UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.3.1 Pengamatan Organoleptik
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Organoleptik Sabun Padat Bentonit Variasi Konsentrasi NLS
Formula Bentuk
Warna Bau
A Padat
Coklat Aroma teh
B Padat
Coklat Aroma teh
C
Padat Coklat
Aroma teh
Hasil pemeriksaan organoleptis sabun padat bentonit setelah 2x24 jam diperoleh hasil yang baik. Dari pengamatan organoleptik, formula sabun padat
bentonit variasi konsentrasi NLS menunjukkan hasil yang sama dengan formula sabun padat bentonit variasi konsentrasi asam stearat. Secara fisik dengan
penambahan konsentrasi NLS yang bervariasi tidak mempengaruhi bentuk, warna dan bau sabun padat bentonit yang dihasilkan.
4.3.2 Pengujian pH
Hasil pengujian pH sabun padat bentonit variasi konsentrasi natrium lauril sulfat menunjukkan nilai rata-rata pH antara 10,102-10,323. Nilai pH sabun
komersil sebagai pembanding memiliki nilai sebesar 10,530. Dari hasil pengujian pH sabun padat bentonit variasi konsentrasi NLS menunjukkan nilai pH yang
fluktuatif. Kenaikan pH pada formula C dapat disebabkan oleh pengaruh peningkatan konsentrasi surfaktan NLS yang memiliki pH yang relatif basa yaitu
7-9,5 Rowe et al., 2006 sehingga dapat meningkatkan sifat basa dari sabun padat bentonit, sedangkan penyebab terjadinya penurunan pH pada konsentrasi NLS 4
belum dapat diketahui secara pasti. Namun walaupun menunjukkan nilai pH yang fluktuatif, nilai pH yang dihasilkan masih berada dalam rentang pH sabun
umumnya dan menunjukkan nilai pH yang relatif basa. Hasil uji statistik One way ANOVA terhadap formula sabun padat bentonit
variasi konsentrasi NLS menunjukkan data terdistribusi normal dan memiliki nilai sig 0,05 yang berarti bahwa peningkatan konsentrasi NLS berpengaruh nyata
terhadap pH sabun padat bentonit. Berdasarkan hasil uji statistik One way ANOVA terhadap pH formula sabun padat bentonit variasi konsentrasi NLS
dengan sabun komersil menunjukkan nilai sig 0,05 yang berarti bahwa ada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
perbedaan yang bermakna antara sabun padat bentonit variasi konsentrasi NLS dengan sabun komersil.
4.3.3 Pengujian Kekerasan
Dari hasil evaluasi kekerasan sabun padat bentonit variasi konsentrasi NLS diperoleh nilai penetrasi sabun berkisar 35,25 10
-1
mm sampai 32,50 10
-1
mm. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi
NLS maka kekerasan sabun padat bentonit juga meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan jumlah air yang ditambahkan ke dalam massa sabun.
Dengan meningkatnya konsentrasi NLS yang ditambahkan, maka jumlah air yang ditambahkan akan semakin berkurang sehingga kadar airnya akan semakin rendah
Langingi et al., 2014. Kadar air yang rendah dapat menyebabkan sabun semakin keras.
Hasil uji statistik One way ANOVA terhadap formula sabun padat bentonit variasi konsentrasi NLS menunjukkan kekerasan sabun padat bentonit
terdistribusi secara normal dan menunjukkan hasil nilai Sig 0,05 yang berarti bahwa peningkatan konsentrasi NLS berpengaruh nyata terhadap kekerasan sabun
padat bentonit. Kemudian uji lanjut Tukey HSD antara formula A dengan formula B dan antara formula B dengan formula C memiliki nilai sig 0,05 yang berarti
tidak ada perbedaan kekerasan yang bermakna antara formula A dengan formula B dan antara formula B dengan formula C. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap
pH formula sabun padat bentonit variasi konsentrasi NLS dengan sabun komersil menunjukkan data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen sehingga
dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis yang menunjukkan nilai sig 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan pH yang bermakna antara sabun padat bentonit
variasi konsentrasi NLS dengan sabun komersil.
4.3.4 Pengujian Tinggi dan Stabilitas Busa Sabun Padat Bentonit
Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang distabilkan oleh suatu zat pembusa, merupakan struktur yang relatif stabil dan terdiri atas kantong-kantong
udara yang terbungkus oleh lapisan tipis Ayu, et al., 2010. Zat pembusa bekerja untuk menjaga agar busa tetap terbungkus dalam lapisan-lapisan tipis, dimana