Pengelolaan manajemen asuhan keperawatan Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengelolaan manajemen asuhan keperawatan

a. Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa secara berkelompok pada seluruh klien Asuhan keperawatan diberikan kepada seluruh pasien yang menjalani rawat inap di Ruang Anyelir RS dr. G. L. Tobing yaitu 6 orang pasien. Manajemen asuhan keperawatan yang diberikan berupa intervensi keperawatan secara menyeluruh dan peningkatan pengetahuan pasien melalui pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan pasien. Rata–rata pasien pulang setelah tiga hari perawatan. b. Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa secara individu pada klien kelolaan Asuhan keperawatan diberikan kepada satu orang pasien kelolaan dengan diagnosa medis Perdarahan Uterus Disfungsional PUD. Intervensi yang diberikan terkait pemenuhan masalah nutrisi, aktivitas, peningkatan pengetahuan pasien, penanganan ansietas, dan perubahan peran orang tua. Lama rawat pasien selama tiga hari dengan kondisi stabil saat pulang.

2. Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan

Dari hasil pengkajian yang dilakukan di Ruangan Anyelir RS dr. G. L. Tobing Tanjung Morawa diperoleh informasi bahwa fenomena kasus yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terbanyak adalah pasien dengan perdarahan uterus disfungsional. Selain itu diperoleh data mengenai beberapa masalah dalam pelayanan kesehatan yang belum optimal seperti pendokumentasian asuhan keperawatan, pemberian pendidikan kesehatan bagi pasien dan fasilitas yang kurang memadai sehingga berdampak pada kualitas pelayanan rumah sakit. Kadarusman 2005 menyatakan bahwa tingginya angka kejadian perdarahan uterus disfungsional disebabkan oleh keengganan penderita, terutama pada usia perimenars untuk menjalani pemeriksaan. Selain itu sebagian perdarahan uterus disfungsional dapat berhenti atau sembuh sendiri tanpa pengobatan. Penanganan segera terhadap penyakit ini bertujuan untuk menghindari dampak dan komplikasi yang lebih buruk seperti infertilitas, anemia, dan penumpukan dinding rahim tanpa perdarahan haid yang cukup. Saat dilakukan pengkajian awal untuk mengidentifikasi kualitas pelayanan kesehatan terhadap pasien, diperoleh hasil bahwa pegawai ruangan kurang memaksimalkan perannya sebagai pelayan kesehatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti manajemen yang kurang optimal, kurangnya kualitas SDM, dan fasilitas yang belum memadai. Dalam mengatasi hal tersebut, kelompok mengusulkan rancangan format pengkajian dan diagnosa dalam bentuk checklist untuk membantu pendokumentasian asuhan keperawatan yang efektif, penyediaan leaflet dan poster untuk membantu pemberian pendidikan kesehatan bagi pasien, serta pelabelan tempat sampah untuk membantu penanganan sampah rumah sakit. Sistem dokumentasi yang lengkap akan membantu komunikasi antar petugas kesehatan yang nantinya akan berdampak pada sistem pelayanan rumah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sakit. Mutu pelayanan juga dapat ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan bagi pasien dimana melalui informasi yang jelas dan tepat dapat mengurangi beban kerja perawat. Pengetahuan yang baik dapat meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga pasien serta kemandirian dalam penanganan masalah kesehatan. Hasil kegiatan PBLK ini menunjukkan bahwa pemberian asuhan keperawatan secara optimal dan adanya pemberian pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien dapat memberikan manfaat yang besar kepada pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya baik melalui pengobatan yang benar, pembatasan makanan, pembatasan aktifitas, dan mengubah kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan. Saat ditanyakan, pasien mengatakan sangat tertolong dengan adanya informasi-informasi yang diberikan oleh perawat atau tenaga medis lainnya untuk pemeliharaan kesehatatan. Hampir semua pasien yang diintervensi menunjukkan kesiapan yang baik yaitu termotivasi melakukanmenuruti anjuran-anjuran yang diberikan.

B. Saran