandingkan keberadaan lahan rusak akibat penambangan di tahun 2014 seluas 190 Ha. Dikarenakan kegiatan pengambilan material khususnya menggunakan alat berat banyak yang berhenti, sehingga tidak menambah lahan rusak akibat penambangan, sedangkan di beberapa tempat sudah ada reklamasi dan penataan lahan, yang berdampak lahan bekas penambangan menjadi produktif. Rasio Elektrifikasi di Kabupaten Sleman sudah diatas RE Rasio Elektrifikasi tingkat nasional sebesar 75 , sehingga pemerintah dalam hal Pemkab Sleman dibantu dengan Pemprov dan PLN DIY akan meningkatkan Rasio Elektrifikasi secara bertingkat mulai tahun 2015. Sasaran utama adalah Rumah tangga miskin yang di Sleman sebanyak 8.600 yang tersebar di 17 Kecamatan. Energi terbarukan menunjukkan hasil yang baik dikarenakan adanya potensi energy biogas di Kabupaten Sleman dapat diperoleh dari limbah ternak yaitu sapi dan adanya partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 23 Tabel 2.4 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman No Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi OPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air - 30,50 - 14,00 15,50 21,50 26,00 30,50 15,50 34,75 27,50 46,80 100,00 110,71 224,19 127,91 180,00 327,87 2 Kondisi Sarana Irigasi Baik a.Kondisi Bendung Baik - 85,90 - 79,40 81,00 82,70 84,30 85,90 87,37 83,30 85,58 82,96 90,19 110,04 102,84 103,48 98,41 104,99 b.Kondisi Saluran Baik - 79,90 - 73,90 75,40 76,90 78,40 79,90 71,03 92,66 93,68 95,76 96,12 96,12 122,89 121,82 122,14 120,30 c.Kondisi JIAT Baik - 84,40 - 68,40 72,40 76,40 80,40 84,40 72,73 92,31 84,62 92,30 92,30 106,33 127,50 110,76 114,80 109,36 d.Persentase luas areal pertanian yang teraliri irigasi teknis - 79,50 - 73,50 75,00 76,50 78,00 79,50 - - 78,67 73,00 80,14 - - 102,84 93,59 100,81 3 Luas Lahan rusak akibat penambangan - 150 - 190 180 170 160 150 190 180 170 190 147,10 100,00 100,00 100,00 81,25 101,93 4 a.Energi terbarukan - 344 - 303 313 323 334 344 353 359 396 403 410 116,50 114,70 122,60 120,66 119,19 b.Rasio Elektrifikasi - 99,40 - 97,80 98,30 98,80 99,30 99,40 94,56 96,07 99,25 98,27 99,46 96,69 97,73 100,46 98,96 100,06 Revisi Elektrifikasi - 100 - - - 98,00 99,50 100 - - 99,25 98,27 97,99 - - 101,28 98,76 97,99 Target Renstra OPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 24 Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman Tahun 2011 - 2015 Uraian 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung 5.577.347.264 5.226.186.178 4.966.007.661 5.042.230.211 5.458.410.279 86,62 78,57 87,70 89,04 94,04 2,27 0,37 Belanja Pegawai 5.577.347.264 5.226.186.178 4.966.007.661 5.042.230.211 5.458.410.279 86,62 78,57 87,70 89,04 94,04 2,27 0,37 Belanja Langsung 11.657.726.960 13.856.339.816 30.608.183.822 26.400.742.696 40.312.580.712 95,73 97,00 93,33 80,03 95,38 43,87 44,68 Modal 7.206.278.650 9.432.337.200 18.292.804.900 16.171.609.227 19.016.339.504 97,21 98,19 92,51 73,91 95,05 34,34 32,71 Pegawai 2.079.826.500 2.125.221.000 3.191.177.550 3.642.637.300 4.251.004.000 96,39 97,25 96,94 96,04 96,96 20,68 20,80 Barang dan Jasa 2.371.621.810 2.298.781.616 9.124.201.282 6.586.496.169 17.045.237.208 91,00 92,22 93,81 90,03 95,36 101,34 106,21 Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata rata Pertumbuhan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 25 Kegiatan di Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral sesuai Target Kinerja 2011 – 2015 adalah sebagai berikut : 1. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air a. RehabilitasiPemeliharaan Petani Pemakai Air Kegiatan pada rehabilitasi Pemeliharaan Petani Pemakai Air berupa Pembinaan dan pelaksanaan lomba GP3A tingkat provinsi; Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan; Pelaksanaan pelatihan desain konstruksi dan OP Partisipatif; Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi GP3A; Pelaksanaan lomba GP3A. