4.2 Nasyid
4.2.1 Pengertian Nasyid Banyak sekali ragam lagu-lagu popular sebagai hiburan atau
kesenangan yang digandrungi di seluruh dunia. Pria wanita, tua muda sampai anak-anak. Namun ada jenis lagu yang khas dengan latar
belakang serta tujuan khusus yang berbeda dengan lagu popular yaitu nyanyian religius atau yang lebih kita kenal sekarang ini adalah Nasyid.
Di tanah air, perjalanan Nasyid di awal sekitar era 80-an, ketika Mahasiswa-mahasiswa muslim menyanyikan syair berbahasa Arab
sebagai wujud solidaritas saudara-saudara mereka di Palestina. Pada akhir tahunn 90-an grup-group Nasyid di tanah air tumbuh bak
cendawan di musim hujan. Hal ini paling tidak menandakan kerinduan masyarakat kita terhadap apa yang kerap disebut sebagai seni Islam.
76
Adapun secara terminologi seni Nasyid adalah lagu-lagu dan irama- irama dengan tema tema religius. Nasyid juga merupakan komposisi-
komposisi yang panjangnya sudah ada aturan yang biasanya dimarakkan oleh kelompok laki-laki atau perempuan yang bernyanyi
bersama, dengan baris melodi tanggal yang disuarakan bersama-sama oleh semua kelompok iringan instrumen bisa ada bisa juga tidak ada
lirik-liriknya sering dalam bahasa Arab, tetapi bahasa setempat dapat Secara etimologi seni Nasyid adalah seni suara, lagu dan musik. Kata
Nasyid diambil dari bahasa Arab yaitu anasyid
yang berarti nyanyian atau syair.
76
Sri Yulianti, Nasyid Menyeruk Pasar, Jakarta : Syiar, 2002, hlm. 40
Universitas Sumatera Utara
dipakai. Dalam beberapa hal, isi kata-katanya adalah campuran bahasa arab dan bahasa pribumi.
77
Menurut Yusuf Al- Qordawi 1988 Nasyid atau nyanyian religious adalah nyanyian yang dihubungakan dengan nuansa
keagamaan. Agama merupakan tujuan dan isi dari nyanyian tersebut. Oleh karena itu nyanyian religius ini syair-syairnya hanya menceritakan
kecintaan kepada Allah, Rasulullah, orang-orang saleh dari hamba Allah, kehidupan akhirat dan kenikmatan syurga juga menceritakan
makna ketuhanan dan keimanan yang dibawa oleh Rasulullah. Seni Nasyid adalah seni suara atau seni musik yang tidak hanya
menyentuh tetapi juga meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya sebab dalam hal itu terdapat pesan-pesan atau syair-syair
yang bermuatan Islami serta mempunyai pengaruh terhadap realisasi penyempurnaan kehidupan spiritual manusia.
Seni Nasyid adalah seni musik Islami handasah al- shawat yang mendendangkan syair syair Qur’an dan irama-irama yang syahdu seni
Nasyid yang berisikan ajaran-ajaran dan penuh ajaran Islam yang
banyak mengandung muatan dakwah dan bimbingan melalui seni musik atau seni suara yang indah. Seni Nasyid dapat berbentuk doa-doa agama
yang dinyanyikan dengan lagu paling enak dan suara paling lembut sehingga menggembirakan hati dan menggoyangkan perasaan.
78
77
Yusuf al- Qordhowi, Op. Cit., hlm. 170
78
Yusuf al- Qordhowi, Waktu dalam Kehidupan Muslim, Jakarta : Firdaus, 1998, hlm. 117
Universitas Sumatera Utara
Dari berbagai Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Nasyid adalah seni suara seni musik yang membawakan syair-syair Islami
untuk umat manusia agar dapat memahami akan eksistensinya di muka bumi. Dengan demikian pendakwah melalui seni musik Nasyid dapat
menyentuh perasaan dan hati sanubari manusia khususnya umat Islam.
4.2.2 Jenis-Jenis Nasyid Menurut Yusuf Qordawi 1988 ada dua jenis Nasyid yaitu :
a. Nasyid Islami, yaitu lagu yang dibolehkan oleh syariat yang syair-
syairnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam : Aqidah, syariah dan akhlak seperti puji-pujian kepada Allah, Rasulullah, kisah-
kisah dan lain-lain. Nasyid
Islami disyaratkan syair tidak bertentangan dengan syariat, gaya menyanyikan lagu tidak mengandung maksiat,
nyanyian tidak dibarengi dengan sesuatu yang diharamkan dan tidak berlebihan dalam mendengarkannya.
b. Nasyid
Jahili
, yaitu lagu yang diharamkan oleh syariat karena syairnya bertentangan dengan syariat Islam. Seperti lagu yang
pernah dilantumkan oleh Abu Nawas.
Tinggalkan celaanmu padaku, sebab celaan itu adalah pujian obatilah aku dengan si cantik sang penawar
.
Atau sajak Syauqi
Ramadhan telah datang menyambut peminum Yang selalu menanti setiap saat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam syair ini orang mempropagandakan meminum khamr, padahal ia induknya kejahatan dalam Islam. Hati-hati juga pada sajak
Abu Madi dalam syairnya Ath-Thalasim.
