25
mempunyai keterkaitan erat dengan hulu dan hilir yang didukung oleh pendukung selengkap mungkin Laporan Tahunan Dinas Peternakan Sumatera Utara.
Dalam perencanaan pengembangan peternakan berbasis sumber daya lokal, pemerintah daerah bersama masyarakat mengidentifikasikan potensi dan peluang
pengembangan peternakan, menganalisis alternatif dan menentukan peran masing- masing dengan keriteria yang disepakati bersama. Hal ini dilakukan agar dapat
mengakomodasikan aspirasi lokal secara transparan dan tetap memperhitungkan keunggulan sumber daya lokal dengan perhitungan ekonomi yang rasional
Saragih, 2001. Komoditas peternakan yang berbasis sumber daya lokal adalah sapi potong,
kambing, domba, ayam buras dan itik. Jenis ternak ini merupakan komoditas ternak asli Indonesia yang sangat berpotensi sebagai sumber tumpuan kehidupan masyarakat
pedesaan. Bukti empiris menunjukkan bahwa jenis ternak-ternak ini menjadi penyelamat selama krisis moneter berlangsung Saragih, 2001.
2.2. Ternak Sapi
Sapi yang ada sekarang ini berasal dari Homacodontidae yang dijumpai pada babak Palaeoceen. Jenis-jenis primitifnya ditemukan pada babak Plioceen di India.
Sapi Bali yang banyak dijadikan komoditi dagingsapi potong pada awalnya dikembangkan di Bali dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah seperti : Nusa
Tenggara Barat NTB, Sulawesi dan seluruh nusantara Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas.
Universitas Sumatera Utara
26
Sapi potong merupakan penyumbang daging terbesar dari kelompok ruminansia terhadap produksi daging nasional sehingga usaha ternak ini berpotensi
untuk dikembangkan sebagai usaha yang menguntungkan. Sapi potong telah lama dipelihara oleh sebagian masyarakat sebagai tabungan dan tenaga kerja untuk
mengolah tanah dengan manajemen pemeliharaan secara tradisional. Pola usaha ternak sapi potong sebagian besar berupa usaha rakyat untuk menghasilkan bibit atau
penggemukan, dan pemeliharaan secara terintegrasi dengan tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Pengembangan usaha ternak sapi potong berorientasi agribisnis
dengan pola kemitraan merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan keuntungan peternak Suryana, 2009.
2.3. Prospek Komoditi Unggulan Ternak Sapi
Untuk meningkatkan pengembangan ternak sapi potong di Sumatera Utara selain melaksanakan kemitraan juga dilaksanakan sutu kegiatan penggemukan
dengan tujuan selain menambah populasi juga memenuhi kebutuhan akan daging sapi Sumatera Utara sekaligus meningkatkan keterampilan peternak, dalam memelihara
ternak sapi sehingga meningkatkan kesejahteraan peternak Laporan Tahunan Dinas
Peternakan Sumatera Utara. Pemeliharaan ternak sapi disesuaikan dengan tujuan usaha peternakan yang
akan dilaksanakan. Tipe ternak yang akan dipelihara untuk tujuan penghasilan daging, misalnya dipilih ternak sapi tipe perah; untuk tujuan tenaga kerja dipilih sapi
tipe kerja. Apabila tujuan pemeliharaan akan disesuaikan dengan dua hasil atau lebih
Universitas Sumatera Utara
27
maka dipilih ternak sapi tipe dwiguna. Sebagai contoh, untuk mengkombinasikan sumber protein hewani maka tujuan mengasilkan susu dan daging sekaligus dapat
diperoleh melalui pemeliharaan sapi tipe dwiguna Santosa, 2006
. Sumber daya peternakan, khususnya sapi potong merupakan salah satu
sumber daya alam yang dapat diperbaharui renewable dan berpotensi untuk dikembangkan guna meningkatkan dinamika ekonomi. Menurut Saragih dalam
Mersyah 2005, ada beberapa pertimbangan perlunya mengembangkan usaha ternak sapi potong, yaitu: 1 budi daya sapi potong relatif tidak bergantung pada
ketersediaan lahan dan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, 2 memiliki kelenturan bisnis dan teknologi yang luas dan luwes, 3 produk sapi potong memiliki nilai
elastisitas terhadap perubahan pendapatan yang tinggi, dan 4 dapat membuka lapangan pekerjaan.
Dalam tata laksana suatu perusahaan peternakan, ternak yang mempunyai nilai genetis tinggi akan muncul dan dapat dinikmati hasilnya dengan kuwalitas tinggi
apabila dikelola secara terampil dengan dasar pemahaman teori ilmiah peraktis. Pemeliharaan ternak tanpa disertai dengan keterampilan yang memadai tidak akan
menghasilkan ternak yang baik, bahkan mungkin ternak yang baik akan terapkir sedangkan ternak yang jelek akan terambil. Tanpa bekal keterampilan cara
menangani ternak, maka ternak yang dipelihara kemungkinan tidak dapat diperlakukan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, ternak akan kembali
hidup liar secara alamiah tidak terkendali. Kerusakan lahan dan bahan akan terjadi,
Universitas Sumatera Utara
28
sedangkan produksi yang diharapkan tidak dapat diambil dan dinikmati dengan baik dan sempurna. Oleh karena itu kerugian eknomis akan timbul
Santosa, 2006 .
Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia. Namun, produksi daging sapi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan
karena populasi dan tingkat produktivitas ternak rendah Isbandi 2004; Rosida 2006; Direktorat Jenderal Peternakan 2007; Syadzali 2007; Nurfitri 2008; Santi 2008.
Rendahnya populasi sapi potong antara lain disebabkan sebagian besar ternak dipelihara oleh peternak berskala kecil dengan lahan dan modal terbatas Kariyasa
2005; Mersyah 2005; Suwandi 2005 Suryana, 2009.
2.4. Teori Produksi