Faktor Produksi Modal Faktor Produksi Tenaga Kerja

31

2.4.2 Faktor Produksi Modal

Secara umum bahwa modal pertanian mengambil bentuk lain dalam bibit, alat-alat mesin pertanian, pupuk, pestisida, ternak dan lain sebagainya. Modal dalam bentuk ini adalah modal fisik atau modal materill Mubyarto, 1987. Di samping itu modal manusia human capital juga sangat penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Heady dan Dilon 1961 dalam Soekartawi 1986, mengklasifikasikan beberapa variabel yang dapat digolongkan sebagai modal, yaitu : 1. Modal untuk perbaikan usaha tani, terdiri dari biaya penyusutan bangunan, kekayaan yang mudah diuangkan ternak, makanan ternak, bibit, pupuk, dll; kekayaan yang terdiri dari alat-alat pertanian mesin, alat untuk pemeliharaan ternak, dll dan biaya yang dipergunakan untuk pemeliharaan merawat atau menggantikan alat-alat, bensin dan oli. 2. Modal yang terdiri dari biaya seperti bensin dan oli penyusutan mesin-mesin, pembelian makanan ternak, pupuk dan lain-lain. 3. Modal yang terdiri dari mesin dan peralatan pertanian termasuk penyusutan, perawatan atau penggantikan bila ada yang rusak; biaya pemeliharaan ternak; makanan ternak dan lain-lain.

2.4.3. Faktor Produksi Tenaga Kerja

Universitas Sumatera Utara 32 Dalam usaha tani, sebagian tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri terdiri darai ayah, istri dan anak. Anak berumur 12 tahun misalnya sudah merupakan tenaga kerja yang produktif bagi usaha tani. Petani dalam usaha tani tidak hanya menyumbangkan tenaga saja, tetapi ada pemimpin usaha tani yang mengatur organisasi produksi secara keseluruhan Mubyarto, 1989. Dalam analisa ketenaga kerjaan di bidang pertanian penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya beberapa tenaga kerja yang dibutuhkan dari menentukan pula macam tenaga kerja bagaimana yang diperlukan. Biasanya usaha peternakan skala kecil akan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga tidak perlu menggunakan tenaga kerja ahli. Sebaliknya dalam usaha peternakan yang bersekala besar, lebih banyak mempergunakan tenaga kerja luar keluarga dengan cara sewa tenaga kerja yang ahli.

2.4.4. Faktor Manajemen Pengelolaan Ternak Sapi