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan irigasi. Dengan hasil wujud nyata menjaga keaktifan GP3A sampai saat ini, sesuai fungsi dan kewenangannya. Beberapa GP3A yang telah dibentuk di Kabupaten Sleman seperti GP3A Gemah Ripah, GP3A Sumber Madu, GP3A Tani Manunggal Karso, GP3A Sari Tirto, GP3A Mororejo, GP3A Rukun Mulyo, GP3A Tirto Manunggal, GP3A Tri Nogo Mulyo, GP3A Lohjinawi, GP3A Catur Tirto Ngudi, GP3A Gupit Medari, GP3A Tri Tirto Manunggal, GP3A Suko Tani, GP3A Marsudi Makmur, GP3A Ngudi Makmur, GP3A Manunggal Mulyo. b. Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari hasil disahkan Perda Kabupaten Sleman Nomor 6 tahun 2013 tentang irigasi yang memberikan pemerintah desa untuk mengelola system irigasi yang mempunyai luas kurang dari 10 ha dan tidak lintas desa, sehingga diperlukan pemahaman dan juga keaktifan lembaga yang mengelola daerah irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah desa tersebut. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan irigasi; terbentuknya pengelola irigasi tingkat desa di Kabupaten Sleman. c. Peningkatan kelembagaan Kebijakan Pengelolaan Irigasi WISMP Kabupaten Sleman adalah salah satu Kabupaten yang mendapatkan dana dari Water Resources and Irrigation Sector Management Programme WISMP 2 yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sumber daya air wilayah sungai dan irigasi serta meningkatkan produktivitas pertanian di lahan beririgasi. Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Air untuk Irigasi WISMP adalah peningkatan kinerja lembaga pengelola irigasi partisipatif dan rehabilitasi infrastruktur sistem irigasi prioritas. Pelaksanaan kegiatan peningkatan kinerja lembaga pengelola irigasi partisipatif adalah peningkatan SDM masyarakat petani P3AGP3AIP3A dan peningkatan pemberdayaan Komisi Irigasi sebagai Wadah Koordinasi dan Komunikasi. Kegiatan ini D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 26 merupakan kegiatan rutin sesuai amanat Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2006 tentang irigasi dan perda Kabupaten Sleman nomor 6 tahun 2013 tentang irigasi yang memberikan pemerintah kabupaten kota kewajiban untuk melaksanakan pemberdayaan P3A GP3A. Hasil dari kegiatan ini dapat terjaganya fungsi jaringan irigasi primer dan sekunder di Daerah Irigasi kesepakatan Dinas SDAEM, Bappeda, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dengan 37 DI di Kabupaten Sleman. d. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Kegiatan ini adalah kegiatan yang harus rutin dilaksanakan untuk tetap menjaga agar kondisi mata air terpelihara dengan baik, baik fungsi dan lingkungannya, dengan melaksanakan pemberdayaan dan pembinaan kelembagaan berupa pembentukan kelembagaan pengelola mata air, sosialisasi dan pelatihan agar adanya peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan mata air. Hasil wujudnya adanya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan mata air yang lebih optimal, berupa pembersihan lokasi mata air dan sekitarnya. e. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan sungai, Danau Sumber Daya Air lainnya. Kegiatan ini adalah kegiatan yang harus rutin dilaksanakan untuk tetap menjaga agar peran dan kesadaran masyarakat dalam melakukan konservasi air meningkat dengan melaksanakan pembentukan organisasi pengelola embung, tersosialisasinya hari air untuk sasaran konservasi pentingnya keberadaan air bagi kehidupan manusia dan sekitarnya dan terbangunnya sumur resapan air hujan tersosialisasinya gerakan memanen air hujan. Harapannya adanya peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan embung sehingga ketersedian air di Kabupaten Sleman dapat tercukupi. Hasil wujud nya terpeliharanya embung secara optimal dengan melakukan pemeliharaan rutin dengan pembersihan embung dan sekitarnya dan jika ada kerusakan besar segera dapat diketahui. 