Pengertian Etiologi Manifestasi Klinik

MATERI PENYULUHAN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL

A. Pengertian

Perdarahan uterus disfungsional merupakan perdarahan rahim abnormal tanpa penyebab organik gangguan organ seperti kemungkinan kehamilan, tumor, infeksi, koagulopati, dan penyakit radang panggul atau penyakit lainnya Yahya, 2008. Kadarusman 2005 mengatakan perdarahan uterus disfungsional adalah perdarahan abnormal dari uterus baik dalam jumlah, frekuensi maupun lamanya, yang terjadi di dalam atau di luar haid sebagai wujud klinis gangguan fungsional mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisis-ovarium, endometrium tanpa kelainan organik alat reproduksi seperti radang, tumor, keganasan, kehamilan atau gangguan sistemik lain. Perdarahan uterus disfungsional dapat berlatar belakang kelainan- kelainan ovulasi, siklus haid, jumlah perdarahan dan anemia yang ditimbulkannya Kadarusman, 2005. Berdasarkan kelainan tersebut maka perdarahan uterus disfungsional dapat dibagi seperti tabel 4. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 4. Latar belakang kelainan perdarahan uterus disfungsional PUD dan bentuk kelainannya Dasar Kelainan Bentuk Klinis Ovulasi  PUD ovulatorik  PUD anovulatorik Siklus  Metroragia  Polimenorea  Oligomenorea  Amenorea Jumlah perdarahan  Menoragia  Perdarahan bercak pra haid  Perdarahan bercak paca haid Anemia  PUD ringan  PUD sedang  PUD berat

B. Etiologi

Perdarahan uterus disfungsional dapat dibedakan menjadi penyebab dengan siklus ovulasi dan penyebab yang berhubungan dengan siklus anovulasi. Menurut Suseno 2007 terdapat beberapa kondisi yang dikaitkan dengan perdarahan rahim disfungsional, antara lain : 1. Kegemukan obesitas 2. Faktor kejiwaan 3. Alat kontrasepsi hormonal 4. Alat kontrasepsi dalam rahim intra uterine devices 5. Beberapa penyakit dihubungkan dengan perdarahan rahim DUB, misalnya: trombositopenia kekurangan trombosit atau faktor pembekuan darah, Diabetes Mellitus, dan lain-lain 6. Tumor organ reproduksi, kista ovarium polycystic ovary disease, infeksi vagina, dan lain-lain UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

C. Manifestasi Klinik

Perdarahan rahim dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Pada siklus ovulasi biasanya perdarahan bersifat spontan, teratur dan lebih bisa diprediksikan serta seringkali disertai rasa tidak nyaman sedangkan pada anovulasi merupakan kebalikannya. Selain itu gejala yang dapat timbul diantaranya seperti mood yang suka berubah-ubah, kekeringan atau kelembutan vagina serta rasa lelah yang berlebih Suseno, 2007. 1. Siklus ovulasi Karakteristik PUD bervariasi, mulai dari perdarahan banyak tapi jarang, hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10 dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek polimenorea atau panjang oligomenorea. Untuk menegakan diagnosis, pengambilan sampel perlu dilakukan pada masa mendekati haid. Apabila siklus haid tidal tidak lagi dikenali karena perdarahan yang lama dan tidak teratur, bentuk kurve suhu badan basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa ada sebab organik, maka harus dipertimbangkan sebagai etiologi : a. Korpus luteum persistensi Perdarahan kadang-kadang bersamaan dengan ovarium membesar dan dapat juga menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Insufisiensi korpus luteum Hal ini menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH releasing factor. Diagnosis ditegakkan apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan. c. Apopleksia uteri Wanita dengan hipertensi dapat mengalami pecahnya pembuluh darah dalam uterus. d. Kelainan darah seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan dalam mekanisme pembekuan darah. 2. Pada siklus tanpa ovulasi anovulation Perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu bagian baru sembuh lantas diikuti perdarahan di permukaan lainnya sehingga perdarahan rahim berkepanjangan Suseno, 2007. Pada tipe ini berhubungan dengan fluktuasi kadar estrogen dan jumlah folikel yang pada suatu waktu fungsional aktif. Folikel-folike ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia dan kemudian diganti oelh folikel-folikel baru . Endometrium dibawah pengaruh estrogen akan tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula-mula proliperatif dapat terjadi endometrium hiperplastik kistik. Jika gambaran ini diperoleh pada saat kerokan dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersifat anovulatoar. Biasanya perdarahan disfungsional ini terjadi pada masa pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas terjadi sesudah menarche, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambatnya proses maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan Releasing factor dan hormon gonadotropin tidak sempurna. Pada wanita dalam masa pramenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancer Handoko, 2005. Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi ovulatoar. Sedangkan pada wanita dewasa dan terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas Handoko, 2005.

D. Komplikasi