Data-data responden Strategi Pengembangan Produk Animasi Pt Ayena Mandiri Sinema (Kasus Tenant Di Balai Inkubator Teknologi)

55 Setelah dilakukan pemetaan preferensi mitra bisnis menggunakan Model Kano terhadap 4 empat atribut dalam film Super Neli. Atribut karakter tokoh super neli memiliki kategori must be yang dominan, 3D animasi dan sinematografi memiliki kategori must be dan one dimensional, isi cerita memiliki kategori must be dan pesan moral memiliki kategori one dimensional secara dominan. Selanjutnya untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen, dilakukan pemetaan atau mengelompokkan tiap atribut ke dalam kuadran model kano berdasarkan perhitungan Koefisien Kepuasan Konsumen atau Customer Satisfaction Coefficient CS-Coefficient yang terkandung dalam Tabel 15 dan kuadran Kano tersaji dalam Gambar 19. Tabel 15. Perhitungan CS-Coefficient dengan segmentasi B to B No. Atribut Produk A O M I Total Q R Category Kepuasan Ketidakpuasan A+OA+O+M+I O+MA+O+M+I 1 Karakter Tokoh 0 2 3 0 5 0 0 M 0,40 1,00 -1,00 2 3D Animasi dan Sinematografi 1 2 2 0 5 0 0 O atau M 0,60 0,80 -0,80 3 Isi Cerita 1 1 2 1 5 0 0 M 0,40 0,60 -0,60 4 Pesan Moral 0 3 1 1 5 0 0 O 0,60 0,80 -0,80 Jumlah 2,00 3,20 -3,20 Rata-rata 0,50 0,80 -0,80 K e p u a s a n Gambar 19. Kuadran Kano film Super Neli dengan segmentasi B to B Berdasarkan Kuadran Model Kano Gambar 19, atribut 3D animasi sinematografi dan pesan moral film Super Neli termasuk dalam kategori attractive dan one dimensional. Analisis untuk 3D animasi dan sinematografi adalah koefisien kepuasan konsumen akan meningkat tinggi apabila tampilan gerak tokoh animasi dengan 3D yang halus dan sinematografi film yang menarik serta bila tidak baik koefisien ketidakpuasan hanya rendah. Sedangkan analisis untuk pesan moral adalah koefisien kepuasan konsumen akan meningkat tinggi apabila terdapat nilai-nilai budi pekerti luhur yang disampaikan dalam film super neli. Kemudian untuk atribut karakter tokoh termasuk dalam kategori must be. Analisis untuk karakter tokoh adalah koefisien kepuasan konsumen akan tetap rendah apabila tokoh animasi Super Neli memiliki karakter yang sangat kuat, namun bila karakter tokoh Super Neli lemah maka koefisien ketidakpuasan akan tinggi. Atribut kandungan isi cerita termasuk dalam kategori indifferent. Analisis untuk isi cerita adalah koefisien kepuasan konsumen akan tetap rendah walaupun isi cerita film Super Neli sangat menarik dan koefisien ketidakpuasan konsumen akan tetap rendah bila tidak menarik. Analisis Bauran Pemasaran Produk Animasi Produk Produk yang dihasilkan oleh PT AMS adalah IP animasi dan jasa pembuatan animasi. Produk yang dihasilkan dari jasa pembuatan animasi dibuat berdasarkan permintaan konsumen. Sedangkan produk IP berdasarkan kemampuan kreativitas produsen. Jasa pembuatan animasi merupakan kegiatan produksi rutin yang dilakukan PT AMS, dikarenakan permintaan jasa pembuatan animasi lebih rutin dan proses produksinya lebih minimalis dibanding dengan produk IP sehingga dapat diselesaikan dengan cepat. Namun prospek bisnis produk IP animasi lebih baik dibanding jasa pembuatan animasi, hal ini dikarenakan produk IP animasi dapat memiliki diversifikasi produk dan prospek penjualan produk dapat lebih luas wilayahnya dalam rentang waktu yang lebih lama. Sehingga PT AMS melakukan strategi dengan memproduksi produk-produk jasa pembuatan animasi dalam rencana bisnis jangka pendek sedangkan produk- produk IP animasi merupakan rencana bisnis jangka menengah dan panjang. Berdasarkan klasifikasi produk menurut Tjiptono 2008, produk yang dihasilkan PT AMS adalah unsought goods berdasarkan barang konsumen, karena produk animasi pada umumnya konsumen belum terpikir untuk membelinya menjadi komuditas utama, hanya sebagai produk pelengkap. Sedangkan berdasarkan klasifikasi industri adalah capital items, membantu promosi produk utama. Dimensi mutu, keragaman produk turunan dan pelayanan yang baik dari produk IP animasi. Salah satunya adalah IP animasi Super Neli harus ditingkatkan kinerjanya dengan memperhatikan kekuatan atribut produk, baik karakter tokoh, tampilan 3D animasi sinematografi dan pesan moral yang memiliki kategori one dimensional secara dominan. Pelayanan jasa pembuatan animasi harus lebih ditingkatkan, karena usaha ini merupakan kegiatan rutin yang dapat mendorong berkembangnya produk-