120 observer selama tahap implementasi. Beberapa revisi yang dilakukan adalah
sebagai berikut. a Perbaikan terhadap beberapa penulisan yang salah dan atau ambigu.
b Perbaikan terhadap beberapa jawaban pada LKS pegangan guru. c Memilih perekat yang baik untuk menjilid LKS.
B. Pembahasan Penelitian
Penelitian ini
memiliki tujuan
yaitu menghasilkan
perangkat pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik untuk materi bangun
ruang sisi datar berorientasi pada kemampuan berpikir kritis siswa yang memiliki kualifikasi valid, praktis, dan efektif. Perangkat pembelajaran
dikembangkan dengan
menggunakan metode
RD Research
and Development tipe ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation,
and Evaluation dan diimplementasikan di SMP Negeri 1 Semin. Deskripsi kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan beserta hasil yang
diperoleh telah diuraikan pada bagian hasil penelitian. Produk pengembangan berupa perangkat pembelajaran matematika
dengan pendekatan matematika realistik yang berorientasi pada kemampuan berpikir kritis siswa kemudian dinilai tingkat kevalidan, kepraktisan dan
keefektifannya guna mendapatkan perangkat pembelajaran yang memenuhi kualifikasi valid, praktis, dan efektif. Berikut penilaian kualitas perangkat
pembelajaran yang dikembangkan.
121 1. Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi valid berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh validator yaitu dosen
ahli dan
guru matematika.
Masing-masing komponen
perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu RPP dan LKS telah mencapai
kriteria minimal baik. Berdasarkan hasil penilaian validator, yaitu dosen ahli dan guru
matematika terhadap RPP yang dikembangkan diperoleh skor rata-rata 4,31 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian RPP
yang dikembangkan telah memenuhi kualifikasi valid karena telah mencapai kriteria minimal baik. Hal ini menunjukkan bahwa RPP yang
dikembangkan telah sesuai dengan Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMPMTs Lampiran I dan Lampiran III dan
indikator pendekatan matematika realistik. Berikut adalah perolehan skor rata-rata untuk setiap aspek penilaiaan RPP yang dikembangkan.
RPP yang dikembangkan sesuai dengan Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 pada Lampiran I dan Lampiran III
yang memuat KI KD Bangun Ruang Sisi Datar dan Pedoman Pengembangan RPP. Berdasarkan Tabel 17, aspek identitas mata pelajaran
mendapatkan skor rata-rata 4,21 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan telah
memiliki kejelasan identitas. Pada aspek tujuan pembelajaran diperoleh skor rata-rata 4,50 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal
122 ini menunjukkan bahwa rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP telah
dirumuskan dengan jelas sesuai dengan KD. Pada aspek pemilihan materi diperoleh skor rata-rata 4,13 dari skor maksimal 5 dengan kriteria baik. Hal
ini menunjukkan bahwa uraian materi pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemampuan siswa,
dan kebutuhan siswa dan sudah ditulis dengan runtut dan sistematis. Berikut adalah hasil penilaian untuk aspek pemilihan pendekatan
dan metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik. Pada aspek pemilihan pendekatan dan metode
pembelajaran diperoleh skor rata-rata 4,50 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan matematika
realistik dan metode yang dipilih memiliki kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa SMP. Selain itu pendekatan
matematika realistik dan metode yang dipilih menjadikan pembelajaran berpusat pada siswa. Pada aspek kegiatan pembelajaran berbasis
pendekatan matematika realistik diperoleh skor rata-rata 4,33 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan yang dirancang dalam RPP sudah sesuai dengan indikator pendekatan matematika realistik yang disampaikan oleh Treffer Wijaya,
2012: 21-23. Berikut adalah hasil penilaian untuk aspek pemilihan sumber dan
penilaian hasil belajar. Pada aspek pemilihan sumber belajar diperoleh skor rata-rata 4,25 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini
123 menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan telah didukung sumber
belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Pada aspek penilaian hasil belajar diperoleh skor rata-rata 4,36 dari skor
maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan telah memuat 1 teknik penilaian yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran, 2 instrumen dan petunjuk penilaian yang lengkap, dan 3 kunci jawaban dan penskoran yang sesuai dengan soal.
Sementara itu, berdasarkan hasil penilaian validator, yaitu dosen ahli materi, dosen ahli media, dan guru matematika, terhadap LKS yang
dikembangkan diperoleh skor rata-rata 4,33 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian LKS yang dikembangkan telah
memenuhi kualifikasi valid karena telah mencapai kriteria minimal baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan telah memenuhi
aspek kelayakan bahan ajar yang ditentukan oleh Depdiknas 2008: 28, sesuai dengan pendekatan matematika realistik, dan sesuai dengan orientasi
kemampuan berpikir kritis. Berikut adalah perolehan skor rata-rata untuk setiap aspek penilaiaan LKS yang dikembangkan.
