D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 92
No Sasaran Jangka
Menengah Renstra Dinas
PUP dan ESDM dan BLH Prov DIY
Permasalahan Pelayanan Dinas
SDAEM Kab. Sleman
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong meningkatkan
pengendalian pencemaran
lingkungan
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan Dinas Sumber
Daya Air, Energi dan Mineral. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka Dinas dapat mengidentifikasi arah geografis pengembangan
pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan
dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral dapat menyusun rancangan program
beserta targetnya yang sesuai dengan dokumen RTRW tersebut. Untuk mendapatkan program dan kegiatan pada Dinas Sumber Daya Air, Energi dan
Mineral untuk periode 2016 -2021, agar sesuai dengan arahan RTRW, perlu dilakukan telaahan terhadap Rencana Struktur Ruang, dan telaahan terhadap
Rencana Pola Ruang yang dituju. Menurut Perda RT RW Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Sleman Tahun 2011 – 2031,
disebutkan bahwa penataan ruang wilayah Kabupaten Sleman bertujuan Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang Kabupaten yang tanggap
terhadap bencana dan berwawasan lingkungan dalam rangka menciptakan masyarakat yang sejahtera, demokratis, dan berdaya saing.
Perwujudan system jaringan sumber daya air meliputi pengelolaan air permukaan pada
sungai, pengembangan,
pengelolaan dan
konservasi sungai,
pengembangan, pengelolaan dan konservasi mata air, pengembangan, pengelolaan dan konservasi embung, penyediaan dan pengelolaan air baku,
pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan pengembangan dan pengelolaan pengendali banjir.
Keberadaan potensi daya rusak air serta potensi banjir yang mungkin terjadi setelah erupsi Gunung Merapi memberi signifikansi pada adanya sebuah
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 93
infrastruktur pengendali daya rusak air. Sabo DAM sebagai salah satu infrastruktur pengendali daya rusak air menjadi salah satu komponen struktur ruang yang
penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Sebagai kawasan hulu, pengelolaan sumber daya air di kabupaten Sleman perlu memperhatikan kualitas
dan kuantitas air yang akan mengalir ke wilayah hilir. Kelestarian sumber daya air di wilayah hulu akan sangat memberi manfaat pada pemenuhan kebutuhan akan
sumber daya air di wilayah hilir. Untuk mendapatkan program dan kegiatan pada Dinas Sumber Daya Air, Energi
dan Mineral untuk periode 2016 - 2021, agar sesuai dengan arahan RTRW, perlu dilakukan telaahan terhadap Rencana Struktur Ruang Kota, dan telaahan terhadap
Rencana Pola Ruang Kota yang dituju. Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman
Tahun 2011 – 2031 permasalahan pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan
Mineral Kabupaten Sleman beserta factor penghambat dan factor pendorong keberhasilan pembangunan dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten
Sleman berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No Rencana Tata
Ruang Wilayah terkait Tugas dan
Fungsi OPD Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong 1
2 3
4 5
Perwujudan sistem jaringan
Prasarana
1 Rencana
Pengembangan Sistem Jaringan
sumber daya air Masih terjadinya
alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian yang tidak berizin
Adanya pertambahan
jumlah penduduk;
Kepemilikan tanah di
masyarakat tidak luas akibat
urbanisasi Kabupaten
Sleman sebagai Penyangga
tanaman pangan dan daerah
tangkapan air;
Menurunnya kualitas dan
kuantitas sumber daya air
Kesadaran masyarakat
masih kurang; penegakan
peraturan perundangan
yang masih kurang
Munculnya banyak industri
yang sudah dilengkapi IPAL
