yang terdapat dalam nyanyian tersebut dengan menggunakan sebuah alat musik piano atau keyboard, dan selanjutnya diketik melalui komputer
dalam bentuk notasi balok dengan bantuan sebuah Perangkat lunak atau Software yang terinstal didalamnya yaitu finale 2007, dengan demikian
bunyi yang awalnya berbentuk audio dapat diubah menjadi bentuk visual yang tertulis kedalam kertas, dan selanjutnya akan diuraikan atau dianalisis
elemen-elemen musik yang terkandung dalam nyanyian yang telah ditranskripsikan tersebut dengan menggunakan pendekatan disiplin ilmu
Etnomusikologi.
5.2 Model Notasi
Berdasarkan beberapa pertimbangan, dalam menentukan model notasi untuk menuliskan musik atau nyanyian nasyid di pondok pesantren
tersebut maka penulis menggunakan model notasi barat, hal ini disebabkan atas beberapa pertimbangan :
1. Karena sulitnya untuk menemukan suatu bentuk notasi yang yang
dapat dikategorikan “cocok”, ideal untuk digunakan mentranskripsikan musik dan nyanyian nasyid .Disamping itu dalam
tradisi musik lokal dimana motif dari musik lokal yang diangkat kedalam tonus atau nada pada musik dan nyanyian nasyid tersebut,
ada beberapa yang belum memiliki sistem notasi tersendiri misalnya dalam suku batak, melayu, dan lainnya. Khusus pada kebudayaan
Jawa sistem penulisan nada mereka sudah ada, namun untuk menyeragamkan penulisan sistem musik pada tulisan ini maka penulis
memilih model notasi barat.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk melihat sejauh mana keuntungan dari penggunaan notasi musik
barat pada pembahasan musik nasyid. Bahwa dalam beberapa hal, sistem penulisan notasi musik barat tersebut dapat digunakan untuk
mempelajari elemen-elemen musik nasyid. Misalnya penggunaan garis para nada Notasi Balok untuk setiap nada, yang dapat
menggambarkan tinggi rendahnya nada dan simbol-simbol yang diperlukan. Dalam membedakan durasi sebuah not dengan durasi not
yang lainnya dalam pembagian divisi pola ritem. Bahkan sampai pada pembagian yang lebih kecil dapat dilakukan sistem tersebut.
3. Karena notasi musik barat dapat dikenal secara umum dan sudah biasa
dipakai para etnomusikolog serta lazim digunakan orang–orang secara umum sebagai alat bantu untuk belajar musik, sehingga sistem notasi
musik barat tersebut cukup komunikatif diantara orang-orang umum.
Berdasarkan itulah saya memutuskan untuk menggunakan cara penulisan notasi musik barat tersebut di dalam penulisan transkripsi musik
nasyid pondok pesantren yang akan dibahas ini. Namun perlu dijelaskan
bahwa karena sistem notasi musik barat tersebut belum dapat menyajikan seluruh bunyi dan fenomena musik pada nasyid, maka memungkinakan
akan terdapat penambahan simbol-simbol cara penulisan yang berbeda dengan cara yang lazim digunakan didalam penulisan musik barat yang
konvensional itu.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses pentranskripsian penulis membuat atau menggunakan simbol-simbol notasi barat seperti dibawah ini :
1. Garis Paranada
Dalam notasi balok, paranada adalah lima garis horisontal tempat not ditulis. Not dapat diletakkan di garis atau di antara garis spasi
paranada. Simbol musik yang sesuai, bergantung pada efek yang diharapkan, ditempatkan pada garis berdasarkan nada atau fungsi yang
sesuai. Notasi musik ditempatkan berdasarkan nada, notasi perkusi ditempatkan berdasarkan instrumen, dan nada berhenti dan nada
lainnya ditempatkan berdasarkan kesepakatan.
