Pengembangan Wilayah Penelitian Terdahulu

36 BEP = ––––––––––––––––––––––––––––– 1 – Biaya variabel tetap Total Penjualan G. P. Bagus Sastina dan I. G. Ngurah Kayana.

2.7. Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah dapat dirumuskan sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya, merekatkan dan menyeimbangkan pembangunan nasional dan kesatuan wilayah nasional, meningkatkan keserasian antar kawasan, keterpaduan antar sektor pembangunan melalui proses penataan ruang dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan dalam wadah NKRI Negara Kesatuan Repoblik Indonesia Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Pembahasan mengenai wilayah, tidak terlepas dari unsur wilayah itu sendiri. Wilayah umumnya diartikan sebagai areal, daerah tertentu dengan batasn-batasan yang jelas. Menurut Wibowo 2004, Pengertian wilayah region adalah suatu unit geogerafi yang membentuk suatu kesatuan. Unit geogerafi adalah ruang yang meliputi aspek fisik tanah, biologi, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya. Tujuan pengembangan wilayah merupakan usaha memberdayakan suatu masyarakat yang berada disuatu daerah untuk memanfaatkan teknologi yang relevan dengan kebutuhan dan bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2.8. Penelitian Terdahulu

Universitas Sumatera Utara 37 Penelitian terdahulu dengan ternak sapi, antara lain Suryana 2009. Sapi potong merupakan penyumbang daging terbesar dari kelompok ruminansia terhadap produksi daging nasional sehingga usaha ternak ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha yang menguntungkan. Sapi potong telah lama dipelihara oleh sebagian masyarakat sebagai tabungan dan tenaga kerja untuk mengolah tanah dengan manajemen pemeliharaan secara tradisional. Pola usaha ternak sapi potong sebagian besar berupa usaha rakyat untuk menghasilkan bibit atau penggemukan, dan pemeliharaan secara terintegrasi dengan tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Pengembangan usaha ternak sapi potong berorientasi agribisnis dengan pola kemitraan merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan keuntungan peternak. Kemitraan adalah kerja sama antar pelaku agribisnis mulai dari proses praproduksi, produksi hingga pemasaran yang dilandasi oleh azas saling membutuhkan dan menguntungkan bagi pihak yang bermitra. Pemeliharaan sapi potong dengan pola seperti ini diharapkan pula dapat meningkatkan produksi daging sapi nasional yang hingga kini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Di sisi lain, permintaan daging sapi yang tinggi merupakan peluang bagi usaha pengembangan sapi potong lokal sehingga upaya untuk meningkatkan produktivitasnya perlu terus dilakukan. Oleh I.G.P. Bagus Sastina dan I.G. Ngurah Kayana 2005 dalam analisis finansial usaha agribisnis peternakan sapi daging. Dalam suatu usaha agribisnis peternakan komersial diperlukan peningkatan pola pikir dari pola berproduksi untuk keluarga dan juga dijual ke pasar menjadi berproduksi untuk memperoleh keuntungan Universitas Sumatera Utara 38 atau laba yang lebih besar. Dengan demikian, arah pemikirannya sudah jelas, yaitu akan menerapkan prinsip ekonomi yang bertujuan untuk memperoleh hasil dengan laba yang besar. Menurut hasil penelitian Rosmeri 2009, dengn bertambahnya jumlah ternak yang dipelihra, maka bertambah pula curahan tenaga kerja yang dipergunakan untuk kegiatan pengembalaan, merawat ternak, membersihkan kandang, mengarit rumput dan kegiatan lainnya. Tenaga kerja yang digunakan dalam mengelola usaha ternak berasal dari tenaga kerja keluarga anak, istri dan suami.

2.9. Konseptual Penelitian