Shift pagi : 1 orang
Shift siang : 1 orang
Shift malam : 1 orang
Faktor libur dan cuti = 25 x 4 = 1= 1 perawat Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan
pasien adalah: P + S + M + L+ 1 Karu = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 5 perawat
Tabel 3. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di Anyelir berdasarkan kategori asuhan keperawatan menurut Depkes 2002
No Kategori
Rata-rata jumlah pasienhari
Rata-rata jam perawatanhari
Total perawatanhari
1. Askep minimal
4 2
8
2. Askep sedang
- -
-
3. Askep agak berat
- -
-
4. Askep maksimal
- -
- 4
8
a Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:
Jumlah total perawatan = 8 = 1,14
Jam efektif perawat 7 b
Jumlah hari libur loss day: Jumlah hari minggutahun + cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif 52+7+14 x 1,14 = 0,29 = 0,3
286
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c Pekerjaan Non Keperawatan:
Jumlah perawat yang dibutuhkan + jumlah hari libur x 25 1,14 + 0,3 x 0,25 = 0,36
d Jumlah kebutuhan perawat:
Jumlah perawat yang dibutuhkan + Jumlah hari libur + Pekerjaan non keperawatan
1,14 + 0,3 + 0,36 = 2,1 Maka jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang rawat inap Anyelir
menurut Depkes adalah 2,1 orang + 1 orang kepala ruangan = 3 orang. Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan menurut rumus
Douglas bahwa perawat yang dibutuhkan sebanyak 5 orang, sehingga jika dibandingkan dengan jumlah perawat di ruangan Anyelir didapat kelebihan tenaga
sebanyak 9 orang. Sedangkan menurut Depkes, dibutuhkan sebanyak 3 orang perawat sehingga kelebihan tenaga sebanyak 11 orang. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Kepala Ruangan menyatakan bahwa selama ini perawat melakukan tugas di luar nursing job seperti administrasi ruangan dilakukan oleh
perawat. Rumah sakit memberi kesempatan izin belajar pada tenaga
perawatbidan untuk meningkatkan pendidikannya, dimana perawat bidan yang ingin melanjutkan pendidikan terlebih dahulu membuat permohonan izin kuliah
kepada kepala divisi keperawatan kemudian kepala divisi keperawatan akan menyampaikannya kepada kepala divisi SDM RS yang akan diteruskan kepada
kepala RS. Setelah disetujui oleh kepela RS, maka kepela divisi keperawatan akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengeluarkan jadwal tugas agar tidak mengganggu perkuliahan perawatbidan yang melanjutkan pendidikannya. Saat ini tidak ada bidanperawat di ruang
anyelir yang sedang mengikuti pendidikan. Kepala Poliklinik mengatakan bahwa minat bidan di Ruang Anyelir untuk melanjutkan pendidikannya kurang karena
faktor biaya dimana rumah sakit tidak menanggung biaya pendidikan pegawai dan sumber dananya merupakan biaya pribadi. Rumah sakit memberi kesempatan
pada tenaga perawatbidan untuk mengikuti pelatihan dimana pelatihan yang pernah diikuti oleh bidan di ruang Anyelir adalah sebanyak 1 kali yaitu pelatihan
tentang manajemen asuhan keperawatan.
