68
yang menghentikan mereka untuk tidak merokok hanyalah diri mereka sendiri dan musnahnya rokok di muka bumi ini.
3. Teori persepsi dalam Opini Konsumen rokok terhadap iklan dalam
kemasan rokok.
Dalam proses memperoleh sebuah opini atau persepsi konsumen rokok ada beberapa tahap yang dilalui hingga pada akhirnya muncul suatu persepsi
dari konsumen rokok terhadap gambar bahaya rokok dalam kemasan rokok. 1.
Stimulation
: dalam tahap stimulasi ini, pengetahuan konsumen rokok tentang rokok dan bahaya merokok sebenarnya sudah sangat banyak.
Konsumen rokok mengetahui bahwa dengan merokok dia dapat terkena berbagai macam penyakit karena kandungan yang ada dalam
rokok. Mereka memahami pesan yang ada dalam gambar bahaya merokok dengan jelas
2.
Organization
: dalam tahap ini konsumen rokok mengetahui maksud atau tujuan dari pemasangan gambar bahaya merokok dalam kemasan
rokok. Mereka tahu tujuannya agar dapat mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi rokok dalam masyarakat. Namun mereka
tetap merokok seperti biasa setelah terkena terpaan pesan seperti itu 3.
Interpretation
dan
evaluation
: dalam tahap ini pengetahuan perokok akan gambar bahaya merokok tidak lantas membuat konsumen rokok
berhenti merokok. Mereka tetap melakukan kegiatan merokok tersebut
69
karena melihat kenyataan konsumen-konsumen rokok disekitar mereka yang tidak menderita sakit setelah bertahun-tahun merokok.
4.
Memory
: dalam tahap ini konsumen rokok mengingat kebiasaan merokoknya sejak lama. Mereka telah merokok selama bertahun-
tahun dan tidak muncul gejala-gejala penyakit seperti pada gambar bahaya merokok dalam kemasan rokok. Sehingga konsumen rokok
juga berfikir dan melihat realitas yang ada disekeliling mereka bahwa mengkonsumsi rokok tidaklah menyebabkan penyakit seperti yang
dijelaskan dalam label kemasan. 5.
Recall
: pemikiran individu konsumen rokok yang menganggap bahwa merokok tidak akan berbahaya bagi mereka dan mereka tetap
melakukan kebiasaan merokoknya. Mereka menganggap bahwa gambar bahaya merokok dalam kemasan rokok hanya menakut-nakuti
konsumen rokok, atau bisa jadi mengurangi kesehatan konsumen rokok namun tidak se-ekstrim seperti yang ada dalam gambar bahaya
merokok dalam kemasan rokok.
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa konsumen rokok berpendapat bahwa mereka mempercayai fakta yang ada di sekitar mereka. Mereka tidak
melihat langsung efek dari merokok seperti dalam gambar bahaya merokok dalam kemasan rokok. Pengetahuan atas kepercayaan mereka ini lah yang
menuntun perilaku mereka untuk tetap merokok. Perilaku yang muncul
70
lainnnya adalah menghindari terpaan informasi yang menurut mereka sangat mengganggu dan berlebihan dengan cara yang bermacam-macam seperti
mengganti bungkus, merobek gambar, atau memilih gambar seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Dalam Ilmu Komunikasi, iklan Layanan Masyarakat yang disisipkan dalam kemasan rokok seperti ini sebenarnya lebih terfokus pada fungsi iklan
sebagai fungsi komunikasi dan sosial. Seperti yang dikatakan Liliweri 1997: 47. Iklan sebagai fungsi Komunikasi berarti berfungsi untuk memberikan
penerangan dan informasi tentang suatu barang, jasa, gagasan yang lebih diketahui oleh satu pihak dan dijual kepada pihak yang lain agar
mengetahuinya. Iklan bahaya merokok dalam kemasan rokok bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya dari merokok
sehingga diharapkan konsumen rokok dapat mengurangi mengkonsumsi rokok.
Fungsi Sosial sebenarnya lebih ditekankan dalam iklan bahaya merokok dalam kemasan rokok ini. Namun fungsi sosial yang dimaksudkan untuk
dapat membantu menggerakan suatu perubahan standar hidup serta menggugah
pandangan orang
tentang suatu
peristiwa, kemudian
meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti pelaksanaan tindakan sosial Liliweri,1997: 47 tidak terwujud karena masyarakat lebih percaya
dengan apa yang ada disekitar mereka. Iklan bahaya merokok dalam kemasan rokok bagi konsumen rokok bukanlah apa-apa, menjadi hanya sekedar
71
informasi karena pengetahuan dan pengalaman pribadi konsumen rokok dalam merokok. Pada akhirnya konsumen tetaplah merokok walaupun
dipasang iklan bahaya merokok di kemasan rokoknya.
72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari penelitian dan analisis diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Konsumen rokok beropini bahwa pemasangan gambar bahaya
merokok iklan dalam kemasan rokok itu merupakan hal yang sia-sia. Mereka mengungkapkan kalau iklan bahaya merokok tersebut
mengganggu mereka dan membuat mereka jijik. namun hal itu tidak mengurangi mereka dalam mengkonsumsi rokok.
2. Konsumen rokok mengungkapkan opini mengenai kurangnya
sosialisasi terkait peraturan tentang kesehatan dan peraturan untuk produk rokok. Hal ini lah yang juga menjadi salah satu penyebab
konsumen rokok tetap merokok. 3.
Konsumen rokok mengungkapkan opini mereka saat pertama kali merokok. Pada awalnya mereka merokok karena mencoba-coba,
mereka ditawari teman atau kerabat mereka untuk merokok. Selain itu konsumen rokok remaja merokok karena ingin menunjukan citra diri
mereka atau menghindari ejekan dari teman-teman mereka yang juga merokok.
73
4. Konsumen rokok berpendapat bahwa mereka tetap merokok karena
sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Mereka melakukannya selama bertahun-tahun. Selain itu mereka percaya dengan fakta di sekitar
mereka daripada informasi yang ada dalam kemasan rokok. Konsumen rokok tidak melihat efek atau dampak dari merokok secara
langsung di lingkungan mereka. 5.
Pengalaman konsumen rokok sendiri yang juga membuat mereka tetap merokok. Kebanyakan konsumen rokok yang tetap merokok, mereka
sudah merokok lebih dari satu tahun. Dan mereka mengaku belum bahkan tidak pernah mengalami efek seperti yang digambarkan dalam
kemasan rokok. 6.
Pada akhirnya konsumen rokok tetap merokok dengan melakukan beberapa hal untuk mengurangi kecemasan karena melihat gambar
yang mengerikan dalam kemasan rokok. Beberapa hal tersebut antara lain memindahkan rokok ke bungkus lain seperti plastik atau bungkus
yang dibuat sendiri, merobek gambar bahaya merokok, memilih gambar saat membeli rokok dan membeli rokok dengan cara
mengecer. 7.
Iklan dalam kemasan rokok merupakan iklan layanan masyarakat yang disisipkan dikemasan rokok oleh pemerintah dengan tujuan
menginformasikan mengenai bahaya merokok dan mengajak masyarakat untuk menguranginya. Iklan layanan masyarakat lebih