LKS yang dikembangkan memenuhi aspek kelayakan bahan ajar yang ditentukan oleh Depdiknas 2008: 28 yaitu kelayakan isi, bahasa,
penyajian, dan kegrafikan. Berdasarkan hasil penilaian validator materi, yaitu dosen ahli materi dan guru matematika, yang dapat dilihat pada Tabel
18, aspek kompetensi mendapatkan skor rata-rata 4 dari skor maksimal 5 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa materi bangun ruang sisi
124 datar yang diperlukan telah disajikan dalam LKS secara lengkap dan
bergradasi dari yang mudah ke sulit sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berikut adalah hasil penilaian untuk aspek isi materi. Pada aspek isi
materi diperoleh skor rata-rata 4,25 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa konsep, gambar, istilah, dan data
atau fakta yang digunakan dalam LKS ini sudah akurat secara umum. Akan tetapi terdapat beberapa revisi dari validator terkait dengan gambar dan
data atau fakta. Revisi terkait gambar terletak pada tampilan gambar bangun ruang yang memiliki ketebalan rusuk yang berbeda dan tampilan
sisi yang merupakan hasil penggabungan 2 bangun ruang tidak terlihat jelas sehingga perlu diperbaiki. Revisi terkait data atau fakta terletak pada
kesalahan penulisan subjek dan beberapa ukuran yang kurang realistis dalam suatu masalah realistik yang disajikan sehingga perlu diperbaiki.
Berikut adalah hasil penilaian untuk aspek kesesuaian LKS dengan pendekatan matematika realistik dan kemampuan berpikir kritis. Pada
aspek kesesuaian LKS dengan pendekatan matematika realistik diperoleh skor rata-rata 4,60 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal
ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan memuat indikator- indikator pendekatan matematika realistik yaitu memuat konteks dunia
nyata, pemodelan matematika, hasil kegiatan siswa, kegiatan yang bersifat interaktif, dan keterkaitan dengan materi lain sesuai dengan pendapat
Treffer Wijaya, 2012: 21-23. Pada aspek kesesuaian LKS dengan kemampuan berpikir kritis diperoleh skor rata-rata 4,50 dari skor maksimal
125 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang
dikembangkan memuat kegiatan identifikasi dan pemahaman masalah, mengatur
strategi dan
menentukan solusi,
menginferensi, dan
mengevaluasi sesuai dengan indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kesimpulan yang diambil dari pendapat beberapa
ahli. Berdasarkan hasil penilaian validator media, yaitu dosen ahli media
dan guru matematika, untuk penilaian kevalidan LKS yang dapat dilihat pada Tabel 20, aspek bahasa mendapatkan skor rata-rata 4,21 dari skor
maksimal 5 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum penggunaan bahasa sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan kalimat
tidak ambigu, struktur kalimat benar dan jelas, penggunaan kalimat efektif dan efisien, ejaan sesuai dengan EYD, simbol dan istilah yang digunakan
konsisten. Akan tetapi terdapat revisi dari validator terkait dengan kesesuaian bahasa dengan karakteristik siswa yaitu langkah-langkah
pembelajaran yang harus diikuti siswa pada latihan soal perlu diubah ke bentuk kalimat tanya sehingga tidak terkesan kaku dan lebih dimengerti
oleh siswa. Oleh karena itu peneliti telah melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari validator.
Sedangkan pada aspek penyajian diperoleh skor rata-rata 4,30 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
penyajian tiap bab konsisten, materi yang diberikan runtut, kalimat yang digunakan mendorong siswa untuk belajar, petunjuk pembelajaran jelas,
126 dan kesimpulan dari setiap LKS disajikan secara utuh. Pada aspek
kegrafikan diperoleh skor rata-rata 4,39 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran, desain, dan isi
LKS sudah sangat baik. 2. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi praktis berdasarkan hasil analisis data angket respon siswa, angket respon
guru, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil angket respon guru terhadap RPP menunjukkan skor rata-rata 4,94 dari skor
maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian RPP yang dikembangkan telah memenuhi kualifikasi praktis karena telah mencapai
kriteria minimal baik. Berdasarkan Tabel 21, aspek keterbantuan mendapatkan skor rata-rata 5 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat
baik. Hal ini menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan membantu guru dalam menyampaikan materi bangun ruang sisi datar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Pada aspek kemudahan diperoleh skor rata- rata 4,9 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan mudah untuk dipahami dan digunakan untuk mendukung pembelajaran di kelas.
Hasil angket respon guru terhadap LKS menunjukkan skor rata-rata 5 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian LKS
yang dikembangkan telah memenuhi kualifikasi praktis karena telah mencapai kriteria minimal baik. Berdasarkan Tabel 22, aspek keterbantuan
127 mendapatkan skor rata-rata 5 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat
baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan membantu guru dalam menyampaikan materi bangun ruang sisi datar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Pada aspek kemudahan diperoleh skor rata- rata 5 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan mudah untuk dipahami dan digunakan untuk mendukung pembelajaran di kelas. Pada aspek
kemenarikan diperoleh skor rata-rata 5 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan
memiliki cover dan tampilan yang menarik dan tidak membosankan. Hasil angket respon siswa menunjukkan skor rata-rata 4,36 dari skor
maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian LKS yang dikembangkan telah memenuhi kualifikasi praktis karena telah mencapai
kriteria minimal baik. Berdasarkan Tabel 21, aspek keterbantuan mendapatkan skor rata-rata 4,35 dari skor maksimal 5 dengan kriteria
sangat baik. Pada aspek kemudahan diperoleh skor rata-rata 4,33 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS
yang dikembangkan
membantu dan
memudahkan siswa
dalam mempelajari materi bangun ruang sisi datar. Pada aspek kemenarikan
diperoleh skor rata-rata 4,53 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan memiliki cover
dan tampilan yang menarik dan tidak membosankan.
