Faktor Produksi Lahan Teori Produksi

29 produktivitas yang diperoleh peternak akan tinggi, namun bagaimana peternak melakukan usahanya secara efesien adanya upaya yang sangat penting. Input yang digunakan dalam pemeliharaan ternak di pulau Jawa relatif kecil 31.48 dan komponen biaya produksi yang paling besar adalah kebutuhan pakan 26.05, merupakan nilai konversi harga rumput pakan hijauan, komponen biaya ini dapat ditekan khususnya di pulau Jawa, dengan memanfaatkan rumput di areal perkebunan Sembiring, 1999. Menurut Mubyarto 1987, bentuk sederhana fungsi produksi ini dituliskan sebagai : Dimana : Y = adalah hasil produksi xi ... xn = faktor-faktor produksi Faktor-faktor produksi tersebut biasanya dapat diklasifikaskan menjadi lahan, modal, tenaga kerja dan manajemen. Pengukuran terhadap faktor manajemen relatif sulit dan karenanya sering tidak dipakai pada fungsi produksi.

2.4.1 Faktor Produksi Lahan

Bagi usaha pertanian termasuk di dalamnya usaha peternakan seperti sapi, kerbau, domba dan kambing faktor lahan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap terhadap tingkat pengembangan ternak sapi, kerbau, domba dan kambing. Ternak sapi, kerbau, domba dan kambing memerlukan luas lahan yang memadai untuk tempat pengembangan atau tempat penyediaan makanannya. Y = f xi, xii, .... Universitas Sumatera Utara 30 Tricahyono 1992, menegaskan bahwa disamping modal dan tenaga kerja, faktor lahan merupakan faktor produksi yang paling dalam usaha pertanian termasuk peternakan. Lahan atau tanah mempunyai produktivitas untuk menghasilkan bahan nabati, dan bahan nabati tersebut dikonsumsi oleh ternak. Sebagai faktor produksi dalam pengembangan usaha pertanian, tingkat konstribusi lahan sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi, kebururan dan tingkat pengelolaannya. Di samping itu jumlah penduduk juga sangat berpengaruh terhadap penggunaan lahan karena semakin banyaknya jumlah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti : untuk lahan persawahan, perkebunan, perkantoran, pemukiman dan lain sebagainya. Dari semua jenis peruntukannya, dengan tidak memperhatikan peruntukan tata guna lahan yang sesuai dengan tata ruang dan pengembangan wilayah, inilah yang banyak mengganggu pengembangan usaha pertanian termasuk pengembangan peternakan. Menurut Direktorat Penyebaran dan Pengembangan Peternakan 1995, pemanfaatan lahan untuk peternakan didasarkan pada proporsi bahwa : lahan merupakan sumber pakan ternak; semunya jenis lahan cocok sebagai sumber pakan; pemanfatan lahan untuk peternakan diartikan sebagai usaha penyerasian antara peruntukan lahan dengan sistem produksi pertanian; hubungan antara lahan dan ternak bersifat dinamis. Selanjutnya Eniza 1988, berpendapat interaksi antara ternak dengan lahan mempunyai tiga aspek, yaitu : adaptasi ternak secara biologis; kemampuan lahan menghasilkan hijauan pakan ternak; pola pemeliharaan dan daya tampung areal yang tersedia. Universitas Sumatera Utara 31

2.4.2 Faktor Produksi Modal