Garis paranada diberi nomor dari bawah ke atas; garis paling bawah disebut garis pertama dan garis paling atas disebut garis
kelima . Not yang terletak di garis atau spasi lebih tinggi berarti
memiliki tinggi nada lebih tinggi.
Not pada paranada dibaca dari kiri ke kanan. Not yang terletak di sebelah kiri dimainkan sebelum not di sebelah kanan.
Universitas Sumatera Utara
2. Tanda Kunci
Tanda kunci adalah tanda yang menentukan letak nama nada pada garis paranada. Untuk membaca notasi musik kita menggunakan
urutan abjad seperti:
C D E F G A B C
a Kunci G Treble Clef
Kunci G menentukan not yang ada pada garis kedua menjadi nada G.
b Kunci F Bass Clef
Kunci F menentukan not yang ada pada garis keempat menjadi nada F.
Not-not di kunci G dan kunci F :
C D E F G A B C D E F G
F G A B C D E F G A B C
Universitas Sumatera Utara
3. Bentuk dan nilai not
Panjangnya nada satu not digambarkan dengan bentuk yang berbeda-beda dan nila yang berbeda-beda pula. Berikut table bentuk
dan nilai not beserta tanda istirahat nya:
4. Tanda Birama Time Signature
a Garis birama bar line, birama bar, dan garis penutup double barlines
Penulisan rangkaian not selalu dipisahkan oleh garis-garis, oleh karena itu kita memperoleh garis birama, birama, dan garis penutup.
garis birama birama
garis penutup
Universitas Sumatera Utara
b Tanda Birama Time Signature
Irama sebuah lagu ditunjukan oleh angka yang brada di belakang kunci yang kita sebut tanda birama. Tanda birama menerangkan cara
menghitung ketukan-ketukan yang terdapat pada lagu tersebut.
•
Tanda birama : 44 atau yang biasa dikenal dengan symbol
4
= ada 4 ketukan dalam setiap birama
4
= nilai setiap ketukan adalah satu not seperempat
• Tanda birama :
3
= ada 3 ketukan dalam satu birama
4
= nilai setiap ketukan adalah satu not seperempat
5. Tie Not
Tie not adalah garis lengkung yang menghubungkan dua not yang bernada sama. Nila not pertama ditambah dengan nilai not kedua, tetapi
hanya not pertama yang dibunyikan, sedangkan not kedua tidak dibunyikan lagi.
Universitas Sumatera Utara
6. Accidental
Jarak terdekat di antara dua not pada papan piano adalah setengah nada semitone. Di dalam satu nada whole tone terdapat 2 setengah
nada.
a Sharpkres : Fungsinya ialah menaikan setengah nada.
D D kres dis
b Flat mol : Fungsinya ialah menurunkan setengah
nada.
B B mol bes
c Naturalpugar : membataklan fungsi kres atau mol agar
kembali ke nada semula.
C kres cis C
Universitas Sumatera Utara
7. Key Signature Tanda Mula
Tanda mula adalah istilah untuk kelompok kres atau mol yang terletak setelah kunci. Tanda mula digunakan untuk menghindari terlalu
banyak menulis tanda kres dan mol yang terdapat di dalam lagu. Jika ada tanda mula di belakang kunci, ini berarti semua not yang
mempunyai nama yang sama dengan not yang di tanda mula harus di beri kres atau mol juga. Contoh:
Setiap nada F, C, G dan D harus di kres juga
Setiap nada B, E, dan A harus di beri mol juga.
8. Simbol-simbol Lainnya
a Staccato : not dimainkan secara terputus-putus.
b Legato : not-not yang dihubungkan oleh garis penghubung
dimainkan secara lembut dan bersambung.
Universitas Sumatera Utara
c Nada-nada yang dimainkan seluruhnya diturunkan satu oktav
lebih rendah.
d
e Bentuk birama yang digunakan untuk menuliskan not-not perkusi.
Notasi dengan symbol berbentuk X di atas digunakan utuk menuliskan not-not perkusi.
5.3 Analisis