Interaksi Lingkungan dengan Persyaratan Fisiologis

dan kecepatan transpirasi bertambah oleh penyediaan lebih banyak air untuk tumbuhan. Pengaruh ini dapat dilihat pada transpirasi kecepatan tinggi vegetasi perairan dan pohon-pohon yang beririgasi. Tetapi, bahkan pada kondisi ketersediaan air tanah tinggi, bila udara panas, berangin, dan kelembaban udara relatif rendah, transpirasi dapat melebihi penyerapan air, dan kelayuan serta penutupan stomata dapat terjadi. Hal ini selanjutnya, biasanya mengurangi hasil fotosintesis dan pertumbuhan. Bila pohon terkena kondisi penurunan ketersediaan air, proses pertama yang terhambat adalah transpirasi, diikuti oleh fotosintesis, dan kemudian respirasi. Sensitivitas pohon terhadap kenaikan kondisi stres sangat dipengaruhi oleh toleransi relatif tumbuhan yang dimaksud. Secara umum, telah ditemukan bahwa dengan potensi air tanah menjadi lebih negatif yaitu air tanah kurang tersedia, pohon yang lebih intoleran pertama kali menunjukkan pengurangan kecepatan transpirasi sebagai akibat kemampuan penutupan stomata yang lebih awal. Karena itu konservasi air melalui pengontrolan stomata secara genetis dan adaptif adalah sangat penting dalam mempengaruhi keseimbangan air internal tumbuhan yang tumbuh pada daerah dengan musim panas atau kering. Stomata merupakan mekanisme yang terutama bertanggung jawab menentukan keberhasilan ekologis berbagai tumbuhan sehingga berkembang memuaskan pada lingkungan relatif kering.

2.3.6 Interaksi Lingkungan dengan Persyaratan Fisiologis

Hal ini menjelaskan bahwa pohon sebagai komponen utama RTH melakukan interaksi lingkungan melalui proses fisiologis sehingga terbentuk keseimbangan ekosistem RTH yang pada akhirnya akan meningkatkan ekositem perkotaan khususnya Kota Bogor. Konsep pemersatu terpenting yang harus diketahui, yaitu konsep yang memberikan landasan terhadap semua konsep ekosistem adalah pengenalan bahwa tujuan utama mengetahui proses fisiologis pohon adalah untuk mengontrol pertumbuhan pohon, dan kemudian struktur dan komposisi tegakan, dan lingkungan. Tegakan adalah dinamis, karena itu perlakuan harus membantu perubahan. Satu-satunya cara untuk menjaga keseimbangan ekosistem RTH adalah dengan memahami cara interaksi genetis, fisiologis, dan lingkungan dalam mengontrol pertumbuhan pohon. Untuk tumbuh dengan sukses, pohon harus: Menghasilkan lebih banyak makanan dengan fotosintesis daripada kebutuhannya untuk menopang metabolisme dasar dan kompensasi terhadap respirasi. Mempunyai kontrol yang memadai terhadap rumah tangga air internalnya sehingga air dapat dikonservasi, sel dijaga pada turgor penuh, dan stomata terbuka pada periode cukup selama siang hari untuk produksi karbohidrat. Kita harus memilih genotip pohon dan menjaga lingkungan sehingga kedua persyaratan pertumbuhan ini dapat dipenuhi. Namun, kondisi yang sesuai untuk suatu proses fisiologis belum tentu sesuai untuk yang lain dan kita biasanya berhadapan dengan pemilihan kompromi lingkungan yang pengaruhnya terhadap seluruh bagian menguntungkan untuk tumbuhan secara keseluruhan. Sebagai contoh, kondisi yang cenderung memaksimalkan fotosintesis bruto seperti intensitas cahaya tinggi, stomata terbuka, dan permukaan daun yang luas dan terletak baik juga cenderung menimbulkan kecepatan respirasi dan transpirasi tinggi. Jelas, konflik dapat terjadi dan hanya dapat dipecahkan jika kita dapat meramalkan proses yang mungkin menjadi pembatas pada setiap situasi. Pada banyak tempat di Kalifornia, Utah, dan Idaho, sebagai contoh, bila presipitasi musim panas jarang, semua kematian pohon disebabkan oleh rumah tangga air yang jelek, respirasi berlebihan, atau faktor biotis eksternal seperti serangga, penyakit, dan hewan pemakan daun. Kemampuan fotosintesis biasanya tidak membatasi ketahanan hidup, konsekuensinya perlakuan persiapan lokasi mungkin menjadi lebih berhasil jika lingkungan mikro dimanipulasi untuk mengkonservasi air, menurunkan radiasi dan beban suhu, dan membatasi jumlah permukaan daun yang terbuka, meskipun kenyataan bahwa ini cenderung mengurangi fotosintesis. Kemampuan relatif tumbuhan untuk memproduksi karbohidrat yang memadai dan menjaga rumah tangga air yang memadai pada situasi tertentu kadang-kadang dinyatakan dengan istilah rasio fotosintesis neto transpirasi. Karena itu keseimbangan ekosistem RTH ditentukan oleh pertumbuhan tumbuhan pohon. Konsep pokok yang terlibat di sini adalah bahwa tumbuhan mungkin dianggap sebagai pemilik respon permukaan dimensi ganda yang dilukiskan terutama dalam pengertian fotosintesis neto, transpirasi, dan daya penghantar daun sebagai fungsi interaksi antara faktor-faktor lingkungan seperti intensitas cahaya, suhu, dan defisit tekanan uap air. Konseptualisasi in- teraksi ini memungkinkan kita untuk meningkatkan kemampuan tumbuhan tertentu untuk berkembang dalam lingkungan mikro tertentu. Sebagai contoh, intensitas cahaya dapat dimodifikasi dengan memanipulasi penutupan tajuk, ketersediaan air tanah ditambah dengan mengurangi persaingan tumbuhan, atau level suhu diubah oleh kontrol naungan. Penjarangan, pemupukan, penyemprotan, pemberian mulsa, atau pengguludan bertujuan pada hakekatnya untuk memperbaiki lingkungan operasional tumbuhan terpilih. Definisi yang tepat bagi setiap perlakuan dalam level atau intensitas dapat dibuat yang terbaik jika seseorang menyadari persyaratan fisiologis umum pohon terseleksi dan level faktor iklim mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan yang memuaskan. Jenis analisis yang sama adalah berguna bila mempertimbangkan pemilihan metode reproduksi yang paling cocok untuk menjamin regenerasi spesies tertentu.

2.4 Geographic Information System GIS