Instalasi Pengolah Air
Limbah
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 94
No Rencana Tata
Ruang Wilayah terkait Tugas dan
Fungsi OPD Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong Masih banyak
embung yang hanya
dimanfaatkan untuk irigasi dan
perikanan dan belum
dimanfaatkan sebagai sarana air
bersih Kebutuhan air
bersih selama ini masih dicukupi
oleh air permukaan;
pengunaan mata air oleh
masyarakat untuk kebutuhan
air minum Masyarakat sudah
memikirkan kebutuhan air
mendatang; adanya
Keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan embung
Masih adanya pelanggaran
RTRW RDTR di kabupaten Sleman
Adanya perkembangan
penduduk dari penggunaan
daerah sebagai tangkapan air
hujan menjadi perumahan ;
Kesadaran masyarakat yang
masih kurang; Penegakan
penertiban perundangan
yang masih kurang
Adanya pemberian
kewenangan ke Kecamatan untuk
mengawasi pelanggaran
RTRW RDTR; Adanya peraturan
perda yang mengatur RTRW
di Kabupaten Sleman
Masih terjadinya pelanggaran
sempadan sungai Kesadaran
masyarakat yang masih kurang
akan peraturan perundangan
Sumber Daya Air; Penertiban
Pelanggaran Sempadan
sungai yang belum optimal
dikarenakan kewenangan
sungai pada pemerintah pusat
yang mengakibatkan
penanganannya menjadi lamban
Kepemilikan tanah di tebing lereng
sungai menjadi hak milik;
Regulasi pengelolaan SDA
Sumber mata air kebanyakan masih
dikuasai oleh penduduk sekitar
Adanya anggapan
sumber mata air untuk
masyarakat sekitar; adanya
Adanya permintaan dari
masyarakat untuk membangun mata
air; adanya keterlibatan
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 95
No Rencana Tata
Ruang Wilayah terkait Tugas dan
Fungsi OPD Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong UU desa yang
menyebutkan mata air
merupakan aset desa
masyarakat dalam pengelolaan mata
air sehingga di bentuk
kelembagaan OPPE; Regulasi
pengelolaan SDA
Masih banyak mata air yang belum
terkelola dengan baik dan sebagian
lokasi mata air pada tanah milik
penduduk Mata air yang
ada di tanah hak milik tidak boleh
dibebaskan oleh pemerintah
Adanya kepedulian dan
pemanfaatan masyarakat
terhadap keberadaan mata
air; adanya potensi mata air
yang sudah terbangun
Masih banyak bendung yang
mempunyai endapan sehingga
tidak berfungsi dengan sempurna
optimal Banyak nya
sedimentasi akibat material
yang terbawa aliran sungai
Pengangkatan sedimen secara
berkala untuk meningkatkan
daya tampung air dan sebagai
pengendali banjir
Banyaknya alih fungsi saluran
irigasi sebagai drainase saluran
hujan dan pelanggaran
sempadan sungai Tidak adanya
drainase lingkungan
Tersedianya potensi air yang
cukup besar untuk
pemanfaatan berbagai
keperluan
Masih terjadinya genangan air pada
lahan pertanian Kurangnya
drainase pembuangan air
hujan; kurangnya terpeliharnya
saluran irigasi dan drainase
Tersedianya potensi air yang
cukup besar untuk
pemanfaatan berbagai
keperluan; adanya kegiatan
Pemeliharaan saluran irigasi
Masih banyak DI yang belum
mempunyai pintu pengatur air
Sulitnya mengatur alokasi
air untuk irigasi; belum
tercukupnya alokasi
pemasangan pintu air di
daerah irigasi Tersedianya
potensi air yang cukup besar
untuk pemanfaatan
berbagai keperluan; adanya
kegiatan Pemeliharaan
saluran irigasi
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 96
No Rencana Tata
Ruang Wilayah terkait Tugas dan
Fungsi OPD Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong 2
Rencana Pengembangan
Sistem Jaringan Energi
Masih banyaknya keluarga rentan
miskin dan rentan miskin yang belum
mempunyai KWH tersendiri
Kemampuan ekonomi
masyarakat miskin dan
rentan miskin yang masih
rendah Tersedianya
fasilitas dan pendanaan dalam
mendukung program
pengentasan kemiskinan
Masih rendahnya pemanfaatan
