Tangga nada Nada Dasar

Untuk menganalisis nasyid ini penulis mengacu pada tulisan William P. Malm yang menawarkan beberapa karakteristik dalam mendeskripsikan melodi, yaitu Tangga nada, Jumlah Interval, Jumlah Nada, Nada Dasar pitch centre, Pola Kadensa, Wilayah Nada ambitus, Formula Melodi, dan Kontur garis melodi.

5.3.1 Tangga nada

Tangga nada yang digunakan dalam musik nasyid ini dapat dikatakan menggunakan tangga nada musik barat yang dikenal dengan istilah “skala harmoni minor”. Dalam tulisan ini yang saya maksudkan sebagai tangga nada adalah susunan dari nada-nada yang dipakai dalam melodi pada nasyid tersebut. Dalam melakukan pencacahan tersebut saya mulai dari nada awal hingga nada terakhir. yang masih dalam wilyah satu oktaf. Kemudian penulisan nada-nada tersebut dilakukan dalam garis para nada dan disusun berdasarkan urutan-urutannya dari nada terendah hingga nada yang tertinggi dalam satu oktaf. Adapun nada-nada yang digunakan dan terdapat dalam melodi nasyid ialah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Dengan demikian Melodi yang digunakan memiliki 7 nada diatonic. nada-nada tersebut terdiri dari D E F G A Bb C D, dalam aturan musik barat disebut tangga nada ini disebut dengan tangga nada minor harmoni.

5.3.2 Nada Dasar

Dalam penelitian ini saya akan mempergunakan cara untuk menemukan nada dasar pada sebuah komposisi yaitu menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Bruno Nettl dalam “Theory and Method in Ethnomusicology ” sebagai berikut : “1 Patokan yang paling umum adalah melihat nada- nada mana yang sering dipakai dan nada mana yang jarang dipakai dalam komposisi tersebut. 2 Kadang- kadang nada-nada yang harga ritmisnya besar dianggap nada-nada dasar, biarpun jarang dipakai. 3 Nada yang dipakai akhirnya awal komposisi, dianggap mempunyai fungsi penting dalam tonalitas tersebut. 4 Nada yang menduduki posisi paling rendah dalam tangga nada ataupun posisi pas ditengah-tengah dapat dianggap penting. 5 Interval-interval yang terdapat antara nada kadang-kadang dipakai sebagai patokan. Umpamanya sebuah posisi yang digunakan oktav nada pertama tesebut boleh dianggap lebih penting. 6 adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga bisa dipakai Universitas Sumatera Utara sebagai patokan tonalitas. 7 Harus diingat bahwa barang kali ada gaya-gaya musik yang mempunyai sistem tonalitas yang tidak bisa dideskripsikan dengan patokan-patokan diatas. Untuk sistem tonalitas seperti itu, cara terbaik tampaknya adalah pengalaman lama dan pengenalan akrab dengan musik tersebut”. 1964 : 127, terjemahan Marc Perlman, M.A. Lihat tabel berikut ini : Nada Jumlah Nada D 101 E 38 F 56 G 44 A 64 Bb 47 C 11 C 28 Sesuai dengan table diatas, maka yang menjadi tonalitas berdasarkan ketujuh cara yang ditawarkan oleh Nettl tersebut adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Nada yang paling sering dipakai adalah nada D dan yang paling jarang dipakai adalah E dan C 2. Nada yang memiliki nilai ritmis yang besar adalah D 3. Nada yang dipakai sebagai nada awal adalah nada D dan yang paling akhir dengan durasi paling lama adalah nada D 4. Nada yang menduduki posisi paling rendah adalah nada D, dan nada yang menduduki posisi tengah-tengah adalah A 5. Nada yang memiliki oktafnya paling banyak adalah nada D 6. Tekanan ritmis cenderung kepada nada D. 7. Melalui pengalaman dan pengenalan akrab membuktikan adanya kecendrungan besar untuk menggunakan nada D sebagai nada dasar dari nyanyian nasyid tersebut.

5.3.3 Wilayah Nada