Tahap-tahap Menulis Hakikat Menulis

30 gambaran tentang apa yang kita rasakan, apa yang kita lihat, apa yang kita dengar tentang watak, tingkah laku, atau latar belakang ses uatu”. 39 3 Teknik Penilaian Hasil Karangan Menurut Zaini Machmoed dalam buku Burhan Nurgiyantoro, penilaian yang dilakukan terhadap karangan biasanya bersifat holistis, impresif, dan selintas. Jadi, penilaian yang bersifat menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan secara selintas. Penilaian secara analisis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau ketegori-kategori tertentu. Perincian karangan ke dalam kategori-kategori tersebut antara karangan yang satu dengan yang lain dapat berbeda tergantung jenis karangan itu sendiri. Walaupun pengkategorian itu dapat bervariasi, kategori-kategori yang pokok hendaknya meliputi : 1 Kualitas dan ruang lingkup isi 2 Organisasi dan penyajian isi 3 Gaya dan bentuk bahasa 4 Mekanik : tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan dan kebersihan 5 Respon afektif guru terhadap karya tulis. 40 39 Sawidago Wounde, dkk, Ibid., h. 140. 40 Burhan Nurgoyantoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra : edisi ketiga Yogyakarta, BPEF-YOGYAKARTA, 2001, h. 305. 31

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebagai bahan penguat penelitian tentang Penerapan Media Gambar Berseri terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa peneliti mengutip penelitian yang relevan yaitu: 1. Hasil penelitian oleh Siti Hasanah , 2013 tentang “Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Karangan Narasi Dengan Penggunaan Media Gambar Seri Di Kelas IV MI Hidayatussalafiyah Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan ”. Pada Penelitian ini bahwa penerapan media gambar berseri sangat efektif digunakan dalam keterampilan menulis karangan narasi. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaannya terletak pada media yang digunakan yaitu media gambar berseri, keterampilan menulis karangan narasi, penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dan penelitian pada kelas IV. Sedangkan, perbedaannya yaitu lokasi penelitian yang dilakukan, yakni di Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan. 2. Hasil penelitian oleh Juliana, 2011 tentang “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Melalui Media Gambar Seri Pada siswa Kelas III Di SDN Soko I Kabupaten Bojonegoro. ”. Pada Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan menulis siswa kelas III SDN Soko I Kabupaten Bojonegoro yang ditunjukkan dari peningkatan presentase ketuntasan keterampilan menulis siswa pada setiap siklus. Pada tahap pratindakan presentase keterampilan menulis dijadikan dasar bagi siklus I, 32 yaitu 25 menjadi 65 belum tuntas. Siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dari 65 menjadi 100 tuntas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan media gambar seri dalam keterampilan menulis dengan aspek mengungkapkan gagasan, mengembangkan paragraf dan penggunaan EYD dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas III SDN Soko I Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaannya hanya terletak pada media yang digunakan yaitu media gambar berseri, sedangkan perbedaannya yaitu lokasi penelitian, metode penelitian, sasaran penelitian, dan objek penelitian.

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis perlu ditanamkan kepada siswa Sekolah Dasar. Dengan memiliki kemampuan menulis, cakrawala berpikir kreatif dan kritis siswa dapat berkembang dan mempertajam kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor yang penting dalam proses pembelajaran menulis. Oleh karena itu, Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan kreatifitas dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar seri. Rendahnya kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terjadi pada umumnya guru cenderung menggunakan pendekatan yang konvensional sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung monoton dan membosankan, terlebih siswa kurang dilibatkan secara aktif, dalam proses belajar mengajar.