potensi limbah domestik rumah
tangga maupun sumber daya
energi lokal air, biomassa, kayu,
ternak Banyaknya
fasilitas sumber energi baik
berupa BBM maupun PLN
dengan harga yang masih
disubsidi sehingga nilai
pemanfaatan energi baru
terbarukan masih rendah
Semakin meningkatnya
penggunaan energi yang bersih
dan tidak mempunyai
dampak lingkungan seperti
Biogas , mikro hidro dan BBM
yang non residu
Masih rendahnya kesadaran warga
penggunaan listrik baik di Instansi
pemerintah maupun swasta;
belum jalannya program
konservasi energy pada instansi
pemerintah maupun swasta ;
belum adanya budaya hemat
energy, air dan listrik
Biaya penggunaan
listrik ditanggung oleh pemerintah
sehingga penghematan
tidak dapat berjalan
Tingkat kesadaran penggunaan
energi listrik yang diatur oleh
perundangan semakin jelas
seperti dibentuknya
satgas penghematan
listrik, bbm dan air tanah
Masih adanya daerah yang belum
mempunyai jaringan tegangan
rendah PLN Adanya alih
fungsi lahan dari pertanian ke
perumahan sehingga fasilitas
sarana prasarana
ketenagalistrikan belum tersedia
Sesuai dengan peraturan
perundangan pemerintah
mempunyai kewajiban untuk
membangun jaringan
kelistrikan pada daerah yang
belum terjangkau jaringan listrik
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 97
No Rencana Tata
Ruang Wilayah terkait Tugas dan
Fungsi OPD Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong Masih banyaknya
potensi sumber mikro hidro yang
belum termanfaatkan
Kesadaran masyarakat
dalam memanfaatkan
masih rendah dikarenakan
SDA banyak limbah domestik
Adanya kebijakan energi nasional
bahwa tahun 2025
pemanfaatan mikro hidro
sebanyak 25 dari kebutuhan
Sumber Tenaga Pembangkit listrik
Masih belum optimalnya
pemanfaatan Biomassa di
Masyarakat Karena sifat
biomassa yang masih kecil dan
tersebar sehingga secara
ekonomis tidak bisa
dimanfaatkan secara optimal
Harga energi setiap tahun akan
naik sehingga berpotensi
dikembangkan secara mikro
Perwujudan Pola Ruang Budidaya
di Kabupaten Sleman
3 Kawasan
Peruntukkan Pertambangan
Masih terjadinya penambangan
yang tidak berizin pada daerah
konservasi air tanah
Kesadaran warga untuk
menjaga daerah konservasi masih
rendah Adanya kebijakan
berupa tata ruang yang semakin
jelas dan tegas untuk menjaga
pemanfaatan air tanah
Untuk penambangan
adanya pemberhentian
normalisasi aliran sungai maka
kegiatan pengambilan
material beralih ke perkebunan
perkarangan dan dengan adanya
penertiban penambangan
untuk penggunaan alat berat
dihentikan, sehingga para
penambang beralih ke penambangan
secara manual Kebutuhan
material bahan bangunan untuk
DIY banyak disupply dari
sleman karena kualitas
memenuhi persyaratan
serta geologis daerah sleman
tersusun atas endapan erupsi
yang kaya akan pasir
Adanya kewenangan
perizinan di Provinsi sesuai
dengan UU Nomor 23 Tahun
2014 tentang pemerintahan
daerah, sehingga peran Provinsi
akan semakin jelas untuk dapat
melindungi Sumber Daya
Alam baik daerah hulu sampai hilir
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 98
No Rencana Tata
Ruang Wilayah terkait Tugas dan
Fungsi OPD Permasalahan
Pelayanan Dinas SDAEM
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong sehingga lebih sulit
dikendalikan
Secara umum, sebagian besar program perwujudan pola ruang budidaya tidak sejalan
dengan “perwujudan pola ruang”. Perwujudan pola ruang, terutama pola ruang budidaya seharusnya lebih meningkatkan kesempatan masyarakat untuk memanfaatkan ruang
tersebut sesuai dengan peruntukannya. Untuk kawasan budidaya peruntukan pertambangan adalah menzonasi daerah kawasan pertambangan, daerah mana yang
boleh dilakukan penambangan, dan pemberian perizinan agar dapat melindungi sumber daya alam baik daerah hulu sampai hilir.
