Menurut Suseno 2007 terdapat beberapa kondisi yang dikaitkan dengan perdarahan rahim disfungsional, antara lain :
a. Kegemukan obesitas
b. Faktor kejiwaan
c. Alat kontrasepsi hormonal
d. Alat kontrasepsi dalam rahim intra uterine devices
e. Beberapa penyakit dihubungkan dengan perdarahan rahim DUB, misalnya:
trombositopenia kekurangan trombosit atau faktor pembekuan darah, Diabetes Mellitus, dan lain-lain
f. Tumor organ reproduksi, kista ovarium polycystic ovary disease, infeksi
vagina, dan lain-lain
3. Patofisiologi
Menurut Prawiraharjo 2000 mengatakan bahwa secara kausal, perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada siklus ovulatorik, anovulatorik,
maupun pada keadaan dengan folikel persisten. a.
Pada siklus ovulatorik, perdarahan dapat dibedakan menjadi : 1
Perdarahan pada pertengahan siklus Perdarahan yang sedikit dan singkat. Penyebabnya karena rendahnya
kadar esterogen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 Perdarahan akibat gangguan pelepasan endometrium
Perdarahan yang terjadi banyak dan memanjang. Penyebabnya adalah korpus luteum persisten, kadar esterogen rendah sedangkan progesteron terus
terbentuk. 3
Perdarahan bercak, pra haid, dan pasca haid Hal ini disebabkan insufisiensi korpus luteum sedangkan pasca haid
disebabkan defisiensi esterogen sehingga regenerasi endometrium terganggu. b.
Pada siklus anovulatorik, dasar perdarahan pada keadaan ini adalah tidak adanya ovulasi karena tidak terbentuknya korpus luteum yang disebabkan
defisiensi progesteron dan kelebihan esterogen. Perdarahan yang terjadi dapat normal, sedikit atau banyak, dengan siklus yang teratur atau tidak teratur.
c. Perdarahan uterus disfungsional pada keadaan folikel persisten sering
dijumpai pada masa perimenopause dimana terjadi hiperplasi endometrium oleh karena pengaruh esterogen baik jenis adenomatosa maupun atipik. Mula-mula
haid biasa kemudian terjadi perdarahan bercak yang selanjutnya dan diikuti oleh perdarahan yang makin banyak terus menerus dan disertai gumpalan.
4. Manifestasi Klinik
Perdarahan rahim dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Pada
siklus ovulasi biasanya perdarahan bersifat spontan, teratur dan lebih bisa diprediksikan serta seringkali disertai rasa tidak nyaman sedangkan pada
anovulasi merupakan kebalikannya. Selain itu gejala yang dapat timbul
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diantaranya seperti mood yang suka berubah-ubah, kekeringan atau kelembutan vagina serta rasa lelah yang berlebih Suseno, 2007.
a. Pada siklus ovulasi
Karakteristik PUD bervariasi, mulai dari perdarahan banyak tapi jarang, hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini merupakan
kurang lebih 10 dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek polimenorea atau panjang oligomenorea. Untuk menegakan diagnosis,
pengambilan sampel perlu dilakukan pada masa mendekati haid. Apabila siklus haid tidal tidak lagi dikenali karena perdarahan yang lama dan tidak teratur,
bentuk kurve suhu badan basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe
sekresi tanpa ada sebab organik, maka harus dipertimbangkan sebagai etiologi : a.
Korpus luteum persistensi Perdarahan kadang-kadang bersamaan dengan ovarium membesar dan
dapat juga menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur. b.
Insufisiensi korpus luteum Hal ini menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau
polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH releasing factor. Diagnosis ditegakkan apabila hasil biopsi
endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Apopleksia uteri
Wanita dengan hipertensi dapat mengalami pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
d. Kelainan darah seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan
dalam b.
Pada siklus tanpa ovulasi anovulation mekanisme pembekuan darah.
Perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu bagian baru sembuh lantas diikuti perdarahan di permukaan lainnya sehingga
perdarahan rahim berkepanjangan Suseno, 2007. Pada tipe ini berhubungan dengan fluktuasi kadar estrogen dan jumlah folikel yang pada suatu waktu
fungsional aktif. Folikel-folike ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia dan kemudian diganti oelh folikel-folikel baru . Endometrium dibawah
pengaruh estrogen akan tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula-mula proliperatif dapat terjadi endometrium hiperplastik kistik. Jika gambaran ini
diperoleh pada saat kerokan dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersifat anovulatoar. Biasanya perdarahan disfungsional ini terjadi pada masa pubertas
dan masa pramenopause. Pada masa pubertas terjadi sesudah menarche, perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambatnya proses
maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan Releasing factor dan hormon gonadotropin tidak sempurna. Pada wanita dalam masa pramenopause
proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancer Handoko, 2005. Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada
harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ovulatoar. Sedangkan pada wanita dewasa dan terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk
menentukan ada tidaknya tumor ganas Handoko, 2005.
5. Terapi