68
4.5.3. Analisis Peningkatan Modal Produksi
Hipotesis yang diajukan adalah terjadi peningkatan modal produksi ternak akibat pengembangan ternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak. Berdasarkan hasil
pengujian dengan menggunakan t - tes diperoleh harga untuk produksi seperti tertera pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Hasil Analisis Ujibeda Rata-Rata Peningkatan Modal No.
Uraian Tahun 2005
Tahun 2009
1. Jumlah 142
142 2. Rata-rata
modal produksi 7.506.257
2E+007 3.
Standar deviasi 2482741,757
4660186,392 4. Signifikansi
0,000 5.
t - hitung 19,789
6. t - tabel
1,977 Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2009
Berdasarkan hasil analisis statistik pada tabel 4.16. diproleh besarnya nilai t –
hitung
sebesar 19,789 sedangkan nilai t –
tabel
sebesar 1,977, nilai t –
hitung
t –
tabel
. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan modal produksi pada tahun
2005 dengan modal produksi pada tahun 2009. Perhitungan ini sesuai dengan rata- rata peningkatan modal produksi tahun 2005 sebesar Rp. 7.506.257,-tahun menjadi
Rp. 20.000.000,-tahun pada tahun 2009. Demikian halnya dengan nilai signifikan dari hasil analisis uji beda rata-rata
diproleh sebesar 0,000. Besar nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai 12 α 12 x
0,05 = 0,025. Sesuai dengan hasil perbandingan nilai signifikan dengan nilai 12 α
12 x 0,05 = 0,025, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan modal produksi ternak sapi pada tahun 2005 terhadap modal produksi ternak sapi pada tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
69
4.5.3.1. Modal produksi ternak sapi
Hasil analisis data modal produksi yang dibutuhkan responden untuk mengelola usaha ternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak tertera pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Modal Produksi Modal produksi ternak sapipeternak
No. Modal produksi Tahun Persentase Modal produksi
Tahun Persentase juta Rp.
2005 juta Rp.
2009
1. 5 - 6
81 57,04
13 - 14 11
7,75 2.
6,1 - 7 14
9,86 15 - 16
28 19,72
3. 7,1 - 8
17 - 18 60
42,25 4.
8,1 - 9 19 - 20
6 4,23
5. 9,1
47 33,10
21 37
26,06
Jumlah 142
100,00 142
100,00
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2009
Tabel 4.17. menunjukkan modal produksi ternak sapi pada setiap responden secara umum berbeda-beda. Hal ini tergantung dari jumlah ternak yang dimiliki.
Semakin besar jumlah ternak yang dimiliki maka semakin besar pula biaya produksi yang dibutuhkan.
Modal produksi pada tahun 2005 yang paling dominan Rp. 5.000.000,-tahun sampai dengan Rp. 6.000.000,-tahun dijumpai pada 81 responden 57,04. Modal
produksi sebesar 6.100.000,-tahun sampai dengan 7.000.000,-tahun terdapat pada 14 responden 9,86 dan modal lebih besar sama dengan 9.100.000,-tahun adalah
sebanyak 47 responden 33,10. Modal produksi pada tahun 2009 yang paling besar adalah diantara
Rp. 17.000.000,-tahun sampai dengan Rp. 18.000.000,-tahun yaitu sebanyak 60 responden 42,25 kemudian diikuti modal diatas Rp. 21.000.000,-tahun sebanyak
Universitas Sumatera Utara
70
37 responden 26,06, modal produksi antara Rp. 15.000.000,-tahun sampai dengan Rp. 16.000.000,-tahun sebanyak 28 responden 19,72, modal produksi
antara Rp. 13.000.000,-tahun sampai dengan Rp. 14.000.000,-tahun sebanyak 11 responden 7,75 dan modal produksi antara Rp. 19.000.000,-tahun sampai dengan
Rp. 20.000.000,-tahun sebanyak 6 responden 4,23. Pengeluaran biaya pakan merupakan biaya tertinggi dari seluruh modal
produksi yang dikeluarkan peternak, dengan meningkatnya kebutuhan pakan maka industri pakan ternak perlu dikembangkan, sedangkan modal produksi yang terkecil
adalah biaya peralatan kandang.
4.5.4. Analisis Peningkatan Pendapatan Peternak