Pengujian Kekerasan Sabun Padat Bentonit
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
molekul gas terdispersi dalam cairan. Larutan-larutan yang mengandung bahan aktif permukaan akan menghasilkan busa yang stabil bila dicampur dengan air
Purnamawati, 2006. Pemeriksaan tinggi busa merupakan salah satu cara untuk mengontrol suatu produk deterjen atau surfaktan agar menghasilkan sediaan yang
memiliki kemampuan dalam menghasilkan busa Saputri dkk, 2014. Tidak ada syarat tinggi busa minimum atau maksimum untuk sediaan sabun. Hal ini lebih
dikaitkan pada nilai estetika yang disukai oleh konsumen, yaitu umumnya konsumen beranggapan bahwa sabun yang baik adalah sabun yang menghasilkan
banyak busa, padahal banyaknya busa tidak selalu sebanding dengan kemampuan daya bersih sabun Purnamawati, 2006. Pembusaan sabun dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu adanya bahan aktif sabun atau surfaktan natrium lauril sulfat, penstabil busa seperti betain serta bahan penyusun sabun yang lain
seperti jenis minyak yang digunakan Suryani dkk, 2007. Hasil evaluasi tinggi busa sabun padat bentonit diperoleh tinggi busa
berkisar 1,37-1,67 cm. Dari hasil pengujian tinggi busa sabun padat bentonit diketahui bahwa tinggi busa sabun semakin meningkat seiring dengan
peningkatan konsentrasi NLS. Hal ini disebabkan karena NLS bertindak sebagai surfaktan pembentuk busa pada sabun padat bentonit, sehingga dengan
meningkatnya konsentrasi NLS maka tinggi busa yang dihasilkan juga meningkat. Jika dibandingkan dengan tinggi busa sabun komersil yaitu 1,43 cm, tinggi busa
formula B dan formula C masih menunjukkan hasil yang lebih baik. Hasil evaluasi stabilitas busa sabun padat bentonit selama 1 jam diperoleh
persentase stabilitas busa berkisar antara 92,68-93,98. Stabilitas busa yang dihasilkan meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi NLS sebagai
surfaktan pembentuk busa. Stabilitas busa yang dihasilkan juga dapat disebabkan oleh adanya surfaktan sekunder yaitu betain yang dapat berfungsi sebagai
penstabil busa Paye et al., 2006. Menurut Deragon et al. 1968 kriteria stabilitas busa yang baik yaitu, apabila dalam waktu 5 menit diperoleh kisaran stabilitas
busa antara 60-70 Rozi, 2013. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing formula sudah memiliki stabilitas busa yang cukup baik. Jika dibandingkan
dengan stabilitas busa sabun komersial “Lifebouy” dengan presentase 79,05,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
rata-rata presentase stabilitas busa sabun padat bentonit masih menunjukkan hasil yang lebih baik.
Hasil uji statistik One way ANOVA terhadap formula sabun padat bentonit variasi konsentrasi NLS menunjukkan tinggi busa sabun padat bentonit
terdistribusi secara normal dan memiliki nilai Sig 0,05 yang berarti bahwa peningkatan konsentrasi NLS berpengaruh nyata terhadap tinggi busa sabun padat
bentonit yang dihasilkan. Kemudian uji lanjut Tukey HSD formula B dengan formula C memiliki nilai sig 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan tinggi busa
yang bermakna antara formula B dengan formula C. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap formula sabun padat bentonit variasi konsentrasi NLS dengan sabun
komersil menunjukkan nilai sig 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan tinggi busa yang bermakna antara sabun padat bentonit dengan sabun komersil.
Kemudian uji lanjut Tukey HSD formula A dengan sabun komersil memiliki nilai sig 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan tinggi busa yang bermakna antara
formula A dengan sabun komersil. Selanjutnya hasil uji statistik One way ANOVA terhadap formula sabun
padat bentonit variasi konsentrasi NLS menunjukkan stabilitas busa sabun padat bentonit terdistribusi secara normal dan memiliki nilai Sig 0,05 yang berarti
bahwa peningkatan konsentrasi natrium lauril sulfat berpengaruh nyata terhadap stabilitas busa sabun padat bentonit yang dihasilkan. Kemudian uji lanjut Tukey
HSD antara formula B dengan formula C memiliki nilai sig 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan stabilitas busa yang bermakna antara formula B dengan
formula C. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap stabilitas busa formula sabun padat bentonit dengan sabun komersil menunjukkan data tidak terdistribusi
normal sehingga dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis yang menunjukkan nilai sig 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan stabilitas busa yang bermakna antara
sabun padat bentonit variasi konsentrasi NLS dengan sabun komersil. Berdasarkan hasil analisis statistik ANOVA terhadap tinggi dan stabilitas
busa, konsentrasi NLS 4 dan NLS 5 menunjukkan nilai yang tidak berbeda signifikan. Oleh karena itu, dengan pertimbangan bahwa dengan konsentrasi NLS
yang lebih rendah lebih memudahkan dalam proses pembuatan sabun terutama dalam proses melarutkan NLS dan penuangan ke dalam cetakan dan memiliki