Komplikasi Asuhan Keperawatan Landasan Teori

kurang invasif dan kurang nyeri dibandingkan histerektomi. Masa penyembuhan 3-7 hari. Histerektomi Histerektomi yaitu pengangkatan uterus melalui pembedahan. Histerektomi dilakukan sebagai tindakan untuk penanganan keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu, menongontrol perdarahan yang mengancam jiwa, dan kejadian infeksi pelvis yang tidak sembuh atau rupture uteri yang tidak dapat diperbaiki Doenges, 2002

6. Komplikasi

Menurut Suseno 2007, perdarahan uterus disfungsional memiliki beberapa komplikasi yaitu: a. Infertilitas dari kurangnya b. ovulasi Parah anemia dari perdarahan haid berkepanjangan atau c. berat Penumpukan dinding rahim tanpa perdarahan haid yang cukup faktor kemungkinan dalam perkembangan kanker endometrium

7. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian 1 Aktivitas Istirahat  Keletihan, kelemahan, malaise umum  Kehilangan produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja  Toleransi terhadap latihan rendah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak 2 Sirkulasi  Riwayat kehilangan darah kronis yaitu menstruasi berat  Palpitasi takikardi kompensasi 3 Integritas Ego  Keyakinan agama budaya mempengaruhi pilihan pengobatan seperti penolakan transfuse darah 4 Eliminasi  Diare atau konstipasi  Penurunan haluaran urin 5 Makanan Cairan  Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah masukan produk sereal tinggi  Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan  Mualmuntah, dyspepsia, anoreksia  Adanya penurunan BB  Tidak pernah puas mengunyah 6 Higiene  Kurang bertenaga, penampilan tidak rapi 7 Neurosensori  Sakit kepala, berdenyut, vertigo, ketidakmampuan berkonsentrasi  Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata  Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah, sensasi menjadi dingin UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 8 Nyeri Ketidaknyamanan  Nyeri abdomen samar, sakit kepala 9 Pernafasan  Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas 10 Seksualitas  Perubahan aliran menstruasi seperti menoragia atau amenore  Hilang libido Doenges, 2002 11 Pemeriksaan Ginekologik Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menyingkirkan adanya kelainan organik seperti perlukaan genitalia, erosiradang atau polip serviks, mioma uteri, dll. Pada wanita usia pubertas biasanya umumnya tidak diperlukan kerokan. Pada wanita premenopause perlu dilakukan untuk memastikan ada tidaknya keganasan Prawiroharjo, 2000. 12 Pemeriksaan Penunjang Kelainan organik yang kecil pada genitalia interna seringkali sulit dinilai apalagi pada wanita yang belum menikah, penilaian yang dilakukan per rectal lebih sulit. Untuk itu dianjurkan penggunaan alat bantu diagnostik, seperti : 1 Biopsy endometrium pada wanita yang sudah menikah 2 Laboratorium darah dan fungsi hemostasis 3 Ultrasonografi USG 4 Tera radioimunologik TRI atau radio imuno assay Prawiroharjo, 2000. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Diagnosa 1 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen nutrisi ke sel 2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen pengiriman dari kebutuhan 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan atau absobsi nutrient yang diperlukan 4 Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi 5 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat 6 Kurang pengetahuan kebutuhan belajar tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi 7 Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan 8 Perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kondisi sakit pada anak c. Intervensi Dx.1: Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen nutrisi ke sel Hasil yang diharapkan: Menunjukkan perfusi adekuat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kriteria hasil: Tanda-tanda vital stabil, membran mukosa warna merah muda, pengisian kapiler baik, haluaran urin adekuat. Intervensi: 1 Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit membran mukosa, dasar kuku Rasional: Memberi informasi tentang keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi 2 Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi Rasional: Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler 3 Awasi upaya pernafasan Rasional: Dispnea menunjukkan gejala penyakit jantung koroner karena regangan jantung lama peningkatan kompensasi curah jantung 4 Kaji untuk respons verbal yang melambat, gangguan memori, bingung Rasional: Mengindikasi gangguan fungsi serebral karena hipoksia 5 Orientasi ulang pasien sesuai kebutuhan Rasional: Membantu memperbaiki proses pikir 6 Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi Rasional: Rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan tubuh 7 Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas Rasional: Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen 8 Awasi pemeriksaan laboratorium UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Rasional: Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan respons terhadap terapi 9 Berikan sel darah merah lengkap, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi transfusi Rasional: Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen; memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan Dx.2: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen pengiriman dari kebutuhan Hasil yang diharapkan: Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas termasuk aktivitas sehari-hari, menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi nadi, pernafasana, tekanan darah dalam rentang normal Intervensi : 1 Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal. Catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas Rasional: Mempengaruhi