Aku tidak tahu dari mana datang, tapi aku telah dating Telapak kakiku telah melihat satu jalan, maka akupun berjalan Aku akan
terus berjalan kalau aku mau atau aku berhenti Bagaimana kau datang Bagaimana kau berjalan?aku tidak tahu Dan kenapa aku
tidak tahu ? Aku juga tidak tahu.
Syair ini tidak boleh menurut syariat karena mengandung unsur- unsur keraguan terhadap dasar-dasar keimanan penciptaan hari kiamat
dan nubuwah. Maka Nasyid ini hukumnya haram. Sedangkan tema-tema Nasyid adalah sebagai berikut :
a. Syair yang bersenandung shalawat nabi, ini banyak
didendangkan oleh setiap kalangan, baik itu orang dewasa maupun anak-anak.
b. Syair yang bersenandung ketauhidan
c. Syair yang bersenandung dengan tema Ilahi, akhlaq aqidah
dan moral d.
Syair-syair yang bercerita tentang kehidupan manusia, baik itu kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
4.2.3 Fungsi Nasyid Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dari beban
kemanusian basyariyyah dan memperbaiki tabiat manusia. Ia
Universitas Sumatera Utara
merupakan stimulan untuk melihat rahasia ketuhanan asrar rabbani bagi sementara orang musik merupakan godaan karena
ketidaksempurnaan mereka.
79
Musik spiritual Nasyid adalah kunci pembuka kazanah kebenaran
Ilahi para ahli tasawuf musik spiritual salah satunya Nasyid berfungsi
untuk lebih mendekatkan kepada Ilahi. Seni Nasyid juga berfungsi
sebagai alat manifestasi atau penyemangat dalam meningkatkan
moralitas dan spiritualitas dalam kehidupan ini. Disamping itu Nasyid
dapat berfungsi sebagai sarana atau alat untuk berdzikir, sebagai
manifestasi dari wujud syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang
telah dia berikan kepada hamba-hambanya. Rasa syukur kepada Allah akan selalu terdorong di hati nurani,
bilamana ada suatu pendorong yang mampu untuk mengingatkanya. Maka Nasyid adalah salah satu jalan keluarnya, sebab di dalam Nasyid
terdapat berbagai macam-macam pujian dan tasbih kepada Allah SWT.
Nasyid Sebagai Media Dakwah Trend Nasyid, saat-saat sekarang ini sepertinya telah
menunjukkan gairah yang luar biasa. Sambutan antusias tersebut
beriring dengan munculnya kesadaran keislaman di kalangan sebagian
remaja-remaja dan pemuda-pemuda Islam. Sehingga merekapun
mencari penyaluran gairah seni suaranya kepada jenis suara yang bernuansa Islam yaitu
Nasyid .
79
Sayyid Hussein Nashr , Spiritualitas dan Seni Islam, Bandung : Mizan, 1993, hlm. 38
Universitas Sumatera Utara
Menurut Din Syamsuddin, kesenian Nasyid ini bisa menjadi momentum syair Islam dan penyelamatan generasi muda dari musibah
atau kemaksiyatan seperti narkoba, perkelahian pelajar atau tawuran, perjudian, mabuk, dan lain-lain agar mereka menjadi umat Islam yang
produktif dan professional. Semarak Nasyid sebagai media dakwah dapat dilihat dari
berbagai kegiatan yang banyak menggelar pertunjukan Nasyid. Hal ini
menandakan bahwa Nasyid dapat diterima oleh masyarakat dan sebagai
sarana media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah, seperti
pertunjukkan yang pernah digelar dengan tema “ Menyelamatkan
Generasi Muda, membangun Bangsa “ hal tersebut
sangat istimewa karena acara tersebut disisipi dengan acara
penyerahan David Club Cup diambil dari nama Nabi Daud as yang
konon memiliki suara yang merdu, sebuah penghargaan bagi pelantun
Nasyid terbaik di Indonesia
yang dilakukan oleh seketaris Umum Mejelis Ulama Indonesia MUI
yaitu Dr. Din Syansuddin, kepada grup Nasyid SNADA.
Mungkin tidak ada salahnya jika program-program penganugerahan
musik mengakomodasi trend suara alternatif tersebut. Karena hal itu
sejalan dengan misi pembangunan manusia seutuhnya. Khususnya
terkait dengan pembangunan aspek ketaqwaan. Satu aspek yang
memang harus ditumbuh kembangkan apalagi melihat kerusakan moral
dan penyalahgunaan obat yang terjadi di sebagian kalangan remaja
Islam.
80
80
Sri Yulianti, Op. Cit., hlm. 41
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian Nasyid adalah salah satu media yang efektif untuk berdakwah. Dengan Nasyid persoalan dakwah tidak di jelaskan
secara gamblang, namun melalui nyanyian dan musik, sehingga orang yang baru pertama mengenal Islam bisa faham lewat Nasyid tersebut.
