D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 100
8. Eksploitasi
berlebihan terhadap sumber
air yang berada di embung dapat
menyebabkan krisis air pada
lokasi yang berada di bawah embung
tersebut - Krisis air di
daerah hilir - Adanya
keseimbangan antara air masuk
ke embung dan air yang keluar
dari embung
- Pengangkatan sedimen secara
berkelanjutan sehingga daya
tampung air menjadi lebih
besar - Eksploitasi air
daerah bagian hulu
- Erosi yang semakin besar
pada permukaan tanah sehingga
mempercepat sedimentasi
embung
- Pencemaran air berupa sampah
limbah - Penggunaan
konsep SDA secara
berkelanjutan
- Adanya dana dan peralatan
mendukung pemeliharaan
embung
3.5. Penentuan Isu isu Strategis
Dalam menentukan isu-isu strategis, hal-hal yang dilakukan adalah dengan meninjau kembali faktor-faktor dari pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan
Mineral yang telah mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas SDAEM, baik ditinjau dari gambaran pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral,
sasaran jangka menengah pada Renstra KL, sasaran jangka menengah dari Renstra kabupatenkota, implikasi RTRW dan implikasi KLHS. Selanjutnya, pada
bagian ini dijelaskan pula metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut, sehingga diperoleh informasi tentang apa saja isu
strategis yang akan ditangani melalui Renstra Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman pada tahun 2016 - 2021.
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan pelayanan Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman dan telaahan terhadap Renstra
Kementrian, Renstra Dinas Provinsi, analisa Rencana Tata Ruang Wilayah dan Analisa KLHS, maka dapat teridentifikasi isu isu strategis yang dihadapi oleh Dinas
Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman sebagai berikut : Banyak infrastruktur irigasi yang rusak disebabkan Bencana yang disebabkan
oleh banjir maupun Bencana Alam. Menurunnya layanan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang diakibatkan
oleh kurangnya SDM yang menangani irigasi. Peralatan Mesin Genset yang sudah ber umur tua yang mengakibatkan kinerja
sumur pompa kurang optimal.
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 101
Belum semua kegiatan tersedia Standart Operasional yang baku SOP sehingga mengakibatkan kurang lancar dalam bekerja .
Pemanfaatan teknologi Informasi yang belum optimal. Tingginya alih fungsi lahan beririgasi teknis .
Masih banyaknya pelanggaran sempadan saluran irigasi dan alih fungsi saluran
irigasi menjadi drainese saluran hujan. Kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung OP Irigasi .
Belum optimalnya fungsi embung sebagai sarana penampung air Mata air yang terletak di lahan pribadi dan dikuasai oleh pribadi swasta
Konflik Pengelolaan dan pemanfaatan air antara para pihak Terbatasnya PNS yang memiliki kompetensi bidang Sumber Daya Air
Meningkatnya tingkat degradasi lingkungan terkait pola kehidupan, masyarakat
yang kurang arif dalam mengelola lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran air dan tanah pada daerah tangkapan air yang berakibat
berkurangnya kuantitas resapan limpasan air permukaan serta semakin banyaknya kejadian bencana.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai daerah sempadan sungai Ketersediaan energi listrik dan bahan bakar untuk mendukung keberlanjutan
pembangunan di Kabupaten Sleman Pemenuhan energi listrik bersubsidi 450 VA untuk pengentasan kemiskinan
sebanyak 8600 rumah tangga miskin dan rentan miskin Perlunya reklamasi dan penertiban secara terpadu pada kegiatan penambangan
dan pengambilan air tanah Mulai optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan mulai dari kelompok
masyarakat kecil sampai dengan Kabupaten yang bersumber dari potensi Kabupaten Sleman antara lain potensi limbah domestik, rumah tangga , sumber
daya air, bio massa, limbah ternak dan limbah industri Diterapkannya program konservasi energi diperusahaan dan instansi pemerintah
melalui kegiatan hemat energi, audit energi dan pengangkatan manager energi Penyelamatan air tanah dengan kesadaran pengaturan pengambilan kedalaman
air tanah serta memasang water meter pada sumur air tanah Terjadinya kerusakan lahan akibat kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin PETI
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 102
Tabel 3.7 Skor Kriteria Penentuan Isu isu Strategis
No Kriteria
Bobot
1 Memiliki pengaruh yang besarsignifikan
terhadap pencapaian sasaran Renstra KL atau
Renstra provinsikabupatenkota
20
2 Merupakan tugas dan tanggung jawab Dinas
SDAEM 10
3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap
publik 20
4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan
daerah 10
5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk
ditangani 15
6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan
25
Total 100
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 103
Tabel 3.8 Nilai Skala Kriteria
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 6
7 8
9 20
10 20
10 15
25
BIdang Irigasi
1 Banyak infrastruktur irigasi yang rusak disebabkan Bencana yang
disebabkan oleh banjir maupun Bencana Alam 220
90 80
30 60
480
