27
2 Tahap-tahap Mengarang
Menurut Baraja 1975 pengajaran mengarang terdiri atas lima
tahap,yaitu :
1 Mencontoh, adalah aktivitas mekanis. Walawpun demikian, bukan berarti bahwa siswa tidak belajar apa-apa. Ada beberapa
keuntungan dari kegiatan mencontoh misalnya berlatih menulis dengan tepat sesuai dengan contoh,belajar mengeja, dan
menggunakan bahasa yang baik.
2 Mereproduksi, yaitu menulis apa yang telah dipelajari secara lisan dan tulis. Kagiatan ini diawali dengan kegiatan menyimak atau
membaca. Hasilnya dituangkan kembali dalam bentuk karangan
yang disusun dengan kata-katanya sendiri.
3 Rekombinasi, merupakan latihan menggabungkan beberapa karangan menjadi satu karangan. Dalam praktik, dapat berupa
latihan penggabungan
antarkalimat, antarparagraf,
atau
antarwacana.
4 Mengarang terpimpin, dilakukan dengan bantuan gambar dan kerangka karangan. Dalam lingkup yang sederhana, penyusunan
kalimat berdasarkan kata-kata tertentu.
5 Mengarang bebas, sebagai tahap akhir dilakukan dengan memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan secara bebas.
33
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap pengajaran mengarang itu adalah, memproduksi, merekombinasi,
mengarang terpimpin, dan mengarang bebas.
33
Op.Cit., h. 102.
28
b. Pengertian Narasi
“Istilah narasi berasal dari narration=bercerita. Karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan,
merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu”.
34
Keterampilan menulis narasi merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang menjadi tujuan setiap pengajaran berbahasa di Sekolah, baik di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah
Atas. Harimurti Kridalaksana berpendapat menurutnya, “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bek erja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri”.
35
Sebagaimana tertuang dalam kurikulum bidang studi bahasa Indonesia, Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu; keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. “Pada dasarnya narasi harus merupakan jawaban dari pertanyaan apa
yang terjadi. Narasi ini dapat berupa roman, novel, hikayat, dongeng, biografi, pengalaman pribadi”.
36
Sama halnya dengan pendapat Ismail Marahimin menurutnya :
Narasi bisa berisi fakta, bisa pula fiksi atau rekaan, yang direka-reka atau dikhayalkan oleh pengarangnya saja. Yang berisi fakta adalah biografi
riwayat hidup seseorang, otobiografi riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, kisah-kisah sejati seperti pengalaman yang tidak
terlupakan, kisah sejati dan lainnya yang banyak ditemukan di dalam media massa. Namun agaknya yang paling banyak peminatnya adalah fiksi atau
34
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswi Non jurusan Bahasa Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009, h. 244.
35
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 24.
36
Sawidago Wounde, dkk, Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Jurusan Nonbahasa Indonesia Jakarta: Universitas Tarumanagara, 1993, h. 139.