Analisis Peningkatan Pendapatan Peternak

70 37 responden 26,06, modal produksi antara Rp. 15.000.000,-tahun sampai dengan Rp. 16.000.000,-tahun sebanyak 28 responden 19,72, modal produksi antara Rp. 13.000.000,-tahun sampai dengan Rp. 14.000.000,-tahun sebanyak 11 responden 7,75 dan modal produksi antara Rp. 19.000.000,-tahun sampai dengan Rp. 20.000.000,-tahun sebanyak 6 responden 4,23. Pengeluaran biaya pakan merupakan biaya tertinggi dari seluruh modal produksi yang dikeluarkan peternak, dengan meningkatnya kebutuhan pakan maka industri pakan ternak perlu dikembangkan, sedangkan modal produksi yang terkecil adalah biaya peralatan kandang.

4.5.4. Analisis Peningkatan Pendapatan Peternak

Hipotesis yang diajukan adalah terjadi peningkatan pendapatan masyarakat akibat pengembangan ternak sapi di Kecamatan Hamparan Perak. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan t - tes diperoleh harga untuk produksi seperti tertera pada Tabel 4.18. Tabel 4.18. Hasil Analisis Ujibeda Rata-Rata Peningkatan Pendapatan No. Uraian Tahun 2005 Tahun 2009 1. Jumlah 142 142 2. Rata-rata peningkatan produksi 6.999.507 9.109.085 3. Standar deviasi 2550781,365 5225288,740 4. Signifikansi 0,000 5. t - hitung 6,157 6. t - tabel 1,977 Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2009 Berdasarkan hasil analisis statistik pada Tabel 4.18. diproleh besarnya nilai t – hitung sebesar 6,157 sedangkan nilai t – tabel sebesar 1,977, nilai t – hitung t – tabel . Hasil Universitas Sumatera Utara 71 analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan masyarakat pada tahun 2005 dengan pendapatan masyarakat pada tahun 2009. Perhitungan ini sesuai dengan rata-rata peningkatan modal produksi tahun 2005 sebesar Rp. 6.999.507,- tahun menjadi Rp. 9.109.085,-tahun pada tahun 2009. Demikian halnya dengan nilai signifikan dari hasil analisis uji beda rata-rata diproleh sebesar 0,000. Besar nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai 12 α 12 x 0,05 = 0,025. Sesuai dengan hasil perbandingan nilai signifikan dengan nilai 12 α 12 x 0,05 = 0,025, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan peternak sapi pada tahun 2005 terhadap pendapatan peternak sapi pada tahun 2009. 4.5.4.1. Pendapatan peternak Besarnya pendapatan peternak sapi juga berbeda-beda tergantung dari jumlah ternak yang dimiliki. Semakin banyak jumlah ternak yang dimiliki maka semakin tinggi pendapatan yang diproleh peternak. Pendapatan peternak sapi tertera pada Tabel 4.19. Tabel 4.19. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan No. Pendapatan Tahun Persentase Pendapatan Tahun Persentase juta Rp. 2005 juta Rp. 2009 1. 4 - 5 90 63,38 5 - 6 110 77,46 2. 6 - 7 7 - 8 4 2,82 3. 8 - 9 9 - 10 4. 10 52 36,62 11 - 12 5. 13 28 19,72 Jumlah 142 100,00 142 100,00 Sumber : Diolah dari Data Primer, 2009 Universitas Sumatera Utara 72 Tabel 4.19. menunjukkan secara umum terjadi peningkatan pendapatan masyarakat yang berasal dari ternak sapi. Pada tahun 2005 pendapatan yang paling dominan Rp. 10.000.000,-tahun sebanyak 52 responden 36,62 dan pendapatan antara Rp. 4.000.000,-tahun sampai dengan Rp. 5.000.000,-tahun sebanyak 90 responden 63,38. Rata-rata pendapatan pertahun diperoleh Rp. 6.999.507,-tahun. Ini dikarenakan karena modal produksi masih tinggi dan jumlah ternak yang dijual masih sedikit. Sedangkan pada tahun 2009, pendapatan peternak semakin bervariasi sesuai dengan jumlah ternak yang dimiliki. Pendapatan yang paling rendah Rp. 5.000.000,- tahun sampai dengan Rp. 6.000.000,-tahun sebanyak 110 responden 77,46. Pendapatan yang paling dominan lebih besar dari Rp. 13.000.000,-tahun sebanyak 28 responden 19,72 dan yang berpendapatan RP. 7.000.000,-tahun sampai dengan Rp. 8.000.000,-tahun sebanyak 4 responden 2,82. Rata-rata pendapatan pertahun diperoleh Rp. 9.109.085,-tahun. Ini dikarenakan karena modal produksi masih tinggi dan jumlah ternak yang dijual masih sedikit.

4.5.5. Pemasaran