38
pengambilan tindakan. Dengan cara ini diharapkan dapat memperoleh data yang lebih akurat dan dapat membantu lancarnya penelitian.
Untuk memperoleh keabsahan data makan dalam analisa ini akan menggunakan tekhnik trianggulasi data yang berarti mengadakan
cross
dan
check
antara sumber data satu dengan yang lainya sehingga dapat ditarik kesimpulan analisa yang signifikan atas permasalahan yang diteliti.
Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi ini merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan untuk
menguji kebenaran data, kekokohan, kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.
Pada penelitian ini peneliti hanya akan menggunakan tekhnik membandingkan
hasil pengamatan
dengan hasil
wawancara dan
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu yaitu dengan jalan
membandingkan hasil wawancara dengan hasil pengamatan obsevasi dan membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan.
39
BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASI
1. Sejarah Rokok
Rokok berawal dari sebuah tradisi kuno masyarakat asli benua amerika Maya, Aztec dan Indian sejak 1000 tahun sebelum masehi. Pada mulanya
tradisi tersebut dilakukan dengan cara mengunyah tembakau dan menghisap tembakau dengan menggunakan sebuah pipa. Tujuan tradisi ini pada masa itu
adalah untuk menunjukan persahabatan dan persaudaraan saat beberapa suku yang berbeda berkumpul, serta sebagai ritual pengobatan.
Setelah itu dengan adanya jalur perdagangan maka tradisi mengunyah dan menghisap tembakau ini mulai menyebar ke daratan Eropa. Jean nicot seorang
diplomat dan petualang perancislah yang mengenalkan rokok hampir ke seluruh Eropa dan nama nikotin diambil dari namanya. Beberapa catatan lain
mengungkapkan bahwa tradisi merokok yang lebih tua berasal dari Turki Di Indonesia, Haji Jamahri dari kudus adalah orang pertama yang meramu
tembakau dengan cengkeh pada tahun 1880-an. Awalnya Haji Jamahri mencari ramuan untuk mengobati penyakit asma yang dideritanya. Namun
racikan tembakau dan cengkeh menjadi terkenal.
Rokok sendiri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rokok
n
gulungan tembakau kira-kira sebesar kelingking yg dibungkus daun nipah, kertas,
40
dsbKBBI 2008: 1217.
Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm bervariasi tergantung negara dan berdiameter
sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau yang dicacah. Rokok dibakar pada salah satu unjungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya. Ada dua tipe rokok yaitu rokok non-filter dan rokok filter. Yang membedakan
adalah terdapat filter penyaring dalam setiap gulungan rokok. Tujuannya adalah meringankan efek yang muncul dari setiap hisapan rokok. Kandungan-kandungan
cengkeh dan tembakau yang tidak baik tidak langsung masuk kedalam tubuh. Filter atau penyaring biasa terbuat dari spon terdapat dibagian ujung yang dihisap.
Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan
produk tembakau 2013: 5 Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 menerangkan bahwa
rokok merupakan produk tembakau yang berarti suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan
bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dihirup atau dikunyah. Rokok termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,
dengan atau tanpa bahan tambahan.
8
Permenkes no 282013: 5
Sedangkan merokok didefinisikan sebagai kegiatan membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa
8
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau.