38
atau laba yang lebih besar. Dengan demikian, arah pemikirannya sudah jelas, yaitu akan menerapkan prinsip ekonomi yang bertujuan untuk memperoleh hasil dengan
laba yang besar. Menurut hasil penelitian Rosmeri 2009, dengn bertambahnya jumlah ternak
yang dipelihra, maka bertambah pula curahan tenaga kerja yang dipergunakan untuk kegiatan pengembalaan, merawat ternak, membersihkan kandang, mengarit rumput
dan kegiatan lainnya. Tenaga kerja yang digunakan dalam mengelola usaha ternak berasal dari tenaga kerja keluarga anak, istri dan suami.
2.9. Konseptual Penelitian
Dalam pengembangan komoditi unggulan ternak sapi, kegiatan yang terkait adalah : kegiatan budidaya sebagai kegiatan usaha; sub sektor industri hulu yaitu
pengadaan sarana produksi seperti bibit, pakan, kandang, peralatan kandang, obat- obatan dan vitamin; proses produksi yaitu memadukan faktor produksi yang tersedia
yaitu input produksi modal, tenaga kerja, dan lahan untuk menghasilkan sejumlah output produk utama dan sampingan; sub sektor industri hilir yaitu pemasaran,
sarana dan prasarana. Modal kerja terdiri modal tetap fixed berupa peralatan, dan bangunan; modal
tidak tetap variabel cost berupa pakan, bibit, obat-obatan dan vitamin. Tenaga kerja untuk kegiatan pemeliharaan ternak sapi berasal dari dalam keluarga. Areal
perkebunan dan lahan masyarakat digunakan untuk kegiatan pemeliharaan, pengembalaan dan sumber pakan hijauan makanan ternak. Secara serempak seluruh
Universitas Sumatera Utara
39
aktivitas sub sektor akan berdampak terhadap pengembangan komoditi unggulan ternak sapi dan berdampak juga pada komponen pengembangan wilayah di
Kecamatan Hamparan Perak. Komponen pengembangan wilayah yaitu peningkatan pendapatan masyarakat,
pemanfaatan tenaga keraja, pertumbuhan usaha dan adanya kas daerah yang berakumulasi terhadap pengembangan wilayah di Kecamatan Hamparan Perak.
Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
40 Kecamatan Hamparan Perak
Pengembangan Komoditi Ternak Sapi
Industri hilir :
1. Pemasaran.
2. Sarana dan
prasarana.
Industri Hulu :
Penyediaan sarana produksi bibit,
pakan, kandang, peralatan, obat dan
vitamin.
Input :
1. Modal
2. Tenaga kerja
3. Lahan
Output :
Pemanfaatan tenaga kerja
Pemasukan PAD Terciptanya pasar
Peningkatan pendapatan Pertumbuhan usaha baru
Dampak :
Pengembangan wilayah
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir
Universitas Sumatera Utara
41
2.10. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. Faktor ketersediaan modal, curahan tenaga kerja dan luas lahan berpengaruh
positif terhadap peningkatan produksi ternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak. 2.
Pengembangan ternak sapi memberi keuntungan bagi peternak di Kecamatan Hamparan Perak.
3. Pengembangan ternak sapi meningkatkan pengembangan wilayah di Kecamatan
Hamparan Perak.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Sapi telah lama dipelihara oleh sebagian masyarakat sebagai tabungan dan tenaga kerja untuk mengolah tanah dengan manajemen pemeliharaan secara
tradisional. Pola usaha ternak sapi sebagian besar berupa usaha rakyat untuk menghasilkan bibit atau penggemukan, dan pemeliharaan secara terintegrasi dengan
tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Pengembangan usaha ternak sapi berorientasi agribisnis dengan pola kemitraan merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan keuntungan peternak. Kemitraan adalah kerja sama antarpelaku agribisnis mulai dari proses praproduksi, produksi hingga pemasaran yang dilandasi
oleh azas saling membutuhkan dan menguntungkan bagi pihak yang bermitra. Pemeliharaan sapi dengan pola seperti ini diharapkan pula dapat meningkatkan
produksi daging sapi nasional yang hingga kini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Di sisi lain, permintaan daging sapi yang tinggi
merupakan peluang bagi usaha pengembangan sapi lokal sehingga upaya untuk meningkatkan produktivitasnya perlu terus dilakukan.
Pemerintah juga telah membuat suatu program yang disebut dengan Pelaksanaan Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi P2SDS secara
efektif dimulai tahun 2008 dan diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 59PermentanHK 06082007 tentang Pedoman Percepatan Pencapaiaan
Universitas Sumatera Utara