2 Menurunnya layanan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang
diakibatkan oleh kurangnya SDM yang menangani irigasi 160
110 100
40 45
50 505
3 Peralatan Mesin Genset yang sudah ber umur tua yang
mengakibatkan kinerja sumur pompa kurang optimal 60
70 120
10 30
290
4 Belum semua kegiatan tersedia Standart Operasional yang baku
SOP sehingga mengakibatkan kurang lancar dalam bekerja 80
80 20
30 45
25
280
5 Pemanfaatan teknologi Informasi yang belum optimal
60 40
160 30
45 25
360
6 Tingginya alih fungsi lahan beririgasi teknis
160 40
140 40
380
7 Masih banyaknya pelanggaran sempadan saluran irigasi dan alih
fungsi saluran irigasi menjadi drainese saluran hujan 80
100 120
50 15
365
8 Kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung OP Irigasi
120 70
120 30
15 25
380 Bidang PPSDA
9 Belum optimalnya fungsi embung sebagai sarana penampung air
60 110
100 20
15 25
330
10 Mata air yang terletak di lahan pribadi dan dikuasai oleh pribadi
swasta 80
70 140
20 45
25 380
11 Konflik Pengelolaan dan pemanfaatan air antara para pihak
60 40
200 30
45 50
425
12 Terbatasnya PNS yang memiliki kompetensi bidang Sumber Daya
Air 140
80 100
40 15
50
425
13 Meningkatnya tingkat degradasi lingkungan terkait pola kehidupan,
masyarakat yang kurang arif dalam mengelola lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran air dan tanah pada daerah tangkapan air
yang berakibat berkurangnya kuantitas resapan limpasan air permukaan serta semakin banyaknya kejadian bencana.
40 60
160 40
30 50
380
14 Masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai daerah
sempadan sungai 120
60 140
50 30
25 425
Bidang ESDM
15 Ketersediaan energi listrik dan bahan bakar untuk mendukung
keberlanjutan pembangunan di Kabupaten Sleman 100
40 120
60 45
100 465
16 Pemenuhan energi listrik bersubsidi 450 VA untuk pengentasan
kemiskinan sebanyak 8600 rumah tangga miskin dan rentan miskin 140
40 80
50 45
175 530
17 Perlunya reklamasi dan penertiban secara terpadu pada kegiatan
penambangan dan pengambilan air tanah 80
100 120
40 45
50
435
18 Mulai optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan mulai dari
kelompok masyarakat kecil sampai dengan Kabupaten yang bersumber dari potensi Kabupaten Sleman antara lain potensi limbah
domestik, rumah tangga , sumber daya air, bio massa, limbah ternak dan limbah industri
120 60
80 40
90 50
440
19 Diterapkannya program konservasi energi diperusahaan dan instansi
pemerintah melalui kegiatan hemat energi, audit energi dan pengangkatan manager energi
100 80
120 40
45 25
410
20 Penyelamatan air tanah dengan kesadaran pengaturan pengambilan
kedalaman air tanah serta memasang water meter pada sumur air tanah
100 100
100 30
60 25
415
21 Terjadinya kerusakan lahan akibat kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin
PETI 120
60 160
30 60
25 455
Nilai Skala Kriteria Total Skor
Isu Strategis No
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 104
Dari Tabel 3.8 tersebut diperoleh rata rata skor bobot setiap isu strategis sebagai berikut :
Tabel 3.9 Rata Rata skor Isu isu strategis
No Isu isu Stretegis
Total Skor Rata rata skor
1 2
3 4
1 Pemenuhan energi listrik bersubsidi 450 VA untuk pengentasan
kemiskinan sebanyak 8600 rumah tangga miskin dan rentan miskin
530 40,77
2 Menurunnya layanan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang
diakibatkan oleh kurangnya SDM yang menangani irigasi
505 38,85
3 Banyak infrastruktur irigasi yang rusak disebabkan Bencana yang
disebabkan oleh banjir maupun Bencana Alam
480 36,92
4
Ketersediaan energi listrik dan bahan bakar untuk mendukung keberlanjutan pembangunan di Kabupaten Sleman
465 35,77
5
Terjadinya kerusakan lahan akibat kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin PETI
455 35,00
6
Mulai optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan mulai dari kelompok masyarakat kecil sampai dengan Kabupaten yang
bersumber dari potensi Kabupaten Sleman antara lain potensi limbah domestik, rumah tangga , sumber daya air, bio massa, limbah ternak
dan limbah industri
440 33,85
7
Perlunya reklamasi dan penertiban secara terpadu pada kegiatan penambangan dan pengambilan air tanah
435 33,46
8
Konflik Pengelolaan dan pemanfaatan air antara para pihak
425 32,69
9
Terbatasnya PNS yang memiliki kompetensi bidang Sumber Daya Air
425 32,69
10
Masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai daerah sempadan sungai
425 32,69
11
Penyelamatan air tanah dengan kesadaran pengaturan pengambilan kedalaman air tanah serta memasang water meter pada sumur air
tanah
415 31,92
12
Diterapkannya program konservasi energi diperusahaan dan instansi pemerintah melalui kegiatan hemat energi, audit energi dan
pengangkatan manager energi
410 31,54
13
Tingginya alih fungsi lahan beririgasi teknis
380 29,23
14
Kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung OP Irigasi
380 29,23
15
Mata air yang terletak di lahan pribadi dan dikuasai oleh pribadi swasta
380 29,23
16
Meningkatnya tingkat degradasi lingkungan terkait pola kehidupan, masyarakat yang kurang arif dalam mengelola lingkungan sehingga
menyebabkan pencemaran air dan tanah pada daerah tangkapan air yang berakibat berkurangnya kuantitas resapan limpasan air
permukaan serta semakin banyaknya kejadian bencana.
