Formula Sabun Padat Bentonit Variasi Konsentrasi NLS

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Natrium lauril sulfat NLS merupakan tipe surfaktan anionik Paye et al., 2006, memiliki sifat sebagai pembentuk busa yang baik Barel et al., 2009 dan termasuk surfaktan yang larut dalam air, berkinerja baik dan kuat membersihkan kotoran dan minyak, menghasilkan sediaan dengan warna yang baik tetapi memiliki kekurangan jika digunakan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit Hunting, 1983. Dalam penelitian ini, natrium lauril sulfat dikombinasikan dengan kokamidopropil betain yang merupakan tipe surfaktan amfoterik. Kombinasi NLS dengan kokamidoropil betain bertujuan untuk meningkatkan kompatibilitas NLS terhadap kulit sekaligus menghasilkan busa yang lebih baik. Selain itu, surfaktan amfoterik umumnya juga digunakan sebagai tensioactives sekunder untuk efek stabilisasi busa Paye et al., 2006. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun padat bentonit meliputi minyak kelapa, natrium hidroksida, asam stearat, kokamidopropil betain, NLS, bentonit, gliserin, BHT, triklosan, etanol 96, parfum dan akuades. Pada proses pembuatan sabun, terlebih dahulu asam stearat, BHT dan minyak kelapa dilebur di atas penangas air hingga suhu 70 C sampai melebur sempurna. Asam stearat berperan dalam memberikan konsistensi dan kekerasan pada sabun Mitsui, 1997. Asam stearat merupakan kristal putih yang meleleh pada suhu 69- 70 C Rowe et al., 2009 sehingga perlu dilelehkan terlebih dahulu pada suhu 70 C. Penggunaan antioksidan pada sabun karena sabun tersusun dari asam lemak yang sebagian mengandung ikatan tak jenuh yang mudah teroksidasi sehingga menimbulkan ketengikan Setyoningrum, 2010 dan adanya aditif sabun tertentu, seperti pengaroma, cenderung menjadi rentan terhadap perubahan oksidatif atmosfer yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penambahan BHT diperlukan untuk mencegah dari terjadinya oksidasi Barel et al., 2009. Minyak kelapa merupakan fase minyak yang digunakan dalam sabun padat bentonit. Minyak kelapa memiliki kandungan terbesar asam laurat sebesar 48,9, dimana fase minyak ini dapat tersaponifikasi dengan adanya natrium hidroksida. Jenis alkali yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium hidroksida yang cocok untuk pembuatan sabun padat Mitsui, 1997. Setelah fase minyak melebur sempurna pada suhu 70 C, ditambahkan larutan NaOH 30 pada suhu yang sama yaitu 70 C ke dalam fase minyak tersebut sehingga terjadi reaksi saponifikasi. Stok