pilihan intervensi bantuan 2 Kaji gangguan atau keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot Rasional: menunjukkan perubahan neurologi yang mempengaruhi keamanan pasien 3 Awasi nadi, tekanan darah, pernafasan selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Rasional: Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa sejumlah oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru 4 Beri lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan Rasional: Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh 5 Rencanakan kemajuan akitivitas dengan pasien Rasional: Meningkatkan secara bertahap tingkat aktivitas sampai normal 6 Gunakan teknik penghematan energi Rasional: Mendorong pasien melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan 7 Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan, atau pusing. Rasional: Regangan stress kardipulmonal berlebihan dapat menimbulkan dekompensasi kegagalan Dx.3: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan atau absobsi nutrient yang diperlukan Hasil yang diharapkan: Menunjukkan peningkatan berat badan stabil dengan nilai laboratorium normal UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Intervensi: 1 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai Rasional: Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi 2 Observasi dan catat masukan makanan pasien Rasional: mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan 3 Timbang berat badan tiap hari Rasional: Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi nutrisi 4 Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan atau makan siantara waktu makan Rasional: Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster 5 Observasi dan catat kejadian mualmuntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan Rasional: Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia pada organ 6 Berikan dan bantu higiene mulut yang baik Rasional: Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral Dx.4: Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi Hasil yang diharapkan: Mempertahakan integritas kulit UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Intervensi: 1 Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, dan gangguan warna Rasional: Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, imobilisasi 2 Ubah posisi secara periodic dan pijat pada permukaan tulang bila pasien tidak bergerak atau di tempat tidur Rasional: Meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit 3 Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun Rasional: Area lembab, terkontaminasi member media yang sangat baik untuk pertumbuhan oranisme patogenik 4 Bantu latihan rentang gerak aktif atau pasif Rasional: Meningkatkan sirkulasi jaringn, mencegah stasis Dx.5: Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat Hasil yang diharapkan: Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah menurunkan resiko infeksi Intervensi: 1 Tingkatkan cuci tangan yang baik untuk pemberi perawatan dan pasien Rasional: Mencegah kontaminasi silang. 2 Pertahankan teknik aseptik pada prosedur perawatan Rasional: Menurunkan resiko infeksi bakteri 3 Tingkatkan masukan cairan adekuat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Rasional: membantu dalam pengenceran secret pernafasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh 4 Pantau suhu. Catat adanya menggigil Rasional: Adanya proses inflamasi infeksi membutuhkan evaluasi pengobatan Dx.6: Kurang pengetahuan kebutuhan belajar tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi Kriteria hasil: Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostik, dan rencana pengobatan, melakukan tindakan yang perlu atau perubahan pola hidup Intervensi: 1 Berikan informasi tentang Perdarahan Uterus Disfungsional. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya penyakit Rasional: Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat 2 Jelaskan tindakan yang berhubungan dengan terapi Rasional: Menjelaskan prosedur dapat mengurangi rasa takut pada pasien 3 Peringatkan tentang kemungkinan reaksi sistemik Rasional: Kemungkinan efek samping terapi memerlukan evaluasi ulang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dx.7: Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan Hasil yang diharapkan: Ansietas berkurang atau dapat dikontrol Intervensi: 1 Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien Rasional: Mengidentifikasi keadaan psikologis pasien 2 Selidiki dengan pasien tentang pasien teknik yang telah dimiliki, dan yang belum dimiliki untuk mengurangi ansietas di masa lalu Rasional: Mengidentifikasi kemampuan pasin dalam mengatasi cemas, membantu identifikasi pemberian intervensi 3 Tentukan kemampuan pengambilan keputusan pada pasien Rasional: Menentukan kemampuan pasien dalam mengatasi masalah yang dihadapinya 4 Beri dorongan pada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas Rasional: Memberi arti penghilang respons ansietas, meningkatkan relaksasi dan kemampuan koping Dx.8: Perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kondisi sakit pada anak Hasil yang diharapkan: Mampu memberikan kebutuhan fisik, psikologi, social, dan spiritual bagi anak Intervensi: 1 Dukung pengungkapan perasaan Rasional: Memberi rasa nyaman pada orangtua untuk mengungkapkan perasaan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2 Bantu orangtua mengidentifikasi defisit dalam kemampuan menjadi orangtua Rasional: Membantu mencari masalah yang dihadapi orangtua 3 Beri penguatan pada kekuatan dan ketrampilan menjadi orangtua Rasional: Dukungan dapat memberi bantuan psikologis orangtua 4 Bantu keluarga dengan penyelesaian konflik Rasional: Penyelesaian konflik dapat memperbaiki peran orangtua

B. Tinjauan Kasus