2. Kondisi Sarana Irigasi Baik a. Rehabilitasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi Kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan untuk mengembalikan fungsi Jaringan Irigasi agar tetap optimal. Kegiatan ini tidak memerlukan tambahan lahan, karena obyek yang dilakukan kegiatan rehabilitasi pemeliharaan Jaringan Irigasi yaitu Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 27 Pemerintah Kabupaten Sleman sejumlah 853 daerah irigasi. Kegiatan ini melaksanakan rehabilitasi bendung dan saluran irigasi di Kabupaten Sleman. b. Pembangunan Peningkatan Jaringan Irigasi Kegiatan Pembangunan Peningkatan Jaringan Irigasi adalah pembangunan jaringan-jaringan irigasi baru dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya air dan areal potensial irigasi yang ada dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional khususnya untuk wilayah Kabupaten Sleman . Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari hasil musrembang kecamatan, surat permohonan masyarakat dan juga masukan dari pengamat irigasi terkait kondisi jaringan irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Sleman. Kegiatan ini berupa pembuatan DED jaringan irigasi yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. Hasil wujud nyata meningkatnya saluran irigasi non teknis menjadi teknis atau semi teknis di Kabupaten Sleman. c. Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Operasi adalah kegiatan pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan air dan sumber air untuk mengoptimalkan pemanfaatan prasarana sumber daya air. Pemeliharaan adalah kegiatan untuk merawat sumber air dan prasarana sumber daya air yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber daya air. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus rutin dilakukan untuk tetap menjaga keberlanjutan fungsi jaringan irigasi agar tetap optimal dan dapat meningkatnya fungsi jaringan irigasi daerah irigasi, saluran, pintu air. d. Pemutakhiran Data Jaringan Irigasi Pelaksanaan kegiatan pada Kegiatan Pemutakhiran Data Jaringan Irigasi dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas data jaringan irigasi dan updating data prasarana irigasi agar pengelolaan jaringan irigasi meningkat. f. Pemeliharaan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus rutin dilakukan untuk tetap menjaga keberlanjutan fungsi jaringan irigasi air tanah agar tetap optimal. Pelaksanaan kegiatan berupa perbaikan genset sumur pompa, pemeliharaan jaringan irigasi air tanah dan rumah pompa agar fungsi jaringan sumur pompa lebih optimal. g. Pembangunan Embung dan Bangunan Penampung Air Lainnya Embung dan bangunan penampung lainnya merupakan salah satu bangunan yang dapat meningkatkan kehandalan penyediaan air baku untuk berbagai keperluan yang diharapkan dapat menampung kelebihan air pada saat D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 28 musim hujan dan mengatasi kekurangan air pada musim kemarau. Kondisi saat ini sungai-sungai di Wilayah kabupaten Sleman mengalami terjadinya penurunan debit, sehingga pada saat musim kemarau terjadinya kekeringan khususnya untuk lahan pertanian. Atas hal tersebut maka Dinas SDAEM berupaya untuk membangun waduk dan embung pada daerah yang kondisi topografinya memungkinkan. h. Pemeliharaan dan rehabilitasi Embung dan Bangunan Penampung Air lainnya Tujuan kegiatan ini adalah menyelenggarakan pemeliharaan dan rehabiltasi ringan terhadap embung dan mata air di seluruh wilayah kabupaten sleman agar dapat meningkatkan kualitas embung dan bangunan penampung air lainnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan rehabilitasi pemeliharaan terhadap embung dan mata air yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber daya air yang ada sehingga meningkatnya kualitas embung dan bangunan penampung air lainnya. i. Rehabilitasi Pemeliharaan Normalisasi Sungai dan Pembinaan Penanganan Pengendalian Daya Rusak Sungai Tujuan kegiatan ini memberikan rasa aman masyarakat dan menjaga fasilitas umum dari akibat daya rusak air dengan melaksanakan rehab talud dan melakukan pemeliharaan sungai agar tidak membahayakan bangunan umum dan masyarakat dengan memasang