128 Berdasarkan hasil analisis data lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran pada Tabel 20 diperoleh persentase rata-rata keterlaksanaan pembelajaran sebesar 91,43 dengan kriteria sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam RPP dapat dilaksanakan dengan baik selama proses pembelajaran. Akan tetapi
terdapat saran perbaikan dari observer yaitu sebaiknya alokasi waktu untuk tahap menanya dikurangi dengan cara membatasi banyak kelompok yang
menyampaikan pertanyaan
sehingga sisa
waktu tersebut
dapat ditambahkan untuk tahap interaktivitas atau mengkomunikasikan. Hal ini
dikarenakan dari 5 RPP terdapat 4 RPP yang interaktivitas pada kegiatan kedua tidak terlaksana karena kurangnya waktu.
3. Keefektifan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi
efektif berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa pada Tabel 24. Persentase ketuntasan siswa secara klasikal sebesar 64,52 dengan
kriteria baik. Dengan demikian RPP dan LKS yang dikembangkan telah memenuhi kualifikasi efektif karena telah mencapai kriteria minimal baik.
Kemampuan mengidentifikasi dan memahami masalah mencapai 58,06 dengan kriteria cukup. Hal ini menunjukkan bahwa 13 dari 31
siswa hanya dapat menentukan beberapa informasi-informasi penting yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Secara umum dapat
menentukan informasi brarti bisa mengatur strategi.
129 Kemampuan mengatur strategi dan menentukan solusi mencapai
45,16 dengan kriteria cukup. Hal ini menunjukkan bahwa 17 dari 31 siswa masih kesulitan menentukan langkah-langkah dan alasan yang
diambil dalam menyelesaikan suatu masalah realistis. Kebanyakan dari siswa-siswa tersebut masih cenderung menentukan penyelesaian masalah
hanya dengan
menggunakan perhitungan
matematis sehingga
menghasilkan jawaban yang tidak realistis dan beberapa diantaranya membuat kesimpulan yang tidak tepat. Berdasarkan analisis pada data tes,
secara umum terjadi peningkatan nilai kemampuan siswa dari kemampuan mengidentifikasi dan memahami masalah ke kemampuan mengatur
strategi dan menentukan solusi. Akan tetapi terdapat 10 siswa dengan nilai kemampuan mengidentifikasi dan memahami masalah tinggi namun
terdapat penurunan yang tajam sekitar 30-70 nilai untuk kemampuan mengatur strategi dan menentukan solusi. Hal ini menunjukkan bahwa
meskipun siswa dapat menuliskan informasi-informasi penting tetapi siswa tersebut belum dapat menentukan solusi permasalahan yang diberikan.
Oleh karena itu pencapaian persentase kemampuan mengatur strategi dan menentukan solusi lebih rendah daripada kemampuan mengidentifikasi dan
memahami masalah. Kemampuan menginferensi mencapai 58,06 dengan kriteria
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa 13 dari 31 siswa masih kesulitan dalam membuat dan menilai hasil keputusan secara deduktif atau induktif.
Berdasarkan jawaban tes siswa dalam lembar jawab diketahui bahwa
130 kebanyakan dari siswa masih kesulitan dalam menghubungkan suatu
konsep matematika dengan konsep matematika lainnya, contohnya menghubungkan konsep garis tinggi pada segitiga samakaki dan keliling
segitiga samakaki tersebut dengan konsep biaya. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa masih rendah karena permasalahan
dengan tipe yang sama telah diberikan dalam LKS sebagai soal latihan. Kemampuan mengevaluasi mencapai 12,90 dengan kriteria sangat
kurang. Persentase kemampuan mengevaluasi paling rendah jika dibandiangkan dengan kemampuan berpikir kritis lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mencari kesalahan dan menyajikan koreksi dari suatu pernyataan atau jawaban masih rendah. LKS
yang dikembangkan telah memuat tahap mengecek kembali jawaban, baik dalam kegiatan diskusi kelompok maupun latihan soal mandiri, untuk
memfasilitasi siswa
dalam mengembangkan
kemampuan mengevaluasinya. Akan tetapi dalam praktiknya masih banyak siswa yang
membutuhkan bimbingan guru untuk memahami tahap mengecek kembali jawaban. Sebaiknya
siswa banyak
dilatih untuk
mengembangkan kemampuan mengevaluasi dengan cara memberikan suatu pernyataan atau
jawaban yang salah. Kemudian meminta siswa untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan pada pernyataan atau jawaban yang diberikan.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk memberikan atau menuliskan koreksi untuk pernyataan tersebut beserta alasannya secara matematis.
131
C. Keterbatasan Penelitian