Ruang Anyelir tidak memiliki jadwal pertemuan secara teratur. Masalah- masalah yang terjadi dan informasi-informasi baru yang harus disosialisasikan
dilakukan dalam pertemuan yang tidak terjadwal tergantung dari kebutuhan. Masalah yang terjadi akan diselesaikan terlebih dahulu oleh kepala ruangan dan
apabila tidak terselesaikan makan akan diselesaikan oleh kepala divisi keperawatan. Kepala poliklinik mengatakan bahwa masalah-masalah yang terjadi
selalu bisa diatasi dengan baik. Kepala Poliklinikruangan memberi teguran kepada perawat yang lalai,
malas atau memiliki kinerja yang buruk. Teguran secara lisan diberikan sebanyak 3 kali, apabila tenaga perawat yang mendapat teguran tidak dapat melakukan
perbaikan, maka diberikan punishment berupa laporan Kepala poliklinikruangan kepada Divisi Keperawatan. Kepala Poliklinik mengatakan bahwa semua
anggotanya selalu menanggapi teguran-teguran yang diberikan dengan baik. Hasil kuesioner kepuasan kerja perawat yang dibagikan kepada 8 orang bidan di ruang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Anyelir didapatkan data bahwa 12,5 menyatakan tidak puas dengan perlakuan atasan selama bekerja, 75 menyatakan cukup puas, dan 12,5 menyatakan
puas. Dari hasil pengolahan kuesioner kepuasan pasien yang dibagikan kepada
5 orang pasien inap di Ruang Anyelir menyatakan 100 pasien rawat inap puas dengan pelayanan di Ruang Anyelir
3 Kolaborasi dan Koordinasi
Kolaborasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lain yaitu dokter cukup baik. Perawat dan dokter biasanya berdiskusi bersama sebelum mengambil
keputusan ataupun tindakan kepada pasien terutama jika pasien perlu melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
b. Metode
Ruang Anyelir memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat umum, memiliki dasar dan perkembangan yang utama yaitu visi, misi, tujuan dan motto
RS G.L Tobing Tanjung Morawa yang telah dijadikan standar. Berikut adalah Visi dan Misi RS G.L Tobing Tanjung Morawa :
Visi RS G.L Tobing Tanjung Morawa:
”Menjadi rumah sakit rujukan yang mandiri, unggulan, dan berdaya saing”
Misi RS G.L Tobing Tanjung Morawa:
1 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna khususnya terhadap
karyawan PT. Perkebunan Nusantara-II persero dan keluarganya. 2
Melaksanakan manajemen rumah sakit secara profesional
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3 Membangun kepercayaan pelanggan melalui sumber daya manusia yang
profesional, berkualitas, dan berbudaya kerja prima 4
Memberikan konstribusi yang optimal bagi perusahaan maupun masyarakat sekitar
5 Menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan serta menciptakan nilai
tambah
Tujuan RS G.L Tobing Tanjung Morawa:
“ Menjadikan Rumah Sakit Perkebunan-II sebagai pilihan utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat kesehatan dan sekitarnya
Motto RS G.L Tobing Tanjung Morawa:
”Kami Peduli Kesehatan Anda” Sedangkan misi, falsafah, motto dan tujuan bidang keperawatan RS dr.
G. L. Tobing adalah :
Misi RS G.L Tobing Tanjung Morawa:
1 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit melalui pelayanan
keperawatan dan kebidanan yang berkualitas. 2
Mengembangkan SDM keperawatan dan kebidanan melalui pendidikan berkelanjutan untuk melaksanakan keperawatan dan kebidanan yang
profesional.
Falsafah Keperawatan :
“Memberikan pelayanan terpadu secara profesional kepada pasien dan keluarga dengan cinta kasih untuk meningkatkan mutu kesehatan”
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Motto Keperawatan :
“RSGLT “ : Ramah Senyum
Gigih Lues
Terampil
Tujuan Umum:
1 Memberikan pelayanan keperawatan yang menjamin keselamatan pasien.
2 Memberikan pelayanan yang prima dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan pasien berdasarkan standar profesi keperawatan standar asuhan keperawatan SAK, standar etika keperawatan, standar komunikasi
terapeutik, standar prosedur operasional SPO. 3
Menciptakan lingkungan kerja yang kondusifdalam meningkatkan produktivitas kerja.
4 Meminimalkan infeksi nosokomial.
5 Memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal. Ruang Anyelir belum memiliki Standar Asuhan Kebidanan SAK yang
menjadi dasar pemberian asuhan kebidanan tetapi sudah memiliki Standar Prosedur Operasional SPO. Adapun tujuan khusus pelayanan keperwatan ruang
Anyelir adalah :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1 Menurunkan angka kematian ibu dan bayi 24 jam pertama.
2 Melibatkan keluarga dalam proses persalinan untuk meminimalkan rasa
sakit. 3
Meningkatkan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi melalui IMD dan Rooming In.
4 Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang menyusui,
memandikan, pemberian nutrisi, imunisasi, dan personal hygiene membersihkan tali pusat.
5 Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang senam hamil.