Dengan menggunakan Nasyid sebagai media dakwah, maka dakwah yang disampaikan tidak akan menjemukan bagi mad’u.
Karena dakwah dengan menggunakan media Nasyid, pertama mad’u
akan tertarik dengan musik yang ditawarkan oleh munsyid pembawa
Nasyid setelah mereka menyukai warna musiknya. Maka kemudian mereka memperhatikan isi Nasyid tersebut yang tiada lain adalah
pesan- pesan dakwah yang mengajak manusia untuk selalu
melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.
4.3 Nasyid Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Pondok pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan tempat pelajar yang
belajar dan menetap ditempat tersebut. Selain mengikuti pelajaran-pelajaran umum dan agama yang diberikan oleh pesantren, santri juga diberikan pelajaran-
pelajaran keterampilan baik dalam bidang olah raga, bahasa, maupun kesenian, atau yang dikenal dengan kegiatan ekstrakurikuler, dan diantaranya yaitu nasyid.
Para santri dan santriwati bagi yang berminat dapat mengikuti kegiatan ini, berhubung santri dan santriwati yang begitu banyak maka untuk menjadi anggota
group nasyid tetap yang selalu aktif dalam setiap pertunjukan harus mengikuti seleksi guna untuk memperoleh anggota yang berbakat. Sehingga bisa mengikuti
pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh instrukturpelatih nasyid dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Mereka dididik agar bisa mempertunjukan nasyid disetiap kegiatan-kegiatan yang ada, yang dapat berfungsi sebagai hiburan ditengah-tengah acara.
Disamping terdapat nasyid yang terus aktif diberbagai acara atau biasa disebut group nasyid senior. Maka terdapat juga nasyid-nasyid yang dibentuk
berdasarkan kelas atau asrama, mereka dididik oleh para senior mereka di nasyid yang kemudian disuatu waktu diadakan acara perlombaan nasyid antar asrama
atau kelas, misalnya dalam acara isra’ miraj nabi Muhammad dan waktu malam lebaran haji Idul Adha. Hal ini di lakukan pada tiap tahun, dan yang
memenangkan perlombaan tersebut memperoleh hadiah dari panitia yang menyelenggarakan acara tersebut. Panitia yang mengadakannya terdiri dari para
senior dari organisasi OPRH Organisasi Pemudan Raudhatul Hasanah di sekolah umum di kenal dengan istilah OSIS. Organisasi tersebut terdiri dari para senior
seluruh kelas V setara dengan kelas II SMA dan sebahagian kelas IV setara dengan kelas I SMA dari pondok pesantren tersebut.
Terdapat jadwal latihan tetap yang ditentukan oleh pihak pesantren dan dilakukan dua kali dalam setiap minggunya, namun dalam pelaksanaannya
tergantung dari kapan pelatih nasyid datang ke pesantren. Namun jam latihan mereka selalu diadakan pada sore hari, tepatnya setelah shalat ashar sekitar jam
16.30, walaupun dilaksanakan dihari-hari yang berbeda. Akan tetapi ketika akan ada pertunjukan latihan dilakukan lebih sering, bahkan ketika malam setelah
shalat isya mereka melanjutkan latihan. Dan diwaktu-waktu kosong yang lain juga gunakan untuk latihan agar dapat menampilkan pertunjukan dengan sebaik-
baiknya. Dalam satu group nasyid dapat terdiri dari beberapa anggota, yaitu sekitar
12 hingga 15 orang, tidak ada ketetapan pasti tentang jumlah keanggotaan.
Universitas Sumatera Utara
Namun bagi para panitia yang mengadakan perlombaan dapat membatasi jumlah pemain. Alat musik yang digunakan bermacam-macam yaitu diantaranya
beberapa alat musik rebana dan bebarapa alat musik band seperti gitar elektrik, bass elektrik, keyboard dan lain-lain. Dan salah satu diantaranya ialah sebagai
vocal. Untuk melaksanakan latihan para santri diberikan tempat dan fasilitas
latihan yang disediakan oleh pesantren. Yaitu berupa ruangan seperti ruang kelas yang didalamnya terdapat alat-alat musik yang dapat digunakan untuk latihan,
mereka menyebutnya ruang nasyid. Karena ruangan dan fasilitas merupakan milik umum dan bukan milik pribadi, maka ruangan dan fasiltas tersebut digunakan
bergantian. Oleh karena itu terdapat jadwal yang telah dibuat oleh senior agar proses latihan dan waktu latihan dapat terorganisir dengan baik. Pelatih
mengajarkan nasyid pada senior, dan kemudian senior mengajarkan pada group nasyid yang lainnya.
Pada organisasi OPRH terdapat salah satu bidang yang mengatur tentang kegiatan ini, disebut Qismul Funun lembaga kesenian. Lembaga inilah yang
mengatur jalannya kegiatan nasyid di pesantren, dan lembaga inilah yang mengatur kegiatan-kegiatan nasyid baik berupa pertunjukan pada suatu acara dan
perlombaan-perlombaan yang diadakan oleh santri dan santriwati di pondok pesantren tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB V TRANSKRIPSI DAN ANALISIS NASYID