Kemitraan Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE

79 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Preferensi konsumen terhadap atribut produk IP animasi dengan Model Kano terdiri dari 2 dua segmentasi, yaitu : a. Segmentasi B to C Setelah dilakukan pemetaan preferensi konsumen menggunakan Model Kano terhadap atribut atribut karakter tokoh dan isi cerita adalah one dimensional, sedangkan atribut 3D animasi sinematografi dan pesan moral adalah indifferent. b. Segmentasi B to B Setelah dilakukan pemetaan preferensi konsumenmitra bisnis menggunakan Model Kano terhadap 3D animasi sinematografi dan pesan moral adalah attractive dan one dimensional. Atribut karakter tokoh super neli memiliki kategori must be, isi cerita memiliki kategori indifferent. 2. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran dari tenant PT Ayena Mandiri Sinema PT AMS terdiri dari 2 dua, yaitu : a. Internal kekuatan dan kelemahan Kekuatan internal yang dimiliki oleh PT AMS adalah memiliki mutu atribut one dimensional dan must be pada produk animasi, teknologi dan produksi yang baik, tenaga produksi yang terampil, kerjasama dengan mitra pemasaran, teknik promosi, komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan dan produk turunan dari IP animasi. Sedangkan kelemahannya adalah keterbatasan modal, pemasaran belum optimal, kapasitas produksi belum optimal, sistem manajemen dan keuangan yang kurang baik dan keterbatasan SDM. b. Ekternal peluang dan ancaman Peluang usaha animasi adalah permintaan pasar cukup besar, teknologi animasi berkembang cepat, kebutuhan akan animasi meningkat, dukungan pemerintah dan swasta dalam industri kreatif dan tumbuhnya komunitas animasi. Sedangkan ancamannya adalah persaingan perusahaan sejenis, sulitnya perizinan usaha, pemasaran didominasi perusahaan besar dan sulit mencari sumber pembiayaan 3. Strategi-strategi pemasaran yang prioritas diperlukan untuk dapat diterimanya produk animasi tenant PT Ayena Mandiri Sinema adalah : a. Memperluas jaringan pemasaran produk animasi dengan promosi dan penetrasi pasar kerjasama dengan agency. b. Meningkatkan mutu dan kuantitas atribut produk one dimensional dengan teknologi dan tenaga kerja yang terampil untuk dapat bersaing dan mengakomodir kebutuhan pasar. c. Menjalin kerjasama dengan pemerintah dan swasta dalam akses modal, jaringan pemasaran dan pelatihan capacity building. d. Mengembangkan diversifikasi produk turunan dari IP animasi, sesuai dengan kebutuhan permintaan pasar. e. Meningkatkan kerjasama dengan investorstakeholder terkait, baik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan sumber permodalan skim permodalan. f. Menjalin kerjasama dengan komunitas dan studio animasi lainnya dalam produksi, untuk menutupi kurangnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan pasar. g. Melakukan kerjasama dengan PemDa dan mitra swasta dalam mempermudah proses perijinan. h. Meningkatkan pelayanan prima, cepat dan tepat untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. i. Mengadakan pelatihan kepada pelajar, komunitas dan masyarakat untuk menjaring SDM dalam meningkatkan kapasitas produksi. j. Melatih karyawan baik secara teknik, pemasaran dan manajemen, sehingga dapat menutupi keterbatasan mutu dan kuantitas SDM dalam produksi dan pemasaran. k. Memperbaiki sistem manajemen diberbagai bidang. Saran 1. Indentifikasi preferensi konsumen pada penelitian ini, sebaiknya bukan hanya menggunakan model kano, tetapi lebih baik lagi mengukur kinerja juga dari setiap atribut, maka perlu dilakukan modifikasi dengan cara mengintegrasikan antara model kano dengan metode importance performance analysis IPA, sehingga dapat dianalisis preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepuasan terhadap nilai dan kinerja atribut tersebut menurut konsumen. 2. Untuk melanjutkan penelitian strategi pemasaran ini pada ranah penerapan implementasi, diperlukan skema pengembangan strategi pemasaran produk animasi melalui pengembangan kelembagaan agency pemasaran. Bentuk kelembagaan agency tersebut dapat berasal dari pihak swasta maupun pemerintah. Selan itu aspek legalitas kerjasama antara UKM animasi dengan lembaga agency pemasaran perlu diperhatikan, sehingga sangat diperlukan skema perjanjian kerjasama antara UKM animasi dengan lembaga agency pemasaran. 81 DAFTAR PUSTAKA Adiningsih S. 2000. Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta Aelani K. 2009. Mendapatkan Kebutuhan Pelanggan Melalui Metode Kano. Jurnal Tekno Insentif. 31:32-39. Agustina TS. 2011. Peran Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi Dalam Meminimalkan Resiko Kegagalan Bagi Wirausaha Baru Pada Tahapan Awal Start-Up. Majalah Ekonomi. XXI1:64-74. Ahmed S, Rahman MH. 2015. The Effects of Marketing Mix on Consumer Satisfaction: A Literature Review from Islamic Perspectives. Turkish Journal of Islamic Economics. 21:17-30.doi:10.15238tujise.2015.2.1.17-30. Amran TG, Ekadeputra P. 2012. Pengukuran Kepuasan Pelanggan Menggunakan Metode Kano dan Root Cause Analysis. Jurnal Teknik Industri. 22: 160-172. Angkasa WI, Hubeis M, Pandjaitan NK. 2012. Strategi dan Kelayakan Pengembangan Lembaga Intermediasi untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jurnal Manajemen IKM. 72:95-101. Boger D, Buss D, Dambolena I, Graham A, Graves S, Horwitz P, Langone L, Mayersohn J, Posk J, Rao A, Shen D, Wood R. 1993. Kano’s Methods for Understanding Customer-Defined Quality. Center for Quality of Management Journal. 24:1-36. Boyd HW, Walker OC, Claude-Larreche J. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategik dengan Orientasi Global Terjemahan. Jakarta: Erlangga. David FR. 2009. Manajemen Strategis: Konsep. Terjemahan Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. Dongoran N, Sarma M, Suharjo B. 2015. Strategi Pemasaran Produk Mainan Anak-Anak dari Limbah Kayu PT Safira Tumbuh Kembang. Jurnal Manajemen IKM. 101:59-72. Dolan RJ. 1991. Strategic Marketing Management. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Publications. Garthinda D, Aldianto L. 2012. Business Strategy Recommendation for Warung Lepak Restaurant Using Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM. The Indonesian Journal of Business Administration. 13:137-145. Ghozali I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamdani M, Nelly A, Santoso H, Cahyanto TD. 2013. Proses Bisnis Inkubator Teknologi. Tangerang Selatan: Balai Inkubator Teknologi-BPPT. Harsya TR. 2014. Masa Reses I Tahun Sidang 2014-2015 ke Provinsi Jawa Barat. Laporan Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI. Hubeis M. 2009. Prospek Usaha Kecil Menengah dalam Wadah Inkubator Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia. Iskandar AA, Raharja S, Sumantadinata K. 2013. Pengembangan Agribisnis Ikan Balita di UD Suhada Kabupaten Cianjur. Jurnal Manajemen IKM. 82:181- 189. Jannah UR, Suryahadi, Hardjomidjojo H. 2012. Strategi Pemasaran Wafer Ransum Komplit untuk ternak sapi. Jurnal Manajemen IKM, 81:57-70.