pengaman bangunan konstruksi di sungai. Harapannya segera tertanganinya kerusakan daya rusak air , dengan segera ditindaklanjutinya laporan masyarakat dan pengamat dengan peninjauan lapangan dan rencana tidak lanjutnya sesuai kewenangannya.. j. Pengelolaan Sempadan Sungai, Embung dan mata Air Tujuan kegiatan ini adalah memelihara dan menjaga sungai agar perubahan lingkungannya tidak membahayakan masyarakat sekitar sungai. Kegiatan ini adalah kegiatan yang harus rutin dilaksanakan untuk tetap menjaga agar kondisi sungai dalam kondisi baik, baik fungsi dan lingkungannya dengan tersedianya data sungai dalam, lebar, panjang, debit dan melaksanakan pendataan pelanggaran sempadan sungai. Hasil wujudnya tersedianya data sungai yang digunakan untuk kepentingan data lingkungan sungai dan sekitarnya. k. Koordinasi Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam Tujuan kegiatan ini adalah melakukan kesepakatan dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air tentang Rencana Pola dan tata tanam disesuaikan dengan prediksi ketersediaan air yang ada water balance dan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 29 menyelenggarakan kampanye hemat air. Kegiatan ini merupakan kegiatan harus rutin dilakukan untuk lebih meningkatkan kesadaran petani dalam menetukan pola tanam disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada dan memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk hemat dalam penggunaan air. l. Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan sumber sumber air Konservasi sumberdaya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Kegiatan ini berupa pengukuran debit mata air, pengangkatan sedimen Bendung dengan cara manual dan alat berat dan Konservasi dan pengendalian kerusakan sumber sumber air mata air. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber daya air di wilayah Kabupaten Sleman. Kegiatan ini merupakan kegiatan konservasi sumber daya air dan perlindungan terhadap kerusakan sumber sumber air yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber daya air. Hasil wujudnya mengembalikan tampungan air seperti semula sehingga dapat dimanfaatkan untuk air irigasi dan pengukuran debit mata air berguna untuk mengetahui jumlah air yang ada di Kabupaten Sleman. m. Pengelolaan perizinan bidang irigasi Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah terlayaninya perizinan bidang irigasi di kabupaten sleman, berupa izin penutupan saluran irigasi, sempadan saluran irigasi dan pembinaan saluran irigasi. Hasil wujud nyata dengan keluarnya rekomendasi izin penutupan saluran irigasi, dengan target 100 rekomendasi yang dihasilkan tiap tahun. n. Koordinasi penilaian kota sehat adipura Tujuan kegiatan ini agar terpeliharanya sungai dan perairan terbuka dari pencemaran air dan sampah menjadikan sungai dalam kondisi baik. Hasil wujudnya mendukung penilaian adipura menjadi lebih baik dengan melakukan pembersihan sungai dan saluran terbuka secara rutin. o. Pengkajian dampak lingkungan Tujuan kegiatan ini adalah tersedianya laporan UKL – UPL Embung yang digunakan untuk pemantauan kondisi lingkungan apabila terjadi dampak D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 30 perubahan segera dapat diketahui sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjutnya. p. Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya Tujuan kegiatan ini adalah pembangunan embung dibeberapa lokasi di Kabupaten Sleman. Hasil wujudnya pembangunan embung di beberapa lokasi di kabupaten Sleman yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar embung diantaranya muka air tanah sekitar embung bertambah, masyarakat dapat memanfaatkan sebagai perikanan, dan untuk irigasi pertanian. Rencana kedepan penyediaan air untuk kebutuhan air sehari hari untuk masyarakat maupun pemanfaat air irigasi. q. Pemeliharaan Embung dan Bangunan Penampung air Lainnya Tujuan mengembalikan bangunan embung sesuai fungsi semula dengan kegiatan berupa pembersihan di sekitar embung dan bangunan penampung air lainnya dan pengangkatan sedimen embung sehingga embung dapat bermanfaat untuk irigasi pertanian atau perikanan. 3. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya energi a. Penyusunan rencana energi Tujuan kegiatan adalah termanfaatkannya pemakaian energy secara efektif dan efisien. Pelaksanaan kegiatan adalah dengan melakukan audit energy yang dilakukan secara bertahap. Dimulai kepada gedung Kantor Pemerintahan di lingkungan Kab. Sleman hingga nantinya secara keseluruhan gedung perkantoran pemerintahan selesai di audit dapat memanfaatkan energy listrik secara efektif dan efisien. Diharapkan hasil rekomendasi laporan dapat ditindaklanjuti oleh objek audit sehingga biaya pemakaian listrik, konsumsi dan keamanan dapat terwujud. Selain itu dapat diketahui supply dan demand dari energy baik energi listrik maupun energy bahan bakar fosil sebagai dasar perencanaan energy secara menyeluruh di Kabupaten Sleman. Hasil wujud nya berupa dapat diketahuinya alokasi LPG bersubsidi kepada masyarakat yang berhak menerimanya miskin dan rentang miskin; dapat diketahuinya distribusi konsumsi yang bersubsidi daya 450 VA – 900 VA; dapat diketahui perencanaan kedepan akan kebutuhan energy listrik untuk konsumsi non subsidi diatas 900 VA sebagai pendukung kegiatan industri maupun rumah tangga. D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 31 b. Pengembangan energi alternatif Tujuan kegiatan adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa disekitar kita terdapat energy alternative energy baru dan terbaharukan yang dapat digunakan sebagai pengganti energy fosil. Kemudian tindaklanjutnya adalah memberikan bantuan pembangunan biogas bagi masyarakat di Kabupaten Sleman. Pembinaan Pemberdayaan Pemanfaatan energy alternative harus tetap berkelanjutan. Sehingga energy alternative dapat dimanfaatkan dengan optimal. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan yang harus rutin dilakukan antara lain program hemat energy sesuai Kepres no. 4 Tahun 2010. Hasil wujudnya meningkatnya kesadaran masyarakat dalam bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam pemanfaatan energy baru terbarukan dengan menggunakan sumber daya lokal sehingga ketergantungan akan energy fosil dapat tergantikan secara bertahap. c. Operasional dan pemeliharaan energi terbarukan Tujuan kegiatan ini adalah melaksanakan pemeliharaan Biogas dan PLTS agar kegiatan pengembangan energy alternative tetap berkelanjutan dan termanfaatkan dengan baik, dengan penerima manfaat adalah masyarakat pengguna energy terbarukan di Pemkab Sleman. Kegiatan ini memerlukan kesediaan kelompok ternak dan pengguna PLTS untuk diperbaiki kerusakan ataupun penggantian onderdil, karena obyek yang dilakukan adalah pemeliharaan atau pembelian Accu dan digester biogas yang tidak beroperasi secara maksimal. Dengan adanya biogas yang optimal dapat menjadi pemicu peningkatan ekonomi masyarakat lokal. Penghargaan yang diberikan menjadikan embrio bagi pengembangan Desa Mandiri Energy DME seperti yang ada di desa umbulharjo, Cangkringan dengan model pengembangan Biogas limbah ternak. d. Koordinasi Pengembangan Ketenagalistrikan Tujuan kegiatan ini adalah melaksanakan pembangunan JTR-JTM sesuai standart PLN dan tersedianya instalasi sambungan rumah sesuai standart sehingga terpenuhinya kebutuhan energi listrik dimasyarakat. Kemudian untuk memenuhi target ratio elektrifikasi di Kab. Sleman sesuai petunjuk pemerintah, maka seluruh masyarakat di Kabupaten Sleman harus dapat menikmat listrik. Khususnya kepada masyarakat tidak mampu diberikan bantuan listrik gratis melalui kegiatan ini. Namun belum semua masyarakat tidak mampu yang belum memiliki listrik dapat terpenuhi. Untuk itu program kegiatan ini harus dilaksanakan berkesinambungan. Kerjasama dan koordinasi dengan pihak PLN telah terbentuk melalui Sistem Serah Terima Operasional dan Pemeliharaan D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 32 Jaringan Tegangan Rendah dan Menengah baik di PLN rayon Sedayu, PLN Rayon sleman, PLN rayon yogya utara maupun PLN rayon Kalasan.selain itu melaksanakan kerjasama dalam hal instalasi listrik daya 450 VA untuk keluarga miskin dan rentan miskin. Dari hasil pendataan ada 8600 rumah tangga miskin dan rentan miskin yang belum memiliki KWH meter tersendiri listrik ilegal sehingga dibutuhkan pembangunan secara bertahap untuk mencukupi untuk 8600 sambungan rumah. Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral akan menyelesaikan pekerjaan tersebut sampai dengan akhir tahun 2018, sehingga diharapakan di tahun 2019 masyarakat miskin dan rentan miskin di kabupaten sleman dapat memiliki listrik legal. 4. Luas Lahan Rusak Akibat Penambangan a. Monitoring dan Pengendalian Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Tujuan pelaksanaan kegiatan ini terlaksananya monitoring dan pengendalian kegiatan penambangan mineral bukan logam dan batuan dan meningkatkan penambangan yang sesuai dengan peraturan dan aspek teknis. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya mengetahui, memantau dan mengendalikan kegiatan penambangan mineral bukan logam dan batuan yang didasarkan pada Perda No. 4 Tahun 2013 dan UU No 4 tahun 2009. Dengan adanya pemantauan dan pengendalian diharapkan dapat diketahuinya secara detail lokasi dan luasan lahan yang telah ditambang secara ilegal, sehingga perencanaan reklamasi lahan bekas penambangan dapat segera ditangani bekerja sama dengan instansi terkait baik di kabupaten sleman maupun di Provinsi DIY.serta meningkatkan peran serta dan kesadaran warga sekitar akan pentingnya pengelolaan lingkungan pasca penambangan. b. Koordinasi dan Pendataan tentang hasil produksi di Bidang Pertambangan Tujuan kegiatan adalah meningkatkan data hasil produksi bidang pertambangan, berupa data penghitungan volume produksi bahan galian dan normalisasi DAS yang kemudian dituangkan dalam data ketetapan pajak bahan galian. Kegiatan ini berpedoman pada Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan Restribusi Daerah.Hasil kegiatan ini berupa tersedianya data volume bahan galian MBLB mineral bukan logam dan batuan yang dimanfaatkan pada proyek fisik. Dengan adanya data tersebut dapat diketahui potensi dan besarnya bahan galian MBLB di Kabupaten D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 33 Sleman sebagai dasar untuk perencanaan dan pengembangan MBLB termasuk didalamnya pendapatan dari sektor Pajak MBLB di kabupaten Sleman. c. Pengawasan Penertiban Kegiatan Pertambangan Rakyat Tujuan kegiatan ini adalah meningkatnya pengawasan dan penertiban kegiatan penambangan sehingga permasalahan di bidang esdm dapat terselesaikan dengan melibatkan instansi terkait antara lain Satpol PP, Dinas PUP ESDM Provinsi DIY, Polda DIY dan Perangkat desa terkait. Dengan adanya kegiatan ini maka diharapkan para penambang untuk mentaati peraturan kegiatan penambangan MBLB dapat ditingkatkan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. d. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dampak kerusakan lingkungan akibat Kegiatan Pertambangan Rakyat Tujuan kegiatan ini adalah tersedianya laporan dan data kerusakan lingkungan akibat penambangan rakyat dan pemanfaat air tanah dan terlaksananya pemantauan dan evaluasi dampak lingkungan akibat penambangan rakyat dan pemanfaatan air tanah. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui dan mengevaluasi jumlah pemanfaatan air tanah dan potensi air tanah yang tersedia. Hasil dari kegiatan tersebut bisa menjadi dasar untuk kegiatan reklamasi lahan dan penentuan zona pemanfaatan air tanah. Hal ini dikarenakan Kabupaten sleman secara geografis dan geologis sebagai daerah tangkapan air untuk provinsi DIY, sehingga sebagai bentuk pertanggung jawaban Dinas SDAEM melaksanakan monitoring dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan rakyat secara kontinyu dan berkesinambungan.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Sumber Daya Air,