6 Meminimalkan hari rata-rata rawat 1-2 hari.
Berdasarkan hasil observasi, bidan belum optimal menjalankan SAK, SOP, serta pendokumentasian asuhan kebidanan pada setiap pasien. Ruangan juga
memiliki buku dokumentasi tindakan yang diberikan kepada pasien. Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarga hanya dilakukan oleh bidan saat memberikan tindakan medis kepada pasien. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan tanpa media tetapi
hanya berupa pemberian informasi dan diskusi. Hasil observasi penulis selama praktek di Ruang Anyelir bahwa
mahasiswa juga jarang melakukan pendidikan kesehatan karena kurangnya penekanan dari perawat ruangan kepada mahasiswa untuk melakukan pendidikan
kesehatan dan kesadaran mahasiswa itu sendiri akan manfaat pendidikan kesehatan kepada pasien.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pelayanan kesehatan di ruang Anyelir dilakukan oleh bidan dan dokter melakukan visite sesuai dengan jadwal kunjungan yang telah ditentukan.
Pengisian buku status kesehatan pasien seperti asuhan keperawatan dilakukan bidan di ruang Anyelir. Berdasarkan observasi yang dilakukan, bidan selalu
mendampingi mahasiswa praktik saat melakukan tindakan keperawatan kebidanan kepada pasien.
Metode asuhan kebidanan di Ruang Anyelir menggunakan metode Fungsional. Ruang Anyelir terdiri atas beberapa penanggung jawab PJ dan tiap
PJ melakukan tugasnya sesuai tanggung jawab. Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa pelaksanaan metode fungsional ini belum dilakukan
dengan baik karena bidan di Ruang Anyelir melakukan tugas rangkap juga sebagai perawat. Selanjutnya, hasil pengkajian melalui wawancara dengan Kapoli
didapatkan bahwa sistem pendelegasian tugas keperawatan di Ruang Anyelir belum jelas karena belum adanya sistem pendelegasian secara tertulis yang dibuat
oleh RS dr. G. L. Tobing. Dalam penerapannya, pendelegasian tugas dilakukan secara tertulis yaitu pendelegasian tugas yang dilakukan kepala ruangan dan
kepela poliklinik kepada perawat pelaksana secara langsug. Supervisi biasanya dilakukan oleh Kepala Bidang Keperawatan RS dr.
G. L. Tobing dengan waktu yang tidak ditetapkan. Supervisi dilakukan secara nonformal selama pelayanan. Kepala ruangan maupun poliklinik tidak pernah
melakukan supervisi untuk menilai kinerja perawat. Pengelolaan peralatan dilakukan bidan yang bertanggung jawab dalam
mengelola peralatan inventaris. Biasanya pengecekan alat-alat medis dilakukan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
setiap pergantian shift. Tetapi pemeriksaan kondisi peralatan dan keadaan ruangan secara keseluruhan tidak dilakukan secara teratur.
c. Money
Ruang Anyelir memiliki sistem keuangan yang diatur langsung oleh rumah sakit baik untuk pelayanan maupun untuk penggajian pegawai ruangan.
Tenaga perawat memperoleh gaji sesuai dengan golongan jabatan masing-masing di ruangan. Sistem pembayaran pasien juga dikelola langsung oleh bagian
keuangan rumah sakit dan jenis pembayaran tergantung pada jaminan yang digunakan pasien.
d. Material
Pengajuan logistik sarana maupun prasarana ruangan Anyelir dilakukan secara periodik misalnya 6 bulan sekali. Untuk pengajuan logistik bahan habis
pakai seperti jelly dilakukan dengan membuat permohonan amprahan ke apotik rumah sakit saat barang-barang tersebut diperlukan. Pengelolaan alat di Ruang
Anyelir sebagai berikut : 1
Penggunaan alat tenun, seperti laken, selimut, sarung dan bantal disediakan oleh RS. Penggantian alat-alat tenun dilakukan setiap seminggu sekali.
Pencucian alat tenun dilakukan secara sentrallisasi di ruang laundry, ruang Anyelir hanya mengantar alat tenun yang kotor. Penyimpanan alat tenun
dilakukan secara baik yaitu disimpan dalam lemari. 2
Perawatan untuk alat rumah tangga seperti tempat tidur dilakukan dengan perbaikan bila terjadi kerusakan, sedangkan untuk bantal, tilam dan lainnya
disimpan di gudang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3 Sudah terdapat pemisahan dalam penggunaan tempat sampah, baik tempat
sampah benda tajam, tempat sampah infeksi dan non infeksi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Analisa Situasi