Tabel 3.6 Permasalahan Pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten
Sleman berdasarkan Analisis KLHS beserta faktor Penghambat dan Pendorong keberhasilan Penanganannya
No KLHS Tugas dan
Fungsi OPD Permasalahan
Pelayanan OPD Faktor
Penghambat Pendorong
1 2
3 4
5 1
Normalisasi sungai yang tidak ramah
lingkungan berpotensi
mengganggu ekosistem sungai
- Rusaknya ekosistem sungai
Pemakaian bahan alat yang dapat
merusak ekosistem sungai
Penggunaan bahan alat yang
ramah lingkungan
Berpotensi menimbulkan
longsor, banjir, kekeringan dll
- Terjadi genangan air di musim hujan
- Alih fungsi saluran irigasi
menjadi drainase - Pembuangan
sumpah di saluran irigasi
- Meningkatkan pelaksanaan
kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan jaringan irigasi
2. Berpotensi
menurunkan muka air tanah
- Penurunan muka air tanah
Pengambilan air tanah yang
berlebihan - Pembatasan
pengambilan air tanah
- Konservasi air
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 99
tanah Berpotensi
menyebabkan bencana
kekeringan - Terjadi kekeringan
didaerah rawan kekeringan
- Pengambilan air tanah yang
berlebihan - Terdapat suatu
daerah yang potensi air nya
kecil berkurang - Pengembangan
sistem air minum di
pedesaan
- Pembuatan embung
sebagai daya tampung air
3. Berpotensi
merusak kelestarian kalau
kewajiban pengelolaan
lingkungan hidup tidak dilakukan
-Hilangnya top soil akibat pengambilan
material yang berlebihan
-penurunan muka air tanah dalam
jangka panjang akibat dari
penggalian terlalu dalam
- Banyak nya proses
penambangan tanpa ijin
- Penegakan hukum yang
masih kurang terhadap pelaku
penambangan Proses
penambangan dilakukan dengan
ijin dari instansi berwenang
5. Berpotensi
menimbulkan kerusakan
lingkungan - Lahan bekas
penambangan tidak stabil
longsor
- Lahan bekas penambangan
menjadi tidak berpotensi lagi
- Tidak adanya pengelolaan
lahan pasca penambangan
- Kurangnya pengawasan dan
penertiban kegiatan
pertambangan rakyat
Adanya kegiatan monitoring
evaluasi dan pelaporan
dampak kerusakan
lingkungan akibat pertambangan
rakyat
6. Terjadinya
pencemaran dan kerusakan
lingkungan Pencemaran sungai Diperlukan
sosialisasi dalam menjaga
lingkungan - Adanya tanda
peringatan dilarang
membuang sampah limbah
- Peran serta masyarakat
dalam menjaga kebersihan
sungai
7. Langka
terbatasnya SDA - Pengambilan
sumber daya alam yang berlebihan
- Langkanya potensi Sumber
Daya Alam Eksploitasi
sumber daya alam yang
berlebihan Pembatasan
pengambilan Sumber Daya
Alam
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 100
8. Eksploitasi
berlebihan terhadap sumber
air yang berada di embung dapat
menyebabkan krisis air pada
lokasi yang berada di bawah embung
tersebut - Krisis air di
daerah hilir - Adanya
keseimbangan antara air masuk
ke embung dan air yang keluar
dari embung
- Pengangkatan sedimen secara
berkelanjutan sehingga daya
tampung air menjadi lebih
besar - Eksploitasi air
daerah bagian hulu
- Erosi yang semakin besar
pada permukaan tanah sehingga
mempercepat sedimentasi
embung
- Pencemaran air berupa sampah
limbah - Penggunaan
konsep SDA secara
berkelanjutan
- Adanya dana dan peralatan
mendukung pemeliharaan
embung
3.5. Penentuan Isu isu Strategis