380 29,23
17
Masih banyaknya pelanggaran sempadan saluran irigasi dan alih fungsi saluran irigasi menjadi drainese saluran hujan
365 28,08
18
Pemanfaatan teknologi Informasi yang belum optimal
360 27,69
19
Belum optimalnya fungsi embung sebagai sarana penampung air
330 25,38
20
Peralatan Mesin Genset yang sudah ber umur tua yang mengakibatkan kinerja sumur pompa kurang optimal
290 22,31
21
Belum semua kegiatan tersedia Standart Operasional yang baku SOP sehingga mengakibatkan kurang lancar dalam bekerja
280 21,54
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 105
Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada para pengambil kebijakan eselon III dan IV di lingkup Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral Kabupaten Sleman, maka urutan
Isu Strategis di Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral adalah sebagai berikut : 1. Pemenuhan energi listrik bersubsidi 450 VA untuk pengentasan kemiskinan
sebanyak 8600 rumah tangga miskin dan rentan miskin. 2. Menurunnya layanan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang diakibatkan
oleh kurangnya SDM yang menangani irigasi. 3. Banyak infrastruktur irigasi yang rusak disebabkan Bencana yang disebabkan
oleh banjir maupun Bencana Alam . 4. Ketersediaan energi listrik dan bahan bakar untuk mendukung keberlanjutan
pembangunan di Kabupaten Sleman. 5. Terjadinya kerusakan lahan akibat kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin PETI.
6. Mulai optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan mulai dari kelompok masyarakat kecil sampai dengan Kabupaten yang bersumber dari potensi
Kabupaten Sleman antara lain potensi limbah domestik, rumah tangga , sumber daya air, bio massa, limbah ternak dan limbah industri.
7. Perlunya reklamasi dan penertiban secara terpadu pada kegiatan penambangan dan pengambilan air tanah .
8. Konflik Pengelolaan dan pemanfaatan air antara para pihak. 9. Terbatasnya PNS yang memiliki kompetensi bidang Sumber Daya Air.
10. Masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai daerah sempadan sungai . 11. Penyelamatan air tanah dengan kesadaran pengaturan pengambilan kedalaman
air tanah serta memasang water meter pada sumur air tanah. 12. Diterapkannya program konservasi energi diperusahaan dan instansi pemerintah
melalui kegiatan hemat energi, audit energi dan pengangkatan manager energi. 13. Tingginya alih fungsi lahan beririgasi teknis .
14. Kurangnya sarana dan prasarana dalam mendukung OP Irigasi. 15. Mata air yang terletak di lahan pribadi dan dikuasai oleh pribadi swasta.
16. Meningkatnya tingkat degradasi lingkungan terkait pola kehidupan, masyarakat yang kurang arif dalam mengelola lingkungan sehingga menyebabkan
pencemaran air dan tanah pada daerah tangkapan air yang berakibat berkurangnya kuantitas resapan limpasan air permukaan serta semakin
banyaknya kejadian bencana. 17. Masih banyaknya pelanggaran sempadan saluran irigasi dan alih fungsi saluran
irigasi menjadi drainese saluran hujan. 18. Pemanfaatan teknologi Informasi yang belum optimal.
19. Belum optimalnya fungsi embung sebagai sarana penampung air.
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 106
20. Peralatan Mesin Genset yang sudah ber umur tua yang mengakibatkan kinerja sumur pompa kurang optimal.
21. Belum semua kegiatan tersedia Standart Operasional yang baku SOP sehingga mengakibatkan kurang lancar dalam bekerja.
Dengan adanya Isu Strategis utama yaitu pemenuhan energi listrik bersubsidi 450 VA untuk pengentasan kemiskinan sebanyak 8600 rumah tangga miskin dan rentan miskin,
maka dengan telah tersusunnya DED Kelistrikan untuk warga miskin di Kabupaten Sleman untuk tahun 2015, diharapkan secara bertahap sejak tahun 2016 akan
dilaksanakan pembangunan kelistrikan untuk masyarakat miskin dan rentan miskin sehingga diharapkan tahun 2018 sudah bisa tersambung jaringan listrik, baik yang
dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral maupun Pemerintah Kabupaten Sleman atau Pemerintah Provinsi DIY.
D I N A S S D A E M K A B . S L E M A N 107
RENCANA STRATEGIS RENSTRA DINAS SUMBER DAYA AIR ENERGI DAN MINERAL
KABUPATEN SLEMAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN